10 | Pesta (2) :

1.1K 104 11
                                    

Boleh dong vote dan komentarnya

...

• p è s t à •

Perjamuan makan dan minum; perayaan

[01/11/2023]

...

Pandangan Giandra berkeliling. Ia mencari Aruna. Lima menit lebih gadis itu pergi dan belum terlihat kembali.

Arjuna juga pergi. Saudaranya itu tengah sibuk berbincang dengan Dana Adiwilaga, sang pemilik kampus. Sementara orang tuanya sibuk berbincang dengan orang tua Aruna.

Giandra terdiam beberapa saat. Kalau gue sama Aruna nggak jadi, apa mereka bakal tetep seakrab itu?

Kemungkinan terburuk, akan terjadi perang dingin antara Dirgantara dan Diwangkara.

"Malam, Kak Giandra." Seseorang mendadak datang dan menyapanya.

Dan demi kesopanan, Giandra membalas. "Malam." Sejenak, matanya kembali berkeliling, berusaha mencari sosok Aruna.

Laki-laki itu tersenyum, lalu mengulurkan tangan dan memperkenalkan diri. "Gue Kalingga, adik Kak Aruna."

Giandra membalas uluran itu. "Salam kenal, Kalingga." Senyumnya mirip Aruna, Giandra membatin.

Setelah berbincang dengan Kanaka dan Dareja, kini adik Aruna menemuinya. Giandra mengulas senyum simpul, merasa tertantang, gadis itu memiliki banyak penjaga di belakangnya.

Sayangnya, dugaan Giandra meleset. Kalingga datang bukan untuk memberi peringatan seperti Kanana. Pemuda ini datang untuk menawarkan persahabatan.

"Oh, itu urusan lo sama Kak Aruna, bukan urusan gue. Gue seneng kalau kakak gue juga seneng."

Begitu jawaban Kalingga ketika Giandra bertanya.

"Kalau misal gue sama Aruna putus?"

"Yaudah, terus kenapa? Gue sih nggak masalah. Kalau Kak Aruna sakit hati dan nangis, ya wajar. Dia punya perasaan. Gue bisa temenin atau hibur dia." Kalingga menghentikan ucapannya. "Tapi mungkin keluarga gue yang bakal keberatan."

Giandra manggut-manggut. Cara berpikir Kalingga mirip dengan Aruna. Meski pemuda itu lebih tak banyak peduli, tapi mereka sama-sama rasional.

"Kak Giandra," Kalingga menatap lurus Giandra. "Dari semua saudara gue, Kak Aruna yang paling punya hati."

Entah apa maksudnya, Giandra tak memberi balasan, tahu jika Kalingga belum selesai.

"Gue sama Mama bisa terima keputusan kalian nanti. Tapi yang lain, gue nggak bisa jamin mereka akan sependapat."

Giandra mengerti perihal akibat jika ia main-main dengan Aruna. Gadis itu benar-benar permata Diwangkara. Kekuasaan Giandra mungkin akan terbatas jika berhadapan dengan mereka.

Debaran jantung Giandra terasa lebih cepat. Ia tak menduga akan mendapat tantangan semenarik ini.

"Gue lihat Aruna belum balik?" Giandra tersadar. Air mukanya berubah serius. "Lingga, dia hubungi lo nggak?"

Kalingga langsung membuka ponselnya. "Nggak ada chat dari Kak Runa."

Setelahnya, Kalingga langsung pamit pergi. Giandra melihat laki-laki itu turun bersama Taraka, sedangkan Kanaka justru sudah tak terlihat. Namun, ketika Giandra menyusul, Arjuna mendadak menghadangnya.

"Lo kenapa sih, Jun?" Giandra mendorong bahu Arjuna, adiknya ini terus menghalangi jalannya. "Minggir."

"Lo panik."

DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang