Lea harus membuat pilihan setelah dirinya mengetahui masa lalu yang sebenarnya...
Peter, sosok iblis yang menemani perjalanan si cantik lea karena wanita itu dapat melihatnya...
" Ayah, bunda... Lea berangkat ya... " Ujar Lea yang tidak di gubris sama sekali oleh tiga orang disana.
Lea sudah terbiasa diperlakukan tidak adil dirumah, ia sudah terbiasa tidak dianggap ada oleh keluarganya.
Sedih? Tentu, namun ia tidak bisa memaksa kedua orang tua maupun saudaranya untuk sekedar melihat atensinya, karena dalam keluarganya ia hanyalah anak angkat.
Sudah diberikan tempat tinggal, dibiayai hidup dan pendidikan sudah cukup bagi Lea. Itu adalah sebuah rasa syukur terbesar bagi dirinya.
~~~~~~~~~~~~~~~
" Pagi bro.... " Sapa sunny, sahabat Lea di kampus.
" Yok lah, kebetulan juga gue belum sarapan... Lu ke kampus naek apa? "
" Naek bus, lagi malas bawa sepeda... " Jawab Lea santai.
" Ya udah pulang sama gua aja.. Bareng kita... "
" Bukannya lu ada janji ya sama anak lain untuk buat tugas? " Ujar Lea mengingatkan.
" Lah iya! Lupa gue... Sorry ya Lea... "
" Sans aja kali... Toh walaupun lo gak ada janji juga, males gue nungguin lu... Lama tau gak lu tuh... " Gerutu Lea ketika mengingat dirinya pernah berjam-jam menunggu sunny, anak fakultas seni.
" Ya maklum elah... Namanya juga lagi buat prakarya... Lu mau pesan apa? Gue pesenin.."
" Apa aja terserah yang penting cepet... "
" Oke, bentar... "
Ketika sunny pergi, dapat ia lihat tiga orang wanita menatapnya tajam. Tiga orang yang selalu membully nya di kampus karena dirinya yang miskin di kampus elit. Namun ketiga orang tersebut tidak pernah mendekat jika dirinya bersama sunny, mereka selalu menunggu di saat dirinya sendirian.
Tiga wanita tersebut berjalan mendekati Lea, membuat Lea memejamkan matanya sembari menghela napas lelah. Ia sudah bersiap atas apa yang akan di lakukan oleh ketiga orang tersebut.
" Ngapain dah lu? Meditasi? " Tanya sunny yang kini sudah berada di meja mereka sembari membawa sarapan.
Lea sontak membuka matanya setelah mendengar suara sunny, ia melihat kebelakang hingga dapat dilihat tiga wanita yang kini duduk tidak Jauh di belakangnya menatap penuh amarah.
" Gapapa... Makasih... " Ujar Lea lalu menyantap sereal nya.
" Ada apa dengan mereka? Mereka melakukan hal buruk? " Tanya sunny menyelidiki.
" Hah? Enggak tuh... "
Jujur ia takut jika sunny tahu perbuatan ketiga orang tersebut, pasalnya sunny tidak akan segan menyingkirkan siapapun yang berani menyenggol dirinya.
Seperti dulu, ketika ia membuat seseorang lelaki berengsek yang hampir memperkosanya sekarat dan masuk dalam sel.
" Jangan bohong denganku... "
" Tidak sunny, please berhenti berlebihan... "
" Aku hanya khawatir... Kau tau kan orang disini angkuh karena kekayaan mereka, dan aku benci itu... "
" Aku baik-baik saja... Cepat habiskan sarapan mu, bentar lagi masuk.. " Ujar Lea sembari menyuapi sunny sarapannya.
Ia bersyukur memiliki sahabat seperti sunny yang selalu ada untuknya, mereka sudah mengenal sejak di bangku SMA dan mengenal satu sama lain dengan baik. Meski tak banyak, karena Lea yang sangat baik menyembunyikan segalanya termasuk rasa sakit.
~~~~~~~~~~~~~~~
" Jadi ini kampus dunia manusia? Biasa saja... " Ujar peter yang kini memasuki kampus dengan pakaian serba hitamnya, jangan lupakan sayap yang bertengger di punggungnya.
Jika saja manusia dapat melihat nya, mungkin saja ia akan disangka cosplayer nyasar.
" Jail dikit boleh lah... " Ujar Peter melemparkan kaleng kosong ke salah satu mahasiswa hingga mahasiswa tersebut berkelahi dengan temannya.
Saat tengah melihat-lihat, pengelihatannya menangkap sosok yang sangat menarik perhatiannya. Aura negatif memenuhi wanita tersebut, yang saat ini berjalan pulang.
Peter memutuskan untuk mengikuti wanita tersebut hingga dapat ia lihat wanita itu ditarik ke dalam gang sempit oleh dua wanita.
" hebat ya... hari ini kamu berhasil menghindar seharian... " ujar sena yang kini menjambak kuat rambut lea, dapat dipastikan beberapa helai rambutnya rontok.
" kamu tuh udah miskin harusnya sadar diri!" Ujar juny sembari menumpahkan air got pada lea.
" tangan kotor ini tidak bagus untuk berprestasi... " ujar kia menginjak tangan lea hingga si empunya berteriak sakit.
" kau tidak mau memohon untuk berhenti?" Ujar sena mencengkram kuat rahang lea.
" memohon pun kau akan melakukannya lagi besok... " ujar lea angkuh.
" dasar jalang!" Bentak sena marah lalu mulai menendang lea bersama teman-temannya.
Setelah puas menyiksa lea, mereka pun pergi dari sana. Tak lupa melemparkan uang untuk biaya pengobatan.
Jika kalian pikir lea tidak akan mengambilnya, kalian salah. Dia memungut uang tersebut lalu menyimpannya dan benar-benar untuk membeli obat.
Obat yang harus ia konsumsi ketika penyakitnya kambuh, obat yang ia beli menggunakan uang jajan maupun uang dari para pembully karena orang tuanya yang tidak mengetahui penyakitnya.
psikosomatis, dimana ketika ia merasakan stress, ia akan sesak napas. Seperti sekarang.
Peter menyaksikan semuanya, namun ia hanya diam menatap lea datar.
" pekerjaan iblis, semakin ringan dari tahun ke tahun... " ujar peter lalu menghilang dari sana.
Entah mengapa ia merasa kesal melihat lea yang tidak membalas perbuatan para pembully dan justru menerima semua rasa sakit.
. . . .
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.