Sekolah sudah selesai, semua siswa sudah bubar keluar kelas hanya sebagian saja anggota volly yang akan latihan untuk turnamen 2 bulan ke depan.
"Re, lo pulang duluan. Gue mau ke lapangan volly dulu," ucap Cilla pada Reva sambil merapihkan isi tas nya.
"Gue ikut dong!"
"Ngapain?"
"Mau liat Yusa," jawabnya sambil menampilkan sederet gigi putih miliknya.
Cilla menghembuskan napas panjang. "Lo jangan jadi fans Yusa kayak yang lain deh, Re."
"Mana bisaaa??? Lagian lo sebagai tetangganya apa nggak kecanto—"
"Ngga!" jawab Cilla cepat. "Yaudah, ayo!"
-----
Bangunan besar dengan barisan bangku tribun yang sudah diisi beberapa siswa yang menonton latihan volly cukup banyak.
Cilla dan Reva masuk sambil melirik ke kanan dan ke kiri mencari bangku yang kosong.
Cilla memilih bangku yang di bawah dan Reva ada di bangku belakang Cilla karna hanya bangku itu saja yang tersisa.
"Semangat ka Yusa!"
"Yusa semangat!"
"Aku yakin pasti menang kalo ada ka Yusa!"
"Ka Ares semangat!"
Banyaknya yang meneriaki Yusa tapi satu orang yang meneriaki Ares cukup menarik atensi Cilla. Gadis itu melirik seseorang yang baru saja meneriaki nama orang yang ia sukai —Ares.
"Eh? Lo temen deket Yusa kan?" celetuk salah satu dari siswi yang ada di dekat Cilla
Ucapan seorang siswi itu membuat banyak para siswi lainnya ikut membuat heboh.
"Beneran lo temen deketnya Yusa?"
"Yusa punya temen cewek?"
"Nomor sepatunya Yusa berapa ka?"
"Yusa suka coklat atau permen?"
"Minta nomor Yusa boleh ngga ka?"
Celoteh banyak siswi membuat kepala Cilla berdenyut. Ini berisik.
Tangan Cilla menutup telinganya dengan telapak tangan saat ia merasa ada yang tidak beres pada badannya.
Siswa yang berisik dapat menarik perhatian Ares. Lelaki itu menoleh ke arah keributan itu dan mendapati Cilla sedang dikerubungi bak lalat dalam sampah. Gadis itu terlihat tidak baik.
"Sa, Cilla!" tegur lelaki bermata sipit itu pada Yusa.
Tanpa pikir panjang Yusa langsung berteriak. "Jemi gantiin gue!" titah Yusa dan langsung keluar lapangan menuju ke arah Cilla.
Tangan besarnya dengan mudah membelah keributan yang mengitari Cilla dan dengan cepat membawa Cilla menjauh dari sana.
"K—kaki gue lemes," ujar Cilla dengan lirih namun dapat terdengar jelas di telinga Yusa.
Tanpa pikir panjang Yusa langsung menggendong Cilla ala bridal style dan membawanya keluar dari gor sekolah.
-----
"Tarik napas, buang!"
"Rilex. Udah tenang disini."
"Ambil napas panjang, buang."
Perintah yang Yusa katakan dengan patuh Cilla kerjakan tanpa membantah. Gadis itu bahkan tidak mengerti apa yang terjadi pada dirinya, seketika badannya lemas, sesak napas, kepalanya pusing seperti berputar dan pandangannya juga ikut kabur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Tetangga(?) [SLOW UPDATE]
Teen FictionTumbuh dan berkembang bersama akan jadi hal yang paling berkesan untuk Cilla dan Yusa. Hampir setiap sudut kota mempunyai kenangan yang mereka rajut bersama. Kerusakan hubungan mereka terjadi saat kebenaran tentang Cilla berhasil terbongkar oleh bom...