" aku yakin itu kamu... akhirnya ayah menemukanmu nak... " ujar sam menatap sebuah foto keluarga di genggamannya.
Yah sam berhasil, ia berhasil mempertahankan sedikit ingatannya tentang istri dan anaknya dengan bantuan sahabatnya yang kini sudah tiada.
Ia bertahan karena sosok anaknya yang diperkirakan masih hidup.
Puluhan tahun ia mencari keberadaan sang anak, namun tidak kunjung ia menemukannya. Hingga ia bertemu lea, sosok yang sangat mirip dengan sang istri.
Meski belum terbukti, namun firasatnya mengatakan jika lea memanglah anak kandungnya. Apalagi melihat lea yang dapat berinteraksi dengan para makhluk langit tanpa halangan.
Ia yakin, lea adalah keturunannya.
Darah iblis, ada di dalam darahnya.
Tok, tok, tok
" masuk... " ujar sam menyembunyikan fotonya.
" sky? " ujar sam bingung melihat ada malaikat lain ke wilayah iblis selain dikta yang sering berkunjung menemui kembarannya.
" ada yang perlu gue bicarain, dikta yang ngutus gue kesini... " jawab sky melihat kebingungan di raut wajah sam.
" ada apa? Dia baik-baik saja kan? " tanya sam penasaran.
" dia baik-baik saja, besok sudah bisa beraktivitas... gue cuman mau ngasih tau apa yang ingin dia sampaikan... "
" soal? "
" xiao... " ujar sky membuat sam mengerenyit bingung.
" ada apa? Bukankah dia sudah mati? "
" tidak, dia masih hidup... " jawab sky membuat sam terkejut.
" apa maksudmu?!! "
" seperti yang kau ketahui, dia memiliki banyak jiwa dari jiwa-jiwa yang ia renggut. Dan ia memiliki satu jiwa yang ia sembunyikan... dikta mengetahuinya setelah xiao lenyap... ia masih merasakan keberadaan xiao... apa kau tidak merasakannya? "
" aku sedikit merasa aneh melihat xiao yang mudah dikalahkan, tapi aku tidak berpikir jika masih ada satu jiwa xiao yang tersisa... aku tidak merasakan jiwanya... "
" dia menyembunyikan auranya dari kalian para iblis sepertinya, itulah mengapa kalian tidak dapat merasakannya... ku harap kau segera menemukannya, karena akan berbahaya jika dia sudah mendapatkan tubuh manusia sebagai tempat tinggalnya... " ujar sky memperingati.
" yah, akan segera ku kerahkan tim untuk mencarinya.. tapi ku harap pihak kalian bisa membantu, karena hanya kalianlah yang dapat merasakan auranya... "
" tentu, si bodoh dikta itu tidak akan melepaskan xiao begitu saja.. ia akan menyelesaikan misinya hingga tuntas... gue cuman mau ngasih kabar itu aja, gue pamit... "
" terima kasih... " ujar sam sebelum sky menghilang.
" huft~ masalah selalu saja ada... peter, kuharap anak itu bisa bekerja sama... "
~~~~~~~~~~~~~~
Saat ini lea tengah berada di sebuah cafe, saat dalam perjalanan pulang ia berpapasan dengan gea.
Adiknya itu mengajaknya untuk pulang, namun lea menolak karena sunny pasti akan marah.
Terlebih kedua orang tua angkatnya itu pasti akan menghajarnya karena sudah sebulan tidak pulang.
Jadi lea memutuskan untuk berbincang dengan sang adik di sebuah cafe yang tidak terlalu jauh dari apartemen.
Berjaga-jaga, agar dirinya bisa langsung pulang jika ketahuan keluar tanpa ijin oleh sahabatnya yang posesif itu.
" kakak apa kabar? " tanya gea menatap teduh sang kakak.
Adiknya itu selalu menghubunginya, namun ia tidak pernah bisa membalas karena ponselnya yang di sita oleh sunny.
Katanya ia tidak mau adiknya itu mengetahui dimana apartemennya. Sunny tidak mau di hampiri setiap hari oleh gea, sosok yang tidak pernah akur dengan dirinya dan sang sahabat sejak kecil.
" kakak kenapa tidak bisa dihubungi? Aku khawatir... " ujar gea.
( apa dia benar gea yang ku kenal? Dia bersikap lembut... tapi kenapa auranya berbeda... sedikit... gelap ) inner lea menelisik gea.
" baik, bagaimana dengamu? Ayah dan ibu? Mereka baik kan? "
" tidak, aku tidak baik kak... ayah dan ibu, mereka tetap seperti biasa... " jawab gea menggenggam tangan sang kakak.
" ada apa? Apa terjadi sesuatu padamu? " tanya lea melihat gea yang tampak ingin menangis.
" kak... aku membunuh.. " ujar gea lirih, takut ucapannya di dengar oleh orang lain.
Meski sesungguhnya itu tidak mungkin karena mereka mengambil tempat di pojok cafe yang tidak ada seseorangpun di dekat mereka.
" ap-apa kau bilang? " ujar lea berusaha memproses apa yang ia dengar.
" aku membunuh kak... tiga orang yang membully kakak, dan bukan hanya mereka... " ujar gea menunduk dalam.
Apa ini alasan sunny tidak membiarkannya pergi keluar tanpa seijinnya? Ia takut dengan gea yang menjadi pembunuh?
" kenapa kau melakukan itu?!! Mereka bukan hewan yang bisa kau buang nyawanya begitu saja! Mereka punya kehidupan! " ujar lea tidak habis pikir dengan kelakuan sang adik.
" aku gak tau kak... aku hilang kendali, seperti ada yang mengendalikanku... aku tidak sadar ketika membunuh... yang aku tau ketika orang itu membuatku marah, aku akan langsung kehilangan kesadaran.. tau-tau, orang itu sudah terbunuh oleh tanganku... aku tidak tau apa yang terjadi padaku kak... "
" adikmu milikku... " ujar gea dengan suara yang tiba-tiba sedikit berat, dan terdengar seperti laki-laki.
Ia juga dapat melihat aura sang adik yang kini berubah hitam pekat, jika sebelumnya ia melihat aura adiknya redup dan samar-samar kini ia bisa melihat dengan jelas.
" gea... " panggil lea berusaha menyadarkan.
" kau... memiliki darah iblis, siapa kau... "
Deg!
( darah iblis? Apa maksudnya? ) inner lea bingung.
" manusia darah campuran... " ujarnya menatap lea lekat dengan mata merah tajam.
" kau bukan gea! Kembalikan dia!! " ujar lea sadar jika sang adik dirasuki oleh sosok aneh.
" kembalikan? Dia milikku! Kau... jika aku memiliki jiwamu, aku pasti akan hidup abadi... " ujar xiao, sosok yang berhasil mengambil kesadaran gea.
Xiao hendak menggenggam leher lea, namun tangannya di tahan oleh seseorang.
Peter?
Kenapa ia bisa ada disini?" berani sekali kau membuat keributan disini xiao! " ujar peter dingin.
" oh... ku pikir kau sudah mati hihihi... " ujar xiao menyeringai.
" jangan harap kau bisa pergi setelah ini... " ujar peter membuat wilayah agar tidak terhubung dengan dunia manusia.
.
.
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Choice
Mystery / ThrillerLea harus membuat pilihan setelah dirinya mengetahui masa lalu yang sebenarnya... Peter, sosok iblis yang menemani perjalanan si cantik lea karena wanita itu dapat melihatnya...