32 Jogja
Ibnu menuntut jawaban dari sang suaminya mengenai apa yang telah diucapkan di Rumah Sakit tadi namun belum juga ada jawaban. Malah suaminya itu larut dalam kegiatanya dihadapan leptop di kamar menghadap jendala yang tebuka.
"Evans jawab dong," desak Ibnu membuat snag empu menghembuskan napas kasar.
Srakk
Bangkit dari duduknya memundurkan kursinya kemudian menatap sang istri tajam. "Ibnu," buang napas panjang. "Saya tahu saya lebih muda dari kamu. Disini saya ini suami kamu bukan teman kamu! yang bisa kamu panggil seenak kamu. Jika kamu mau dihargai orang cobalah untuk menghargai orang lain."
Kalimat itu membuat Ibnu bungkam ditambah aura Evans yang membuatnya takut tidak seperti biasanya. "Saya tidak menuntut kamu banyak untuk bisa ini itu, saya hanya mau kamu belajar untuk menghargai orang lain. Apa itu susah untuk kamu lakukan? Jangan kamu pikir selama saya tidak pulang saya tidak tahu apa yang kamu lakukan."
"Saya tidak mata-matain kamu tapi saya punya mata dan telinga. Kamu mau saya untuk mencintai kamu kan?" Ibnu mengangguk kaku. "Katakan apa yang harus saya lakukan?"
Ibu terdiam tidak berani untuk membuka suara. "Saya bukan tidak mau untuk menyentuhmu jika itu hanya hawa nafsu saja ibnu bukan karena perasaan saling mencintai. Jadi tolong bantu saya untuk mencintai mu, tolong bantu saya agar saya bisa mencintaimu balik, tolong bantu saya agar bisa menjadi menjadi suami dan kepala rumah tangga yang baik."
Mengangguk kaku.
"Saya yang akan mengurus surat pengunduran diri kamu dari kampus dan kamu bisa kuliah sesuai dengan jurusan kamu inginkan di Jogja nanti. Soal semuanya kamu tidak perlu khawatir semuanya akan baik-baik saja. Jika kamu bertanya mengenai Tika yang juga akan ikut ke Jogja, dia butuh perawatan yang baik dari disini ibnu disana ada rumah sakit rujukan bagus tentunya lebih bagus dari sini. Kita akan tinggal rumah kontrakan kecil memang namun cukup untuk kita tinggali, jika saya sudah ada uang lebih kita akan pindah ke rumah kita. Untuk sekarang kita akan tinggal di Kontrakan dahulu. Apa sudah terjawab semua?"
"Tika akan tinggal sama kita?" cicitnya.
Evans terkekeh mengusak kepala ibnu. "Ya enggak, mau jadi omongan tetangga nanti? Dia tinggal bersama keluarganya tentu saja, kebetulan kerjaan orangtunya ada di jogja. Ada yang belum kejawab?"
"Ehsan? Di-dia kan ti-tidak ben-benci sa-sama aku dan bu-bukanya dia se-selalu sa-sama ka-kamu terus?"
"Dia juga ke jogja tapi dia tinggal di kos. ayah, ibuk dan mas Erwin yang tetap disini sementara. Mengenai keluarga kamu, kamu tenang saja saya yang urus semuanya. Kamu tinggal persiapkan saja semuanya, tidak perlu banyak membawa barang nanti kita bisa membeli disana."
"Bu-bukanya ka-kamu ma-mau ni-nikah lagi sama tika?"
"Makanya kalau nguping pembicaraan orang tuh dituntasin bukan setengah-setengah jadi gini kan ck ck ck. Memangnya kamu mau saya madu ekhem maksudnya saya punya istri lagi?" Goda Evans tanpa ekspresi, ekspresi yang ditunjukan serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEOPHYTE (SELESAI Belum Revisi)
Teen FictionIni kisah satu keluarga pecinta karya sastra khususnya karya fiksi yang memasuki dunia novel bersama-sama menempati tubuh figuran yang berakhir tragis. "HAH, AAA PAK'E,BUK'E, BANGKE, NAK'E." "Loh, kenapa kita ada disini? bukanya kita seharusnya suda...