45. Kartus as yang dibicarakan

291 33 0
                                    

➶ Instruksi keras untuk memecah kebisingan, para rakyat berada diluar istana menunggu sang Raja keluar, entah informasi penting apa yang akan di sampaikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

➶ Instruksi keras untuk memecah kebisingan, para rakyat berada diluar istana menunggu sang Raja keluar, entah informasi penting apa yang akan di sampaikan.

Banyak orang orang berimpit, berdesak desakan, menyenggol satu sama lain.

Panas terik di siang hari juga semakin membakar kepala, apalagi Sanji yang menutup seluruh tubuhnya dengan jubah.

Ia hampir gila disini, "pengeran? kau tak apa?" Law menyangga punggung Sanji yang sedari tadi terdorong kesana kemari.

"Tak apa, awasi saja jika ada yang mencurigakan."

Semenjak pagi tadi Ares sudah tak menampakkan batang hidungnya, entah kemana perginya tak pamit.

"Perhatian semuanya!!!"

Semuanya mendongak, menatap prajurit yang berteriak keras.

"Sang Raja akan segera keluar, diharapkan semua diam dan jangan ada keributan, jangan berdorong dorongan."

Semua nya pun diam.

Sosok yang sedikit bungkuk, pria berambut pirang sama seperti Sanji, nampak membawa tongkat berjalan dengan pelan.

"Apa?!" Sanji membelalakkan matanya, terkejut dan tak percaya, semuanya juga langsung hening tanpa suara satu pun.

"Pangeran?" Bisik Law.

"Mengapa pak tua itu disini?"

"Sudah lama sekali, aku tak melihat kalian para rakyatku yang kusayangi." Suaranya serak, pelan, dan lembut. Semuanya menganga mendengarnya.

"Maaf, jika aku disini membuat kalian bingung, aku ingin menyapa kalian semua."

Pelayan memberikan kursi untuk Judge duduk. "Aku akhirnya bisa bangun kembali dua hari yang lalu, dan nampaknya anakku sudah menggantikanku."

"Aku senang, Germa mendapatkan Raja yang baik."

"Banyak insiden besar yang kulewatkan, pembagian dua wilayah, dua Raja yang memimpin, Germa yang menjadi kerajaan besar karena putraku Sanji, dan berakhir perang saudara diantara keduanya."

Judge menghela nafasnya pelan, para rakyat terdiam tak ada yang berbicara.

Sanji mengepalkan tangannya kuat, untuk apa pak tua itu bangun.

Dan malah mengumpulkan semua rakyat untuk mendengar curhatan nya.

"Kalian menyukai Raja Ichiji?"

Masih tak ada suara.

"Bisakah aku kembali memimpin kalian?"

Semuanya kembali terkejut, suara berbisik bisik langsung terdengar ricuh.

Sanji yang paling terkejut diantara semuanya, ia mencoba memikirkan kemungkinan keputusan seperti apa yang di ambil kakaknya kali ini, apa dia menyerahkan tahtanya kembali ke ayahanda.

DEMIGOD °zosan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang