27 Ketahuan
Hari-hari mereka lewati seperti itu saja tidak ada perubahan sama sekali, meski Evans sesekali menjemput sang istri pulang kuliah. Kegiatan evans semakin padat dengan pendalaman materi, manggung, green, warung.
Sedangkan Ibnu selain kuliah membantu ibu mertuanya di warung, penampilanya juga sudah tertutup sejak teguran kala itu mulai menganti pakaianya dengan pakaian yang lebih tertutup.
Untuk si kembar Ehsan tetap sama hanya terkadang masih suka sinis pada Ibnu. Di tambah kehadiran Arkana yang sering muncul membuat remaja itu semakin sinis sama siapa saja.
Tak terasa tinggal minggu depan kelas dua belas akan melaksanakan ujian kelulusan, setelahnya tinggal dari masing-masing siswa ingin kemana dan bagaimana.
Hubungan Evans dengan si manis?
Semakin jauh.
Ya memang apa mau dihrapkan? Kebersamaan mereka? itu gila. Tapi, lihat si manis dekat dengan laki-laki lain rasa tidak terima itu muncul. Tidak suka jika si manis dekat dengan laki-laki itu.
Interaksi kedunya juga bisa dihitung jari, dan akhir-akhir sering pulang malam. Mungkin belajar karena sebentar lagi ujian, mikirnya mesti tidak tahu kemana? tempat lahitannya juga tidak tahu dimana, meski dirinya bisa saja meminta salah satu orang-orang bawahanya sasmiyantoro untuk membantu mencari ataupun melacak keberadaan Evans.
Dirinya tidak mau jika.
"Mamaaaa," Ibnu memasuki masion orang tuanya sepulang kuliah, kebetulan kelasnya pagi-siang sedangkan Evans sekolah tidak bisa jemput sudah izin juga sama Ely bawah ingin ke masion sudah cukup lama tidak bertemu.
Tidak ada sahutan masuk lebih dalam mendapati wanita paruh baya lebih tua beberapa tahun dari sang mama maupaun ibu mertuanya. "Emm bibi mama sama papa ada?"
Wanitaitu tersentak kaget. "Eh non, ap-apa kabar? An-anu nyo-nyoya ada di ruang kerja tuan non."
Tutur wanita itu takut, melihat sosok nona muda di kediaman ini yang tiba-tiba. Meski sudah cukup lama kerja disini sejak Ibnu masih kecil bahkan sejak masih bayi merah dan yang merawat ibnu.
"Ibnu baik, bibi bagaimana kabarnya?"
"Ba-baik non."
"Terima kasih ya bi, ibnu mau nemui mama sama papa dulu," beranjak dari sana.
"Tap-tapi non," cegahnya namun ibnu sudah melengang pergi menuju ruang kerja sang ayah. Menatap sendu Ibnu yang sudah dirinya anggap anak sendiri.
Ibnu bisa dikenal orang yang cuek, bisa ramah oran-orang tertentu saja meski terlihat mandiri nyatanya begitu manja sangat-sangat bergantung pada sang orang tuanya. Sedikit angkuh, karena semua keiginanya dipenuhi dan dituruti.
Tujuanya ke masion selain ingin bertemu, temu kangen dengan orang tuanya juga ingin mengambil beberapa barang yang sewaktu pindah belum terbawa.
"Hal itu tidak akan terjadi kamu tanang saja sayang, bukanya bagus jika dia keluar dari masion?"
KAMU SEDANG MEMBACA
NEOPHYTE (SELESAI Belum Revisi)
Teen FictionIni kisah satu keluarga pecinta karya sastra khususnya karya fiksi yang memasuki dunia novel bersama-sama menempati tubuh figuran yang berakhir tragis. "HAH, AAA PAK'E,BUK'E, BANGKE, NAK'E." "Loh, kenapa kita ada disini? bukanya kita seharusnya suda...