13 Toko Buku
Sore harinya Evans menemui Ibnu di salah satu mall, dengan mengenakan kos putih dilapisi jaket hitam serta topi di atas kepalanya memasuki mall menuju kedai es krim tempat Ibnu menunggu dirinya.
Memasuki kedai yang dimaksud dalam pesan di depan mata dan juga dapat melihat sosok Ibnu dari luar yang memang kaca itu berjalan mendekati Ibnu. "Maaf menunggu lama non," ucapnya sembari menarik kursi di hadapanya.
Ibnu melihat itu tersenyum cerah sambil mengelengkan kepalanya. "Tidak apa, dan sudah berapa kali aku bilang jangan panggil non aku tidak suka panggil nama saja," sedikit kesal masi saja di panggil non.
"Iya ibnu," jawabnya dengan senyum tipisnya sembari menunggu Ibnu selesai makan es krimnya mengelurkan ponsel login ke games.
Candy crush. Games yang sedang Evans mainkan saat ini dan juga di mainkan ketika tidak ada teman main games.
"Van, Evans, van," Panggilnya beberapa kali baru membuat sang empu mengalihkan perhatianya dari ponselmenatap dirinya dan juga cup es krim sudah kosong.
Mengangguk. "Sudah selesai? Kalau sudah ayok," segera berdiri dan memasukkan ponselnya dalam kantong berjalan duluan keluar dari kedai.
Meski Evans dan Irfan itu sama nyatanya mereka itu berbeda. Sangat berbeda! Irfan itu frendliy sedangkan Evans itu cool mungkin karena bekerja sebagai bodyguard jadi harus cool. Itu perbedaan yang kentara.
Evans itu pengertian, perhatian, sabar, berbicara sopan tetapi Irfan jauh dari itu yang terbawa sampai ke kehidupan yang sekrang orangnya itu friendly,banyak bicara alias crewet, omonganya juga asap ceplos tidak di saring dan hal yang tidak Ibnu tahu bahwa Evans bisa main alat musik bahkan suaranya bagus.
Tidak masalah mungkin dirinya saja yang tidak tahu akan hal itu, berusaha cuek saja dengan perubahan yang ditunjukan Evans.
Dulu jika dirinya minta temani kemana saja iya iya saja namun sekarang banyak alasan itu yang tidak di suka ibnu dari perubahan Evna sekaligus membuatnya takut, takut jika sosok yang berjalan di sebelahnya ini akan benar-benar menghilang dari pandanganya.
"Cari buku apa?" Tanya Evans ketika mereka memasuki toko buku.
"Buku materi kuliah aku," jawabnya mulai menyusuri toko buku
"Iya tapi tentang apa? materi kuliah apa? judulnya apa? penulisnya siapa? Penerbitnya siapa? Dosen juga pasti sudah kasih buku reverensi mengenai materi kuliahnya," Sahut Evans sedikit kesal ke tokom buku tapi tidak tahu buku apa yang mau di beli.
Meski dirinya belum kuliah, karena dulu sering ikut Uzi ke berbagai macam toko bukun mencari buku materi kuliah jadi tahu. Dosen itu sudah memberikan revensi beberapa buku mengenai meteri kuliah , mulai dari judul, penulis, penerbit, tahun terbitnya kapan jadi gampang mencarinya jika tidak bisa cari sendiri tinggal bilang sama penjualnya pasti di carikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEOPHYTE (SELESAI Belum Revisi)
Teen FictionIni kisah satu keluarga pecinta karya sastra khususnya karya fiksi yang memasuki dunia novel bersama-sama menempati tubuh figuran yang berakhir tragis. "HAH, AAA PAK'E,BUK'E, BANGKE, NAK'E." "Loh, kenapa kita ada disini? bukanya kita seharusnya suda...