27.

976 87 5
                                    

•••••••••


°°°°°


Schwing

 

"Ini tidak ada gunanya, Fan!" seru Wedhi setelah beradu senjata dengan orang yang dia panggil Fan.

"Diam kamu!"


Set

Scrang


"Kamu di manipulasi!"


Wush




"Semuanya sudah jelas, Wedhi." Fan menatap Wedhi.

"Raja kita terlalu lemah!" lalu Fan melompat ke arah Wedhi.

Mereka berdua saling beradu senjata dengan sengit di tengah kekacauan perang pada dini hari itu. Fan salah seorang pasukan pemberontak bertarung dengan teman sedesanya, Wedhi. Dulunya mereka adalah dua prajurit kebanggaan Kerajaan, namun karena perbedaan pandangan, membuat mereka bersitegang.

"Raja bukan orang lemah!"



Scring


"Raja hanya ingin rakyatnya bahagia, harusnya kamu tahu itu, Fan!"

Tap



"Bahagia? menghancurkan sumber ekonomi dan mata pencaharian rakyatnya kamu sebut itu bahagia?!"

"Itu demi kemakmuran Kerajaan, Fan!"

"Kemakmuran yang berujung pada kehancuran!" Fan berlari ke arah Wedhi, dia bersiap dengan kuda kudanya dan mengayunkan pedang ketika laki-laki itu datang.



Blam!




Mereka berdua terpental setelah dihantam oleh sebuah gada, lalu Mangkel datang dengan angkuh dan melihat kekacauan sekitar.

Fan berdiri dan melihat Mangkel, tatapannya tajam ke arah orang itu. Di belakang Mangkel, Wedhi berdiri melihat temannya.

"Oi, kenapa belum kamu bunuh dia, ha?!" Mangkel membentak Wedhi.

"Beri aku waktu," Wedhi berlari ke arah Fan.

Fan tercekat saat tiba-tiba Wedhi ada di sampingnya sambil mengayunkan pedang, mereka sempat berkontak mata dan sama-sama memasang ekspresi terkejut.

"Maafkan aku, Fan" Wedhi bergumam, sambil menebaskan pedangnya.




Slash





"Argh!"

Wedhi berdiri tanpa ekspresi setelah berhasil menebas Fan tepat di depan Mangkel, orang itu tersenyum dan terbang ke medan pertempuran lain. Setelah kepergian Mangkel, Wedhi melihat tubuh temannya yang tidak sadarkan diri, darah mulai keluar dari perut laki-laki itu akibat dari tebasannya.

Wedhi jatuh tersimpuh dan mengeraskan rahangnya, dia menahan emosi sekuat mungkin agar tidak keluar.

Sebuah bayangan hitam muncul di belakangnya, ternyata Kabum yang baru saja kembali dari penjara Kerajaan. Dia melihat situasi yang terjadi, dan dapat menyimpulkan bahwa Wedhi baru saja membunuh seorang pasukan pemberontak. Kabum tersenyum simpul dan mulai melakukan aksinya, bertarung dengan puluhan pasukan pemberontak di lokasi tersebut.

Wedhi yang berhasil menahan amarahnya kembali berdiri dan melihat Kabum membantai semua pasukan pemberontak serta pasukan kerajaan dalam waktu sekejap. Wedhi kembali mengambil pedangnya dan berlari ke medan perang melakukan tugas sebagai anak buah Mangkel.

The Last Protector of Snaga (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang