39. Rasa yang dipendam

324 34 1
                                    

➶ 2 tahun kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

➶ 2 tahun kemudian

Kini Sanji sudah menjadi budak selama 2 tahun 2 bulan, dan dua tahun terakhir ia belum bertemu dengan Ares.

Sanji tak tau apa yang membuat Ares tak mau menemuinya, setiap tidurnya ia berharap Ares datang memeluknya, namun semuanya tak pernah terjadi.

Baru pertama kali Ares tak segera penuhi janjinya, padahal Ares mengatakan jika dia senggang dia akan menemui Sanji.

Jujur, Sanji merindukannya.

Setiap ia memikirkan Ares air matanya langsung jatuh, ia lebih sensitif jika tentang Ares, kapan Ares menemuinya, kapan juga Ares akan menjemput nya kembali.

Akankah dia berbohong, apa dia sudah melupakan Sanji, apa dia bosan, apa dia punya pengganti Sanji, seseorang yang lebih cantik, lebih penurut, lebih lembut Sanji selalu resah jika memikirkannya.

Apa Sanji sudah tak cantik lagi.

Sanji juga tak selera makan akhir akhir ini, tubuhnya sedikit kurus.

Ia bahkan sering merawat dan merapikan rambutnya, ia juga sering membersihkan badan nya, karena mungkin tiba tiba Ares akan datang.

Sanji juga mengatakan ingin segera bertemu dengan Ares lalu kembali ke Germa waktu membuat permintaan didepan air mancur kota.

"Sanji." Lamunan Sanji buyar kerena ada yang memanggilnya.

Ah, itu Sabo.

Sekolah nya libur 1 bulan, jadi dia menghabiskan masa liburan nya di rumah kakeknya, dan setiap hari juga selalu menemui Sanji.

Garp juga tak bisa menghentikan aksi cucunya yang selalu saja menempel ke Sanji.

Sabo juga semakin lebih berani untuk mendekat ke Sanji, menyenderkan kepalanya ke bahu Sanji atau hanya sekedar menggandeng tangannya, Sabo juga sering makan bersama para budak hanya untuk menemani Sanji.

"Sanji." Sanji pun menoleh.

"Untukmu!" Satu bunga matahari diberikan kepada Sanji.

"Ini yang paling besar di kebun nenek, aku memetiknya untukmu."

"Bagaimana jika dimarahi?"

"Tidak akan." Sabo nampak menyakinkan Sanji, dan Sanji akhirnya menerima pemberian bunga dari Sabo, para budak lain nya yang melihat kemudian berbisik bisik.

Sanji sudah terbiasa akan hal itu.

"Terimakasih." Sabo tersenyum mendengarnya.

"Lalu Sanji, apa kau sudah selesai menyiram nya?"

"Memangnya kenapa?"

"Aku ingin meminta bantuan mu."

"Apa itu?"

"Aku ingin merapikan kamarku, buku buku ku semalam belum sempat kurapikan dan aku perlu sedikit bantuan mu."

"Aku bisa membantumu Sabo." Kaya nampak mengajukan diri, "aku sudah menyelesaikan pekerjaan ku di kebun."

DEMIGOD °zosan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang