40. Seikat bunga matahari

420 37 3
                                    

➶ Setelah sekian lama menunggu, penantian menunggu kedatangan seseorang yang di idam-idamkan oleh Sanji kini tengah duduk diatas ranjang nya dengan senyuman lebar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

➶ Setelah sekian lama menunggu, penantian menunggu kedatangan seseorang yang di idam-idamkan oleh Sanji kini tengah duduk diatas ranjang nya dengan senyuman lebar.

Sanji lantas buru buru tutup pintunya, perasaan yang selama ini membuat hatinya resah pun terasa lenyap, lega dan juga sedih sampai tak kuat lagi untuk di tahan.

Pria yang nantikan kedatangan nya membawakan seikat bunga matahari kesukaan Sanji.

Sanji menjatuhkan diri di lantai, tangisnya pecah bahkan ia tak menyangka akan seperti ini, ia memegangi dadanya yang sesak.

Zoro menarik lengan nya untuk berdiri, dan sebuah pelukan erat kini Sanji dapatkan lagi setelah sekian lama, pelukan yang Sanji rindukan, pelukan yang Sanji ingin inginkan.

Sanji lantas memeluk leher Zoro sekuat sekuatnya, seolah tak membirkan Zoro melepaskan nya lagi.

"Apa kabar cantik."

Sanji semakin deras tangisan nya, ia bahkan tak mendengar sebutan itu setelah sekian lama.

"Maaf jika membuatmu sedih."

"Ares..." Sanji menyembunyikan wajah nya yang basah ke leher Zoro, "Ares.. Ares.. Ares.." Ucap Sanji pelan.

"Iya cantik." Sebutan yang disukai Sanji kembali terdengar.

"Kemana saja kamu?"

"Apa kau merindukanku?" Tanya Zoro.

Dengan malu malu Sanji lantas mengangguk buat Zoro terkejut, ia tak menyangka perpisahan nya dengan Sanji 2 tahun membuatnya sedikit ingin mengakui perasaan nya.

"Aku hanya menahan diri untuk tak menemuimu."

"Kenapa?"

"Karena aku ingin melihat perubahanmu Sanji, jika aku terus menemuimu bagaimana pelajaran hidup yang aku berikan untukmu itu sampai ke dirimu."

"Aku hanya ingin kau fokus pada kehidupanmu disini."

"Maaf jika itu membebanimu."

"Jadi apa kau sudah selesai membuatku menderita disini?" Zoro tersenyum menanggapi, "Apa disini sulit untukmu?"

Sanji menggeleng, "Tidak, tak masalah, aku mengerti."

"Aku mengerti kesulitan dan kerasnya para budak, aku juga mengerti bagaimana perasaan setiap budak diluar sana, kebebasan yang direnggut, hal yang selalu membebani pikiran mereka, mereka bahkan tak tau harus melampiaskan nya pada siapa."

"Terimakasih sudah mau menyadarkanku."

Zoro nampak puas mendengar ucapan Sanji, "Kau semakin lebih baik."

Zoro menarik dagu Sanji, membawanya untuk saling melampiaskan rasa rindu, kecupan demi kecupan, lumatan demi tumatan terasa sangat mendebarkan.

Sanji terus menekan tengkuk Zoro agar menciumnya semakin dalam.

DEMIGOD °zosan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang