Part 33

257 31 4
                                    

WAOW!! Kalian berhasil kasih 10 komentar!

Selamat! Akses untuk part berikutnya udah bisa kalian baca!

-----

Asing?

-----

Happy reading!

***

Kuda besi hitam metalik milik Yusa berhenti di salah satu rumah yang berada di komplek perumahan yang jarak tempuhnya cukup jauh dari sekolah.

Yusa melepas helmnya sambil menekan bel rumah Reva.

"Cari siapa, ya, mas?" tanya wanita paruh baya yang membuka gerbang dengan pakaian daster dan serbet di tangannya.

"Saya temennya Reva, bu. Revanya ada?"

"Oh, mba Reva keluar, mas. Sudah dari jam 10 yang lalu bawa mobil," jawab wanita itu dengan logat jawa khas miliknya.

"Oh gitu. Yaudah makasih, ya, bu."

"Nggeh, mas."

Yusa menghela napas panjang sembari memikirkan kemana gadis itu pergi. Cilla adalah gadis manja namun tidak suka menyusahkan orang lain kecuali dirinya dan Reva. Jika ia mau mengunjungi Reva ia pasti menggunakan g*jek, namun jika Reva juga tidak berada dirumah kemungkinannya adalah mereka pergi keluar.

Yusa membuka aplikasi Twitter untuk melihat postingan gadis berambut pendek yang selalu update dimana pun ia berada, berharap menjadi jawaban dimana ia bisa menemukan Cilla.

Yusa membuka aplikasi Twitter untuk melihat postingan gadis berambut pendek yang selalu update dimana pun ia berada, berharap menjadi jawaban dimana ia bisa menemukan Cilla

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kesini lo?" gumam Yusa kemudian ia menjalankan motornya pergi menuju lokasi dimana Reva berada.

***

"Asumsi lo ke gue jelek banget, ya?"

Suara bariton yang sangat Cilla hapal itu menarik atensinya. Cilla menengok ke sumber suara dimana orang yang ia sebut-sebut tadi kini sudah berdiri di belakangnya dengan masih menenteng helm dan masih menggunakan sarung tangan motor miliknya.

"Pulang!" ujar Yusa sambil menarik Cilla untuk pulang.

Cilla menghempaskan tangannya agar terlepas dari cekatan Yusa. "Punya hak apa lo nyuruh gue pulang?!"

"Sekarang berani nuntut hak sama gue? Oh, udah berani juga reject panggilan gue?"

Seketika ruangan ber-AC pun tidak terasa dingin. Reva yang tidak tau mau bersikap bagaimana hanya berdiri mematung melihat perdebatan diantara sahabatnya ini.

"Jelas. Lo aja bisa ngga kasih tau gue kalo mau ke UGM kan? Gue juga bisa dong nggak nurutin apa mau lo?" tantang Cilla.

"Pulang! Kita bahas itu di rumah."

Pacar Tetangga(?) [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang