•••••••
°°°°°Gita mendesis, menahan sakit, ketika Ashel membalutkan perban di bagian pergelangan tangannya. Di sekitar dia diobati, ada Chika yang merawat Christy, Adel yang menunggu Flora sadar, serta Zee yang melihat Freya tengah menghibur Michie.
Mereka masih di rumah ayah Cathy setelah dikirim oleh portal Indira, ayah Cathy yang awalnya terkejut melihat kedatangan gadis-gadis itu, pelan-pelan mengerti ketika dijelaskan oleh Gita. Cathy datang membawakan hidangan bubur hangat untuk mereka semua, Ashel meraih nampan yang dibawa anak kecil itu, dia taruh di antara mereka duduk.
"Maaf Pak, udah ngerepotin," Ashel merasa tidak enak.
Ayah Cathy duduk bersila di depan mereka, "Gakpapa, ini sebagai balas budi saya karena telah membawa Cathy pulang dengan selamat." Cathy tersenyum saat kepalanya diusap oleh sang ayah.
Gita memperbaiki duduknya, menerima semangkuk bubur dari Ashel. Kemudian, melihat Chika, Freya, dan Adel yang mulai mengambil hidangan yang sama, lalu memperhatikan Zee yang melamun menyandar tembok.
"Zee." Gadis itu terkejut saat Chika memberi semangkuk bubur, dia menerimanya sambil tersenyum dan kembali melamun.
"Ngghh..." senyum Chika terukir ketika Christy terusik, perlahan gadis petir itu membuka matanya, dan di perlihatkan dengan sebuah paras cantik dari seorang Chika.
Christy bergumam, tersenyum, lalu perlahan Chika membantunya duduk, bersandar ke tembok.
"Syukurlah kamu udah sadar, kakak jadi lega lihatnya," Chika berucap, hendak menyuapi Christy.
Tangan Chika terhenti saat Christy menutup mulut menggunakan tangan. Raut wajahnya seperti bertanya 'kenapa' gadis petir itu menolak suapannya.
"Itu bubur apa?" Christy penasaran, lewat suaranya yang belum sepenuhnya jelas.
"Oh iya, ini bubur apa pak?" Chika bertanya saat yang lain menyantap bubur tersebut.
"Bubur telur kadal!" Cathy berseru semangat.
!?!?
Adel dan Zee memuntahkan makanannya, terbatuk-batuk. Adel mengerang memegang lehernya, Zee memukul-mukul dadanya, Gita berdehem, Ashel berusaha menelan makanan yang sudah sampai kerongkongannya.
Ayah Cathy yang melihat, agak terkesiap. Dia baru ingat bahwa mereka pendatang, pasti sangat asing oleh makanan yang dia hidangkan, raut wajahnya menunjukkan penyesalan kecil.
"Maaf Pak, kita kurang so-"
"Gakpapa nak, harusnya saya yang minta maaf, seenaknya kasih kalian makanan yang belum pernah kalian makan." Ayah Cathy memotong ucapan Gita, beranjak mengambil sebuah karung berisikan tanah, lalu menaburkan tanah tersebut ke bekas muntahan Adel dan Zee.
Adel dan Zee bergumam minta maaf, ayah Cathy membalasnya dengan tersenyum.
Chika yang belum sempat memakan bubur itu, menghela napas lega. Sedangkan Christy, baru menyadari dengan apa bubur itu dibuat.
"Ini dari telur kadal, kak?!" Christy membulatkan matanya.
Chika mengangguk kecil, "Gimana, kamu masih mau?" Christy menggeleng cepat, menutup mulutnya menggunakan tangan lagi.
"Kok kamu lahap banget?" Adel bertanya saat melihat Freya sudah menghabiskan bubur telur kadal itu.
"Ini makanan sehari-hari aku waktu pagi," Freya menjawab, Adel dan Zee tersenyum kecut.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Protector of Snaga (HIATUS)
AcakPara remaja yang dipanggil ke dunia bernama Snaga, untuk mewarisi kekuatan sebagai pelindung tempat tersebut. Voting dan komen cerita ini kalau kalian suka atau penasaran. Difollow juga boleh, jika kalian berkenan, hehe ... Sudahlah, itu saja. Ti...