ATTENTION!!!
Aku minta tolong kerja samanya buat kasih vote di cerita ini kalau kalian suka. Fungsinya bisa bikin cerita ini dikenal dan dibaca banyak orang😉
Jangan jadi siders ya sayang.
-----
Terang lampu kamar Yusa masih menyala, menandakan yang memiliki kamar masih terjaga. Meja belajar yang langsung menghadap jalanan sepi menjadi pandangan yang cocok untuk Yusa merenungkan diri.
"Nggak boleh egois, Cilla juga berhak tau tentang ini."
Ucapan Venya terus terngiang di kepala Yusa. Cilla memang bukan siapa-siapa Yusa, tapi mengenai hal ini Cilla juga berhak tau karna bagaimanapun mereka sudah menjalani hidup bersama hampir 17 tahun lamanya tanpa berpisah.
Memang tiada pertemuan tanpa sebuah perpisahan dan mungkin sudah waktunya mereka untuk merasakan sebuah perpisahan untuk rindu yang mendalam untuk menciptakan pertemuan yang berkualitas. Tapi, apakah mereka sanggup untuk hidup tanpa satu sama lain?
Yusa mengacak surainya gusar dihadapkan situasi seperti ini.
"Belum lagi nanti dia di kelas 12 harus ngejar nilai untuk lulus SNMPTN, pasti kesusahan nggak ada gue," gumam Yusa.
"Anaknya biasa di anter jemput sama gue, nanti kelas 12 dia kemana-mana naik apa?"
"Dia kan bodoh kalo naik kendaraan umum."
"Belum lagi anaknya lupaan."
Yusa sibuk mengabsen kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi pada Cilla jika dirinya tidak ada, ia sampai lupa kalau dirinya juga bergantung pada gadis itu.
***
Di sisi lain gadis bersurai panjang yang tengah asik melihat info sekolah sambil tiduran dan mendengarkan lagu favoritnya.
Tak lama ponsel Cilla berdering saat Reva melakukan panggilan telpon dengannya.
"Halo, Sil? Lo baik-baik aja kan?"
"Baik ko, Re. Aman."
"Lo sadar nggak sih, lo di gendong sama Yusa! Cowok yang banyak diincer sama semua cewek di sekolahan kita!"
"Ralat, gue nggak termasuk. Tapi gue cukup sadar emang Yusa bisa dibilang ... ganteng."
"SUMPAH? LO BARU NGAKU NIH??? KEMANA AJA WIR!!"
Cilla menjauhkan ponselnya saat Reva menjerit yang membuat telinga Cilla sakit.
"Emang Yusa seganteng itu, mana act of service poll sama lo! GUE IRI TAU NGGAK!"
Cilla hanya terkekeh pelan mendengar celoteh Reva.
"Sil, apa nggak pernah terlintas perasaan suka kalo lagi sama Yusa??"
Pertanyaan macam apa ini? Ya emang setiap lawan jenis yang selalu bersama akan ada rasa cinta begitu? Melihat kelakuan Yusa setiap harinya saja membuat Cilla tarik urat terus, gimana mau suka?
"Re, gue mau istirahat dulu."
"Eh bentar lo belum jawab—"
"Bye Reva!"
Cilla menutup ponselnya sepihak yang padahal Reva masih ingin mengulik lagi persahabatan antara Cilla dan Yusa.
Gadis itu kembali mengotak-atik ponselnya dan berakhir di room chat seseorang dengan status online.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Tetangga(?) [SLOW UPDATE]
Teen FictionTumbuh dan berkembang bersama akan jadi hal yang paling berkesan untuk Cilla dan Yusa. Hampir setiap sudut kota mempunyai kenangan yang mereka rajut bersama. Kerusakan hubungan mereka terjadi saat kebenaran tentang Cilla berhasil terbongkar oleh bom...