Bab 37

56 13 0
                                    

ATTENTION!!!

Aku minta tolong kerja samanya buat kasih vote di cerita ini kalau kalian suka sama ceritanya. Fungsinya bisa bikin cerita ini dikenal dan dibaca banyak orang😉

Jangan jadi siders ya sayang.

BUDAYAKAN VOTE SEBELUM BACA!!!

-----

Happy reading!!!

-----

Hari demi hari berhasil Cilla lewati tanpa ada lagi sosok Yusa di dekatnya. Bukankah itu kemajuan? Karna dirinya akan berpisah jauh dalam waktu yang cukup lama, jadi lebih baik terbiasa dari sekarang. Begitulah kiranya isi pikiran Cilla yang selalu denial bahwa dirinya sangat ingin mengantar Yusa ke terminal untuk yang terakhir sebelum akhirnya mereka benar-benar berpisah.

Namun, pagi-pagi sekali Cilla sudah lebih dulu meninggalkan rumah. Ia pergi ke suatu tempat tenang di pinggir danau dimana ia pernah mabuk disini. Note, tidak sengaja mabuk.

Cilla memandang kosong pantulan langit dari air danau yang bersih sambil duduk melamun di pinggir danau.

Ia menarik napas berat setiap kali mengingat ucapan bunda dan papanya.

"Kamu yakin nggak mau anter Yusa sebelum kalian bener-bener berpisah?" tanya Rania sambil mengelus punggung anaknya.

Devan mengangguk setuju. "Emosi boleh, tapi ini udah terlalu lama, sayang. Kasian Yusa nanyain kamu terus ikut nganter dia atau ngga besok," imbuh Devan.

"Bun, Pa. Bilangin ke Yusa, Silla besok ngga bisa nganter. Silla mau belajar sama Reva, karna dikit lagi Ujian Kenaikan Kelas," jawab Cilla dengan lembut namun perasaan kecewa itu masih tergambar dalam penuturannya.

"Yaudah, kalo kamu mau anter Yusa bisnya berangkat jam setengah 11, ya, sayang. Di terminal Raja Gengshi," ucap Rania.

Cilla berulang kali melihat jam yang melingkar di tangannya sambil kembali menatap air danau.

"Harusnya dia udah berangkat sih. Semangat kejar cita-cita, ya, Yusadama."

***

Gengsi adalah hal paling merugikan. Mungkin itu kalimat yang tepat untuk Yusa saat ini. Lelaki yang sudah duduk di bangku bis yang ia tumpangi sekarang.

Yusa menghembuskan napas pasrah karna harapannya akan bertemu Cilla sebagai ucapan perpisahan kini sudah pupus bersamaan dengan laju bis yang keluar dari terminal.

Berkali-kali Yusa menyesali keinginannya untuk berbicara dengan gadis itu, tapi sudah tidak berguna lagi. Hanya tertinggal satu harapan lagi untuknya agar bisa kembali dekat dengan gadis periang itu. Yaitu saat Yusa berhasil membawa Cilla ke UGM.

"Gue pastiin kita bakal ketemu di kampus yang sama, Bacil."

Roda bis sudah mulai berguling, berjalan keluar dari terminal. Di keadaan yang sama Cilla baru saja menurunkan kakinya di terminal tempat dimana Yusa berangkat.

Hanya selisih beberapa detik saja mungkin Yusa dan Cilla bisa bertemu, namun pak supir lebih memilih untuk tidak mempertemukan mereka.

Badan kecil Cilla berjinjit untuk mencari keberadaan Yusa pada bis-bis yang masih terpatri rapi menunggu penumpang. Tapi, takdir memang belum mengizinkan mereka untuk bertemu.

Pacar Tetangga(?) [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang