Part ini di update karna udah terlalu lama di draft. Buat yg masih siders minta kesediaannya untuk vote cerita ini, ya! Karna aku punya target sendiri agar cerita ini terus berkembang.
Kasian yang udah vote dan nunggu update sedangkan target vote belum tercapai karna banyaknya siders.
Sebelum lanjut baca aku minta kesediaannya untuk vote terlebih dahulu, ya!
Terimakasih
-----
Perang Dingin
-----
Happy reading!
***
Cilla menutup rapat pintu kamarnya lalu merebahkan dirinya diatas kasur, menatap langit-langit kamarnya yang kosong. Gadis itu membuang napas panjang dan memiringkan badannya ke arah jendela.
Tapi perhatiannya teralihkan saat melihat kotak kayu kecil diatas meja belajarnya. Gadis itu bangun untuk melihat apa yang menarik perhatiannya itu.
"Untuk merayakan masa kecil lo," gumam Cilla saat membaca note yang berada di atas kotak kayu itu.
Cilla membuka kotak musik itu dan memutar tuas yang ada di samping box.
Lantunan musik Twingkle Little Stars muncul dari musik box itu seiring dengan putaran pada tuas yang Cilla pegang.
Bayangan masa kecil Cilla berputar di kepalanya, bagaimana ia begitu akrab dan dekat dengan laki-laki yang kini sudah membuatnya kecewa.
Cilla menutup kotak musik itu saat sadar dirinya hampir luluh.
"Setidaknya kasih dia pelajaran dulu buat nggak sembunyiin sesuatu dari gue, baru gue bisa maafin dia!" seru Cilla sambil memegang kuat musik box tadi dan meletakkannya jauh di dasar lemari miliknya.
***
Di atap yang berbeda ada seseorang yang tengah berusaha fokus belajar walau pikirannya begitu terganggu dengan pikiran-pikiran negatif yang bernaung di kepalanya.
Yusa berdecak sebal sambil menutup buku belajarnya lalu keluar kamar berharap dapat menyegarkan pikirannya.
Ruang tamunya sudah gelap tanda Venya dan Haris sudah masuk ke kamarnya untuk tidur. Kaki panjang Yusa berjalan ke arah dapur, membuka kulkas dan menenggak habis botol soda yang sengaja ia stock untuk di rumah.
"Gimana gue mau kuliah di UGM dengan tenang kalo lo marah sampe segininya sama gue, Cil?" gumam Yusa sambil meremas botol soda yang kosong tadi.
Yusa membuka layar ponselnya dan menatap kosong ruang chatnya dengan Cilla. Berkali-kali Yusa mencoba untuk mengetik sesuatu disana namun berkali-kali juga ia hapus pesannya dan gagal ia kirim.
Yusa terkekeh pelan. "Segitu pengecutnya gue sekarang, Cil."
***
Hari kedua try out kelas 12 masih berlanjut. Hari kedua ini sudah terlihat antusiasme para murid yang datang lebih awal untuk belajar atau berdiskusi bersama teman lainnya.
Semuanya terlihat sibuk, kecuali Yusa. Lelaki itu hanya sibuk dengan isi kepalanya yang tak terasa tangannya justru meremas buku yang ia pegang.
"Tusa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Tetangga(?) [SLOW UPDATE]
Teen FictionTumbuh dan berkembang bersama akan jadi hal yang paling berkesan untuk Cilla dan Yusa. Hampir setiap sudut kota mempunyai kenangan yang mereka rajut bersama. Kerusakan hubungan mereka terjadi saat kebenaran tentang Cilla berhasil terbongkar oleh bom...