Malam itu lea memutuskan untuk berjalan-jalan santai. Entah mengapa dirinya butuh menghirup udara segar di luar, dirumah rasanya sangat pengap.
Sudah beberapa hari ia tidak mengkonsumsi obatnya, ia memang terkadang merasa stres namun tidak yang mengharuskan diri mengkonsumsi obat.
Lea merasa sedikit senang akan hal itu, namun ia tau jika hal tersebut hanya sementara karena kedepannya nanti pasti akan ada hal besar yang menanti dirinya.
Ia sudah biasa seperti itu, diberi istirahat sejenak dari lelah dunia lalu kemudian dihajar habis-habisan dengan takdir buruknya.
Kakinya menuntun dirinya untuk pergi ketempat biasa ia menyendiri, Sungai yul. Tempat ternyaman untuk menenangkan diri dari segala hiruk pikuk dunia.
Sungai yul adalah daerah yang dilarang oleh pemerintah setempat karena banyaknya rumor korban meninggal disana. Saat ia masih kecil, ia ingin bunuh diri disana. Namun dirinya digagalkan oleh sosok anak kecil laki-laki yang tidak sempat berkenalan.
lea terus-menerus kesana, berharap bertemu dengan anak tersebut hingga akhirnya tempat itu menjadi tempat terbaik baginya ketika ingin menyendiri.Karena rumor dan larangan pemerintah, membuat tempat tersebut tampak angker. Namun tidak bagi lea yang senang karena tidak akan ada satupun yang akan mengganggu dirinya disana. Terlebih lagi, tempat yang di takuti oleh orang-orang itu sangatlah indah dan tidak angker sama sekali.
Meski tidak ada satupun yang mengunjungi tempat tersebut, entah mengapa tempat itu tetap terawat dengan baik.
" seperti biasa... tempat ini tidak pernah berubah... " ujar lea memandang sekitaran sungai yul.
Namun pandangannya teralihkan pada sosok manusia yang tergeletak di bawah jembatan.
" apa itu orang? Kayaknya benar orang... apa orang itu bunuh diri?" Ujar lea panik, berlari cepat ke tujuan.
" ya ampun!! " teriak lea kaget setelah melihat sosok yang tergeletak di tanah itu bersimpuh darah, dengan luka dimana-mana.
Lea dengan cepat membalikkan badan oramg tersebut, membuat dirinya lemas ketika tau siapa sosok yang ada di hadapannya saat ini.
" cosplayer?! Cosplayer!! Apa yang terjadi!! " ujar lea panik sembari mengecek napas peter, membuat dirinya membeku.
Dia tidak bernapas.
" co.. cos... cosplayer... " ujar lea gagap.
Sungguh ia takut saat ini, ia tidak tau harus berbuat apa.
Namun rasa takutnya hilang seketika mendengar peter menggeram kesakitan.
" cosplayer?! Kau masih hidup?!! " ujar lea menepuk pelan pipi peter.
Peter membuka matanya perlahan, hingga dapat ia lihat siapa sosok yang ada disampingnya saat ini.
" kau? Cewek bodoh?" Ujar peter lemah.
Lea sedikit terkejut karena dipanggil bodoh tiba-tiba, rasanya ingin memukul orang di hadapannya. Ia kesal sungguh, namun rasa khawatirnya lebih besar.
" cosplayer? Apa yang terjadi padamu?" Tanya lea membantu peter yang hendak duduk.
" bukan urusanmu... "
" tch! Ayo kerumah sakit! Kau harus diobati! "
" kubilang bukan urusanmu! Pergilah... " usir peter.
" bagaimana bisa aku ninggalin orang yang terluka parah begini! Aku masih punya rasa iba tau! " ujar lea kesal.
( tch, menyusahkan wanita ini... lagian gue bukan orang bego... ) inner peter menggerutu.
" kupikir kamu udah meninggal, tadi... nafasmu udah gak ada lagi... " ujar lea membuat peter menghela napas lelah.
" apa kau tidak tau peraturan, ini tempat terlarang... "
" lalu bagaimana denganmu?! Kau sendiri juga melanggar aturan!! Sudah ayo, kita kerumah sakit!! " ujar lea hendak menyentuh peter, namun tangannya ditahan oleh seseorang.
" si... siapa kamu?" Tanya lea bingung melihat sosok berbaju serba putih dihadapannya, belum lagi wajahnya terlihat mirip dengan peter.
" pulanglah nona, ini sudah malam... biar aku yang mengurusnya... " ujar dikta dengan senyum manis.
" ta... tapi... " ujar lea terpotong.
" tenang saja, aku saudaranya... bukankah kami terlihat mirip? "
" i... iya sih... " ujar lea.
" pulanglah nona, berbahaya diluar sendirian malam-malam... " ujar dikta kedua kalinya.
" apa semua baik-baik saja?" Tanya lea yang dibalas anggukan oleh dikta.
" baiklah... permisi... " ujar lea lalu pergi dari sana.
" apa yang terjadi? " tanya dikta sembari mengecek keadaan peter setelah memastikan lea sudah pergi jauh.
" tidak tau, tiba-tiba ada yang menyerangku saat lengah... " ujar peter sembari menahan sakit.
" apa gerombolan? Jika hanya satu saja tidak mungkin kau terluka seperti ini... " ujar dikta yang dibalas anggukan oleh peter.
" ayo, kita sembuhkan dirimu... " ujar dikta hendak menggunakan kekuatannya untuk teleport.
" tunggu sebentar... " tahan peter.
Ia membuat satu kupu-kupu berwarna kuning keemasan yang bercahaya sangat terang. Lalu menerbangkannya ke tujuan.
" cewek itu bodoh... " ujar peter.
" kau mengkhawatirkannya bahkan dengan kondisimu yang lebih memprihatinkan?! " ujar dikta tidak habis pikir dengan kembarannya yang masih kepikiran memantau lea disaat kondisinya sendiri butuh perhatian.
" omong kosong apa itu?! Cepat bawa aku, aku sudah tidak kuat ini! " ujar peter membuat dikta mendengus.
Dikta dengan segera memegang tangan kembarannya, kemudian teleportasi.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Kupu-kupu peter terbang mencari sosok lea, mengikuti lea hingga sampai dirumah. Lalu menghilang setelahnya.
Lea yang terus saja kepikiran dengan keadaan peter, tidak sadar jika dirinya dibuntuti. Padahal biasanya ia paling peka dengan hal kecil apapun.
Entah benar karena kepikiran, atau kupu-kupu peter yang pintar menyembunyikan diri.
" kuharap cosplayer baik-baik saja... " ujar lea sembari memandang langit malam yang sedikit mendung.
.
.
.
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Choice
Mystery / ThrillerLea harus membuat pilihan setelah dirinya mengetahui masa lalu yang sebenarnya... Peter, sosok iblis yang menemani perjalanan si cantik lea karena wanita itu dapat melihatnya...