41. Malam penuh gairah

853 43 1
                                    

⚠️ Warning 18+ area

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠️ Warning 18+ area

➶ Kepala Sanji pusing merasakan miliknya dibawa sana terus saja diberikan nikmat oleh Zoro, kakinya yang ingin menendang langsung di tahan Zoro, buat Sanji benar benar tak bisa melawan.

Sanji kira Zoro akan langsung membawanya ke Germa, namun yang terlihat sekarang Zoro membawanya ke sebuah penginapan.

Yang diwilayah mana pun Sanji tidak tau.

Dan berakhir sekarang, udara dingin selalu menyapa tubuhnya yang tak berbusana, tangan Sanji terikat di kepala ranjang dengan bajunya sendiri, dan bagian bawahnya menjadi sasaran Zoro sedari tadi.

Kaki Sanji menghimpit kepala Zoro, merasa ia akan datang, dadanya membusung karena sudah tak tahan.

"Ares... aku..."

"Ahh!!" Putihnya pun datang, Sanji benar benar hampir kehilangan kuwarasan dengan permainan kali ini.

Ia pun menoleh ke Zoro yang kini sedang melepas bajunya sendiri.

"Ares lepaskan." Sanji berusaha untuk melepaskan ikatan di tangan nya.

"Iya, nanti akan kulepaskan."

"Sekarang." Rengek Sanji.

"Kalau sekarang aku tak mau."

Dua jari Zoro pun tiba tiba masuk kemulut Sanji, menyuruhnya untuk membasahinya.

Dan dada nya kini menjadi sasaran selanjutnya, tonjolan dadanya dihisap dengan kuat seolah berharap akan ada air susu keluar dari sana.

"Ahhh!..."

Jari Zoro pun keluar dari mulut Sanji, basah dengan air liurnya.

"Perlahan." Ucap Sanji, ketika Zoro yang meraba bagian belakang nya, satu jari masuk, Sanji menggelinjang tak nyaman, lebih dua tahun ia tak lakukan ini dengan Zoro membuat tubuh nya sedikit sensitif.

Satu jari lagi dimasukkan, Sanji terus terusan memanggil Dewa itu.

Merasakan kedua jari panjang Zoro yang keluar masuk disana, merenggangkan nya dengan amat kuat.

Zoro pun membawa Sanji untuk berciuman, dan menambahkan tempo yang cepat di jarinya, Sanji tak tahan. "Ah, ah, ah, Ares berhenti."

Dan tak lama Sanji mencapai putihnya lagi, nafasnya tersenggal senggal, bagian belakang nya juga terasa panas karena terus di gesek oleh jari Zoro.

"Hentikan pemanasan ini, masukkan saja." Ucap Sanji.

"Belum cukup, kau akan terluka nanti."

"Tak apa, masukkan saja."

Mendengar Sanji yang sudah tak sabar, kini Zoro pun sedikit lebih kasar untuk membuat milik Sanji longgar.

"Tahan." Zoro menambahkan satu jarinya lagi, kaki Sanji yang sedari tadi tak mau diam pun akhirnya dikunci Zoro agar tak terus menendang.

DEMIGOD °zosan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang