•••••••
°°°°°Dor!
"PIRANG!" Pelege berteriak menembakkan pistolnya ke arah Chika yang tengah berlari.
Chika terkesiap saat desingan peluru melintasi indra pendengarnya. Kemudian, dirinya dengan cepat berbelok ke salah satu lorong untuk menghindari kejaran Pelege.
Pelege keluar dari lorong dan menembakkan pistolnya kembali ke arah lorong yang di lewati Chika. Dia mendecih sesaat, memasukkan pistolnya, lalu mengeluarkan pedang.
Pelege mengayunkan pedangnya dan mendorong benda tajam itu ke depan, lalu, sebuah gelombang pasir mengitari pedangnya secara spiral. Matanya menatap tajam ke lorong, sebelum tangannya bergerak menusuk udara.
"Hukaseka!"
Gelombang pasir yang mengitari pedangnya, melesat ke arah lorong tempat Chika berlari, dengan bentuk seperti ular gurun yang siap memangsa buruannya.
Chika yang tengah berlari, tidak sengaja menoleh ke belakang. Matanya membulat saat melihat seekor ular besar siap melahap dirinya. Gadis itu berteriak dan menambah kecepatan larinya, kepalanya mendongak ketika ular itu berada di atasnya, melesat turun secara spiral mengepung pergerakan Chika.
Chika mengeluarkan dua kapaknya, dengan napas tersengal dia berjaga-jaga, sekilas matanya melirik ke sebuah pintu saat putaran ular itu semakin menyempit, dia berencana masuk ke ruangan itu setelah berhasil keluar. Tangannya memegang erat kapak, Chika memutar tubuhnya untuk menciptakan putaran api dari benda tajam tersebut.
Wrush!
Ular itu mendesis, dan tidak lama lenyap menjadi pasir. Chika tersenyum dengan mulut terbuka, caranya berhasil untuk menghalau lilitan ular itu. Namun, kesenangannya hanya sementara, pasir bekas ular yang menguap tadi, dengan cepat menangkap tubuh Chika. Gadis itu terkejut, menjatuhkan kedua kapaknya, dia mendesah kesakitan saat di remas oleh pasir tersebut.
Dari belakangnya, muncul Pelege dengan tangan yang mengepal. Dia berjalan perlahan ke depan Chika sambil menyeringai.
"Akhirnya, tertangkap juga kamu." Pelege menarik kepalan tangannya seperti gerakan mengunci. Kemudian mengeluarkan pistol, dan mengarahkan benda tersebut ke arah Chika yang mengerang kesakitan.
Sambil meringis, Chika memikirkan cara untuk lepas dari remasan pasir Pelege. Dia melihat kedua kapaknya yang tergeletak di lantai, lalu melihat pintu ruangan itu lagi, di kanan Pelege berdiri.
"Aku bisa meledakkan ruangan ini buat kamu kabur, Chika."
Suara Chanyeol dari alam bawah sadarnya terdengar. Chika menggeleng cepat, keringat mulai bercucuran, remasan pasir itu semakin kuat. Dia melihat Pelege yang tersenyum aneh menatapnya.
Desahan keluar dari mulut gadis itu, disertai dengan batuk darah. Pelege yang melihat itu, mengangkat satu alisnya, dia sedikit heran dengan reaksi Chika barusan.
"Cuma ini kekuatan kamu, pirang?" tanyanya ke Chika yang tidak mengacuhkannya.
Saat Pelege bicara, tubuh Chika mulai panas. Perlahan muncul asap di remasan pasir itu, Chika yang merasakan hal tersebut, lantas meringis menahan suhu panasnya. Dia berpikir bahwa Chanyeol akan meledakkan ruangan ini, namun pikirannya keliru saat suhu tubuhnya kembali turun.
"Masih ada waktu sebelum matahari terbit, awalnya aku mau bertarung dengan kamu di tempat ini. Tapi, setelah melihat kamu tertangkap dengan mudah, hasrat bertarungku sudah hilang, pirang." tangan Pelege yang memegang pistol, mulai mengarah ke kepala Chika.
![](https://img.wattpad.com/cover/352627127-288-k801477.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Protector of Snaga
De TodoPara remaja yang dipanggil ke dunia bernama Snaga, untuk mewarisi kekuatan sebagai pelindung tempat tersebut. Voting dan komen cerita ini kalau kalian suka atau penasaran. Diikuti juga boleh, jika kalian berkenan, hehe ... Sudahlah, itu saja. Tik...