•••••••••
°°°°°°°
"K-kamu?!"
Seseorang itu menyeringai aneh, menyimpan senjatanya dan menghampiri mereka bertiga.
"Siapa?" Christy bergumam, meneliti wajah orang itu.
"Dia yang di hutan Ziran, masa kamu lupa?" Ashel menanggapi ucapan Christy tanpa sengaja, gadis petir itu hanya menoleh sekilas dan memperhatikan pria dengan rambut acak-acakan tersebut.
"Kenapa kamu serang kita?" Flora bertanya, ke pria yang jauh lebih tinggi darinya.
Pria itu tertawa kecil, menyisir rambutnya ke belakang menggunakan tangan.
"Siapa yang kamu maksud, gadis kecil. Hutan Ziran? Aku tidak pernah mendengarnya,"
"Nggak pernah dengar?" Christy melangkah maju, "Kamu sama kakek polos itu aja udah kayak penghuninya, masa nggak tahu hutan itu sih?" ujarnya.
Pria itu mengangkat alisnya singkat, lalu menggaruk tengkuk yang tak gatal sambil tertawa.
"Ah iya, aku ingat! Kamu yang dekat dengan Rika itu, kan?" pria itu menunjuk Christy, berkedip dua kali.
"Kak Chika! Bukan Rika! Kamu benar-benar hiih! Tampilannya aja muda, ternyata otaknya tua!" pria itu tersentak mendengar balasan Christy.
"Ahaha ... maafkan aku," pria itu tertawa canggung.
"Heh! Kamu belum jawab pertanyaan aku! Kenapa serang kita tadi?!" Flora yang di abaikan, melompat-lompat agar terlihat oleh pria itu.
Pria itu berdehem, "Soal itu? Itu hanya sebatas tes saja dariku, aku melakukannya karena ingin melihat kepekaan kalian saja," jelasnya.
"Yang benar?" Ashel sedikit kurang percaya.
Pria itu mengangguk.
"Nggak bohong?" Christy bertanya, mengerutkan alis.
Pria itu mengangguk lagi, lalu melihat Flora yang menatap dirinya tajam. Membuatnya memalingkan wajah ke arah lain.
"Terus, maksud ucapan kamu tadi, juga bagian dari tes, kah?" Ashel bertanya penuh selidik.
"Iya."
"Kalau tes, kenapa serangan kamu beneran, ha?!" Christy menyentak pria itu, walaupun harus mendongak tinggi agar dia bisa memperlihatkan tatapan tajamnya.
"Sekali lagi, itu hanya tes." pria itu menjawab dengan santai, kemudian berjongkok agar tingginya sama dengan mereka bertiga.
"A-"
"Apa yang kamu buat di tempat kayak gini, kalau cuma sekedar tes, kenapa nggak dari hutan Ziran aja, ha?!" Flora memotong ucapan pria itu, melempar pertanyaan yang sebetulnya ingin ditanyakan oleh pria tersebut.
"Soal itu? Yaaa aku melakukannya disini karena tidak sempat saat di hutan Ziran, kalau aku tidak salah ingat, aku pergi sebelum kalian pergi, kan?"
Ketiga gadis itu saling lihat, kecurigaan mereka dengan pria itu agak berkurang saat mendengar balasan tadi.
"Kenapa melihatku seperti itu, tertarik kah?" pria itu bertanya dengan percaya diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Protector of Snaga (HIATUS)
DiversosPara remaja yang dipanggil ke dunia bernama Snaga, untuk mewarisi kekuatan sebagai pelindung tempat tersebut. Voting dan komen cerita ini kalau kalian suka atau penasaran. Difollow juga boleh, jika kalian berkenan, hehe ... Sudahlah, itu saja. Ti...