Risky &dea (26)

252 8 0
                                    

"Kita hidup di zona harus tebal telinga, karena satu mata yang melihat seribu bibir berbicara"

🌳🌳🌳🌳











































Bissmillah

















































Sudah tiga hari dea tinggal bersama keluarga risky, sudah tiga hari juga dea tidur di sofa, risky menyuruh gadis itu untuk tidur di ranjang tapi di tolak oleh Dea

Sekarang mereka tengah berada di sekolah. Dea bersama teman-teman nya berada di lapangan basket mereka sedang menyaksikan pertandingan bola basket antara kelas mereka dengan kelas XII IPS 1

"Risky nggak main? " tanya seorang gadis yang duduk di depan mereka itu. Dea bersama temanya lebih suka duduk di belakang di banding di depan karena itu akan membuat Dea tidak nyaman karena tentu saja mereka akan di perhatikan

"Kepo banget sih" gerutu tina yang kesakitan mendengar celotehan serta teriakan para gadis yang berada di sini

Semua kursi penonton di penuhi oleh para kaum hawa bagaimana tidak setiap kali risky dan kawan-kawan main basket maka lapangan tersebut akan padat oleh banyaknya penonton dan rata-rata kebanyakan perempuan dibanding laki-laki

Dea melihat ke seluruh penjuru lapangan penuh, dan para gadis memegang sebuah tulisan dan itu semua ada nama suaminya risky pantas saja kaum hawa begitu menyukai serta mengagumi suaminya toh risky tampan dan kaya siapa pun pasti akan terpesona oleh nya

"De, lo mau minum" ucap indah yang menawarkan minuman dingin pada Dea, gadis itu menggeleng tanda menolak

"Mari kita saksikan sebentar lagi pertandingan yang begitu menegangkan serta membuat para gadis yang akan berteriak hari ini. Pertandingan antara kelas XII IPA 3 vs XII IPS 1"

"Tegang dari mana, biasa aja tuh"celetuk tina yang lagi-lagi bicara membuat teman-teman nya menatap dirinya

" mari kita sambut XII IPS 1"

prokkkk

Prokkkk

suara tepuk tangan yang di tujukan pada kelas XII IPS 1 yang baru saja memasuki lapangan di susul kelas risky di belakang

"Inilah dia yang di tunggu-tunggu kedatangannya beri tepuk tangan yang meriah untuk kelas XII IPA 3"

prokkkk

Prokkkk

Gemuru suara tepuk tangan serta teriakan histeris dari para siswi yang ada di sana membuat Dea menutup telinga berisik sekali.

"Ya Allah suami gue"

"Gantengnya nggak ngotak"

"Kekasih gue"

"MasyaAllah"

"Kaya apotik tutup nggak ada obat"

"Gue mau kaya risky"

Kira-kira seperti itu suara para gadis yang memuja seorang risky. Dea hanya mendengarkan saja ia melihat suaminya yang berjalan dengan wajah datar plus dinginnya itu.

Semua mata tertuju hanya pada suaminya seorang, cemburu tentu toh risky suaminya siapapun yang berada di posisinya pasti akan cemburu karena para gadis hanya menatap suaminya seorang tatapan mereka juga seolah ingin memiliki risky seutuhnya

Risky &deaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang