28

11 1 4
                                    

Ergghhm~

" kau sudah bangun? " ujar dikta pada lea yang tengah mengucek matanya.

" peter? " panggil lea bangkit dari tidurannya.

" gue dikta... bukan peter... " jawab dikta malas.

" oh? Maaf... gue sedikit sulit bedakan kalian... "

" gak masalah... " ujar dikta meletakkan makanan di nakas, samping tempat tidur.

" makanlah, setelah itu bersihkan dirimu... atau sebaliknya, terserah... "

" peter dimana? " tanya lea yang tidak merasakan keberadaan peter.

" doyan amat nyariin dia, naksir lo? " ujar dikta asal.

" apaan sih?!! Kagak!! Gue cuman nanya doang!! "

" ketimbang lu sibuk nyariin tuh anak, mending lo siap-siap dah... " ujar dikta membuat lea bingung.

" kenapa? "

" kita bakal hadirin acara penghormatan ayah lu... " ujar dikta membuat jiwa lea lepas dari raganya sejenak.

" maksud lo? " 

" sam, dia mati... " jawab dikta menatap datar lea.

" jangan bercanda!! Gue baru aja ketemu dia beberapa jam yang lalu!! " ujar lea bergumuruh.

" gue malaikat, dan gue gak suka jokes gak berkelas... "

" hiks, gak mungkin... apa-apaan ini!! Kenapa semua berjalan begitu cepat!! Gue baru aja tau siapa orang tua gue! Dan sekarang gue udah kehilangan ayah gue?!! Lelucon macam apa ini?!! "

" kenapa kalian mempermainkan nasibku!! " teriak lea frustasi.

Sungguh ia dibuat tidak waras hanya dalam sekejap dengan fakta-fakta yang baru saja ia terima.

" maaf lea... tapi semua itu benar adanya,  ayah lo telah tiada... lu ingat siapa yang bersamanya waktu itu? Dialah yang merenggut nyawa sam... iblis itu menginginkan mu... " ujar peter yang baru saja tiba setelah diobati, bersama dengan sky di belakangnya.

" darah campuran antara manusia dan iblis, itulah yang ingin ia rebut darimu... untuk kepentingannya sendiri... "

" ibu mati karena ngelindungi gue, dan sekarang ayah ikutan? Apa itu adil? Kenapa kalian gak serahin gue aja ke mereka!! Karena gue!! Banyak orang yang mati karena gue!! "

" ayah, ibu, sena, juny, kia... lalu siapa lagi setelah ini?!! Bahkan gea koma!! Dan itu juga pasti karena gue!! Iblis di dalam tubuh gea juga ngincar gue waktu itu!! "

" kenapa gak gue aja yang pergi!! " ujar lea menunduk dalam, tidak ingin menunjukkan wajahnya yang penuh air mata.

" kematian mereka bukan salah lo, tapi emang udah garis takdir... begitupun dengan lo... " ujar peter duduk di samping lea, mengenggam wajah wanita itu dengan kedua tangan untuk menatapnya.

" hidup dan mati udah di atur... dan itu adalah cara mereka menjemput ajalnya, jadi lo gak berhak salahin diri lo sendiri... "  ujar peter menghapus air mata lea dengan ibu jarinya.

" gue mau mati aja... gue gak bisa hidup kayak gini... "

" kalo lo mati terus siapa yang jagain dia... " ujar peter menunjuk gea dengan lirikan matanya.

Lea menatap wajah teduh gea yang tengah tertidur, hatinya terasa sesak melihat sang adik entah mengapa.

" dia bisa mengurus hidupnya sendiri, dengan ayah dan ibunya... "

" enggak, dia gak bisa... lo gak tau... yang selama ini dia butuhin itu elo... dia gak bisa kalo gak ada lo... lo gak tau kan seberapa uring-uringannya dia tanpa lo? Dia sayang sama lo... gimana jadinya dia kalo gak ada lo... ada lo aja dia hidupnya berantakan, apalagi lo tinggal? " ujar peter membuat lea menatap gea lekat.

My Choice Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang