2

21 1 6
                                    

Karena dirinya yang kotor dan bau, ia memutuskan berjalan kaki dari kampus-rumah, padahal jarak yang ditempuh cukup untuk membuat kaki melemah. Ia tidak mungkin naik bus dalam keadaan seperti itu, bisa dipastikan ia diusir jika naik angkutan umum tersebut.

Antara beruntung dan tidak, hujan turun sangat deras. Membuatnya basah kuyup hingga di rumah, namun jejak air got bersih total yah meski masih meninggalkan noda dan bau tidak sedap.

" aku pulang.... " ujar lea yang tidak ada sambutan.

Lagi, ia sudah terbiasa akan hal tersebut.

segera ia masuk ke dalam kamarnya, pergi ke kamar mandi guna membersihkan diri.

" hah... aku lelah... mau sampai kapan seperti ini... " ujar lea yang kini sudah berbaring di kasurnya sembari memegang silet di tangannya, namun ia simpan kembali.

Setiap dirinya stress berlebihan, ia akan merasakan sesak di dadanya hingga dirinya kesulitan bernapas, tak jarang ia akan mencari pelampiasan dari rasa sakitnya dengan melukai dirinya sendiri. Belum sampai pada tahap sayatan, ia hanya mengigit lengannya sendiri dengan kuat, menjambak rambutnya atau memukul kepalanya kencang, menancapkan kuku panjangnya pada bagian tubuh yang tidak terlihat untuk menyalurkan beban stressnya.

Berulang kali ia ingin menyayat dirinya, namun entah mengapa setiap benda tajam yang ingin ia goreskan ke kulitnya selalu dapat di tahan dengan baik.

Ia tidak tahu sampai kapan dirinya bertahan. Ia tidak pernah menjalani konsultasi dengan dokter lagi, hingga ia tidak tau kini stressnya dalam tahapan apa.

Yang ia tahu, cukup membeli obat yang sama seperti pertama kali ia konsultasi. Bukan tidak mau mengecek kesehatannya, namun untuk membeli obatnya saja ia sudah kesulitan apalagi untuk konsul.

Karena rasa lelah dan sakit di seluruh tubuhnya, lea memutuskan untuk memejamkan matanya. Masuk ke alam bawah sadarnya.

~~~~~~~~~~~~~~~~

" lea.. sini masuk, dingin diluar... " panggil sang bunda pada anaknya yang tengah bermain ayunan di halaman belakang rumah.

" baik bunda... "

" bunda udah buatin susu coklat kesukaan lea... ayo cepat diminum selagi hangat... "

" makasih bunda.... " ujar lea lalu meneguk susunya dengan cepat.

" enak bunda... dedek bayi cepat lahir ya, biar kita bisa main bareng... biar dedek bayi bisa rasain susu coklat juga... enak banget loh... " ujar lea sembari mengelus lembut perut sang bunda.

" hahaha... tentu kakak lea... "

.
.
.
.

" ayah, bunda! Coba lihat... lea juara satu di sekolah!' Pamer lea menunjukkan pialanya.

" apa kamu tidak lihat ayah sedang sibuk! Sana keluar!" Bentak sang ayah yang tengah sibuk dengan dokumen-dokumennya.

" bunda..."

" aduh jangan dulu, bunda sibuk nih... Gea rewel mulu dari tadi... " ujar sang bunda yang tengah menenangkan bayinya.

Dengan langkah gontai, lea berjalan ke kamarnya. Menutup pintu lalu menguncinya.

" tidak apa lea... ayah dan bunda lagi sibuk... kita coba lain hari ya... " ujar lea menyimpan pialanya di meja sembari mengusap air mata yang mengalir di pipinya.

.
.
.
.

" HUAAA!!! " tangis Gea kencang

" LEA KAMU APAKAN GEA!" bentak sang ayah.

" aku tidak melakukan apapun yah... tadi Gea lari-lari terus jatuh sendiri... "

" JANGAN BOHONG KAMU YA! KAMU PIKIR AYAH PERCAYA?! " ujar sang ayah lalu menampar lea kencang hingga hidungnya berdarah.

" DASAR ANAK PUNGUT GAK TAU DIUNTUNG! " ujar sang ayah lalu menggendong Gea keluar dari kamar.

.
.
.
.

" bunda? Ayah sama Gea udah berangkat?"

" iya, kamu mulai sekarang naik bus aja ya.. atau jalan kaki atau apalah terserah... kasihan ayahmu kalo harus antar kamu harus bolak-balik... kalian gak searah, beda sama Gea... "

" o.. oh... oke... "

" oh iya kamu kalo mau makan cari sendiri ya, bunda suka lupa kalo dirumah ini ada 4 orang... kan kamu udah di kasih uang jajan tuh, pakai yang betul...atau gak kamu masak sendiri deh, kan bahan semua ada di dapur... "

" iya bunda... lea ngerti, lea berangkat dulu bunda... "
.
.
.
.

" AYAH, BUNDA!!" teriak gea.

" kenapa sayang... "

" lihat kak lea, aku kan mau pakai  bajunya untuk ke rumah temenku tapi kak lea gak mau kasih... "

" KAMU INI YA! CEPAT KASIH!" bentak bunda.

" tapi kan ini punya lea.. Gea juga punya yang sama kok... "

" tapi aku maunya yang itu!" Ujar gea ngotot.

" CEPAT KASIH! ITUKAN AYAH YANG BELI! KAMU GAK ADA HAK!" bentak sang ayah lalu menarik baju yang di peluk oleh lea.

" nih sayang... pakai ya... " ujar bunda.

" makasih ayah, bunda..."

" kamu ingat ya, semua yang ada dirumah ini bukan milikmu! Sebagai anak pungut itu sadar diri lah sedikit... " ujar ayah lalu mengajak istri dan gea keluar.

.
.
.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Lea membuka matanya perlahan, melihat jam dimana sudah menunjukkan pukul 12 malam.

" aku tidur terlalu lama... " ujarnya sembari menatap keluar jendela yang sedang hujan deras.

.
.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Choice Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang