29 Apa ini Akhirnya

17 1 0
                                    

29 Apa Ini Akhirnya

Seketika suasana menjadi hening, waktu seolah berhenti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seketika suasana menjadi hening, waktu seolah berhenti. Haikal dan juga evans beradu tatap sengit jangan lupakan ehsan juga berada diantara ketiganya berperang tatapan sengit itu

Tok tok tok

"As salamu alaikum. Heloooo guys," Erwin memuluk meja dengan sendok untuk menyadarkan ketiga orang itu. "Kalau mau berantem jangan disini di halaman belakang sono," menujuk area belakang dengan mengunakan sendok halaman rumput dengan gazebo dan beberapa tanaman bunga tumbuh disana.

Ketiganya mendengus sinis ke Erwin pergi dari ruangan itu. Erwin tertawa melihat kegitanya, mengelengkapan kepalanya. "Dasar bocah. Oooiiii itu udah masa lalu pada move on haha. Bogamol bocah gagal move on ckck." Membuat tiga pemuda itu memutar balik memberikan jari tengah pada Erwin.

"Lo juga bisa-bisanya betah temenan sama mereka sa sa, mending sama Mas E raja sa gimana?" sambil menaik turunkan alisnya membuat gadis itu bergedik ngeri. "Mas sumpahin kamu sa jadi bucin sama bucin sama mas," tersenyum mengoda pada sosok gadis itu yang saat ini memutar bola matanya malas sambil mengadu pada Ely.

Erwin tersenyum dan mendekati Ibnu yang sedari tadi mematung dengan pandangan kosong. Menjetikan jarinya di depan wajah ibnu membuatnya tersentak. "Kamu tahu beberapa tahun lalu mereka sempat terlibat kisah cinta yang rumit sebelum haikal memutuskan ke Surabaya dan eliza ke semarang. Kisah cinta monyet lah, si kembar dengan Eliza beda tiga tahun lebih tua eliza kalau dengan Haikal beda empat tahun. awalnya ya seperti pertemanan biasa hingga empat tahun lalu mereka berantem karna cinta."

Mengambil kresek dari tangan Ibnu mereka menuju dapur. "Evans itu orangnya susah buat jatuh cinta namun sekalinya jatuh cinta rela melakukan apapun untuk melindungi cintanya. Bisa dibilang Eliza itu cinta keduanya setalah ibu begitu dia bilang. Sepertinya kamu harus berjuang lebih keras untuk meruntuhkan hatinya evans."

Pungkasnya melatakkan kresek itu di meja dapur, mengambil baskom, pisau, dan telenan membawanya ke meja menarik kursi dengan segera mengupas wortel kemudian memotongnya bentuk bunga untuk membuat sayur sop.

Musik koplo mengalun memenuhi seisi rumah makan tersebut.

***

"Budhe perempuan yang bersama budhe tadi siapa?" tanya Eliza.

"Ya Allah budhe lupa sa," sambil menepuk jidatnya terlihat panik menghela napas lega ketika melihat ibnu. "Ibnu sini nak," panggilnya pada ibnu yang ikut membantu Erwin.

Ibnu menunjuk dirinya sendiri diangguki oleh Ely beranjak menuju sang ibu mertua berada. "Ah iya nak kenalin ini Eliza dan sa ini Ibnu mantu budhe. Kalian belum pernah bertemu kan? Eliza ini anak dari teman ibu nak yang setelah lulus SMA lanjut kuliah di semarang."

Menghela napas panjang. "Kalau yang mirip Evans itu itu Haikal namanya, anak dari adik ibu."

"Hai, dia yang menirukan wajah saya," sahut Haikal tiba-tiba datang merangkul Eliza kemudian mengulurkan tangannya "Haikal sepupu kamu dari budhe," dengan senyum evilnya.

NEOPHYTE (SELESAI Belum Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang