•••••••••
°°°°°
Adel tersentak sadar, dia melayang di sebuah tempat yang penuh dengan glitch seperti sebelumnya. Dirinya berdiri melayang dan melihat sekitar, kepalanya mulai pusing dan di sampingnya ada seseorang yang duduk di sebuah meja, orang itu tersenyum sambil melihatnya."Sebelah sini," Adel menoleh ke kanan.
"Siapa kamu?" tanya Adel masih memegang kepalanya.
Orang itu melayang ke arah Adel dan berhenti di depannya. "Aku Kai, pemilik dimensi ini," ucap orang itu memperkenalkan dirinya sebagai Kai.
"Kai?"
"Hm, prince Kai dari desa Marker,"
"Marker? Itu kota tinggal aku,"
"Hm, iyakah? Sekarang sudah jadi kota? Wah!" Kai merekahkan senyumnya, sementara Adel masih kebingungan.
"Ini tempat apa?" tanya Adel.
Kai membaringkan tubuhnya sambil melayang, dengan kedua tangan yang dia jadikan bantal. "Dimensi Marglitele," ucapnya.
"Hah, nama apaan itu?"
"Nama tempat ini," jawab Kai duduk melayang dengan kaki yang menyilang.
"Terus, glitch ini? Kenapa aku nggak kena efeknya?"
"Karena kamu layak,"
"Maksudnya?"
"Kamu layak punya dimensi ini, kalau kamu ingin berkembang, kamu bisa menggunakan dimensi ini untuk mengasah kemampuan kamu yang masih amatir itu,"
Adel sedikit mengerutkan hidungnya saat mendengar kata 'amatir'.
"Aku punya pertanyaan,"
"Ah, waktuku sudah habis. Lihat aku"
"Hm?"
"Pokret,"
Tik
Adel tersadar dengan napas yang tidak teratur, di depannya ada dua orang gendut yang dia temui tadi. Lalu melihat tangannya, sebuah cincin terpasang di jari tengah tangan kirinya.
"Akh," kepalanya tiba-tiba pusing, Adel berusaha berdiri dan mendongak ke atas.
Thak
Adel menoleh cepat saat mendengar sesuatu, alisnya terangkat ketika lilitan akar yang menyelimuti pilar kayu perlahan terbuka.
Tatapan tidak percaya, dia melihat Flora dengan wajah tenang saat keluar dari selimutan akar tersebut. Adel tersenyum dan segera menghampiri gadis itu.
Grep
Adel mendekap Flora sesaat sebelum gadis itu terjatuh, napasnya tersengal dan sebuah bulir air lolos dari matanya.
"Flora," lirihnya sambil mendekap Flora lebih erat.
Adel menangis, dia lega Flora baik-baik saja, dia lega bisa bertemu dengan gadis itu. Adel menangis tersedu-sedu sambil meringkuh tubuh kecil Flora yang tidak sadarkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Protector of Snaga (HIATUS)
RandomPara remaja yang dipanggil ke dunia bernama Snaga, untuk mewarisi kekuatan sebagai pelindung tempat tersebut. Voting dan komen cerita ini kalau kalian suka atau penasaran. Difollow juga boleh, jika kalian berkenan, hehe ... Sudahlah, itu saja. Ti...