2 Dunia Lain
Pemuda bersurai coklat madu itu mengerjapkan matanya, merasakan nyeri diseluru tubuhnya bukan hanya nyeri bahkan rasakan sudah remuk kepalanya begitu sakit rasanya mau pecah. Mata jernih itu meminta diamna dirinya berada menyergit bingung di mana sekarang begitu pikirnya.
"AAAKKK," Teriaknya tiba-tiba sebuah memori asing terus masuk dalam kepalanya..
"HAH, AAA PAK'E,BUK'E, BANGKE, NAK'E."
"Loh, kenapa kita ada disini? bukanya kita seharus sudah mati? Kenapa hidup lagi dan dimana ini?"
"Transisi! Transmigrasi!"
"TIDAKKKK. NOVEL SIALAN," Teriakan itu membuat atensi mereka yang ada di ruangan iu saling menatap satu sama lain.
Di ruangan remang-remang dan pengap itu terdapat tidak hanya dirinya melainkan ada orang lain yang sama-sama diikat. Tak lama datang seseorang membuka ikatan mereka dan membawa mereka keluar menyusuri lorong menaiki anak tangga, menuju rumah entah rumah siapa.
Di sana sudah ada dokter yang akan mengobati luka mereka, sebelum diobati mereka diminta membersihkan diri terlbih dahulu.
Si pemuda bersurai madu menatap dirinya yang ada di cermin, menatap tidak percaya apa yang telah terjadi padanya. "Sialan gara-gara tuh novel gue jadi ada disini mana jadi babu lagi. Babu sih babu tapi ini jadi babunya si onoh ya allah cobaan apa lagi ini." mematut matut wajahnya diditeliti wajahnya mirip denganya di dunia nyata, bedanya warna rambut, mata, tinggi badan yang ini memang lebih tinggi dari dirinya yang dulu, kepribadianya juga berbeda yang ini cuek dan dingin sedangkan dirinya dulu friendly.
"Jadi gue sekarang Evans Ahmad Julianto, punya kembaran yang sayangnya juga begitu mirip dengan kembaran durjana gue Ehsan Ahmad Julianto, punya abang yang kek titan bin gapura kabupaten Erwin Januar Ahmad, emak cantik and bahenol Eliyana Ningtyas the last paduka Eddy Agustian Pratama jadi babu di keluarga prota siaaa. Alamakkk bisa gitu ya satu keluarga namanya awalan 'e' semua nanti kalau di panggil 'e' nyahut nggak ya?" pemikiran konyol pemuda bernama Evans bersurai coklat madu itu bermonolog.
Memikirkan bagaimana alur novel yang membagongkan itu berjudul 'Dekap' bercerita mengenai jungkir balik kehidupan seorang Arkana di protagonis yang menjadi kesayangan semua orang.
***
Tok tok tok
Seorang pemuda berpakaian rapi seragam sekolah itu mengetuk pintu berwarna putih dengan di pintu tergantung kelinci serta nama pemilik kamar 'Baby Kana' karena tidak mendapat jawaban membuka kamar tersebut. berdecak menghampiri sang empu yang masih bergelung di bawah selimut tebal itu.
"Tuan muda bangun sudah siang anda bisa terlambat," pemuda itu menarik selimut tebal itu membuat seorang anak berwajah baby face itu mengeliat. "Tuan muda sudah ditunggu sama tuan besan sama yang lain, anda segeeralah bersiap," lanjutnya sambil membawa ke kamar mandi, dengan mudah mengendong tubuh mungil itu.
"Segeralah bersiap, saya siapkan dulu seragam anda," Ucap pemuda itu setelah menurunkan anak itu, segera keluar menuju walking closet menyiapkan seragam yang sama dengan yang dikenakan, menyiapkan peralatan sekolahnya serta merapikan tempat tidur.
Seragam putih abu-abu dengan blazer cream serta jas warna hitam serta dasi dengan garis tiga sudah berada di atas tempat tidur.
"Kak Evans," panggilan itu dari dalam kamar mandi, membuat remaja bernama Evans Ahmad Julianto itu segera membuka kamar mandi sambil menyerahkan seragam menunggunya sebentar dan memabawanya keluar. "Kak Evans," Panggil anak itu sambil menyisir.
"Iya tuan muda Arkana anda membutuhkan sesuatu?" Tanya Evans mengalihkan perhatianya yang tengah membeserkan buku yang berserakan.
Arkana Ade Sasmiyantoro, siapa yang tidak tahu remaja tujuh belas tahum berwajah imut, bikin orang gemes ingin menguyel pipi bakpaunya itu, mungil dibandingkan sauarnaya yang lain, remaja tujuh belas tahun yang kini sudah mengijak kelas dua belas IPA menguasai tiga bahasa, dan anak bungsu dari anak kedua Sasmiyantoro.
Sasmiyantoro salah satu keluarga sukses sebagai pengusaha, memiliki keturuanan yang tidak bisa diragukan lagi mulai dari segi visual, segi otak tidak perlu diragukan lagi sebagai mantu idaman. Keluarga yang dikena; begitu dermawan bagi masyarakat, menaungi yayasan panti sosial, pantai asuhan, rumah singah yang paling penting mereka disegani oleh masyarakat.
Paling di incar masyarakat banyak orang tua adalah sekolah Andromeda High School yang bancar di incar baik dalam maupun luar negeri yang setiap tahunnya menampung 245 siswa dengan kuota beasiswa 70 siswa dari bidang academic maupun non acedemik. Prestasi sekolah yang gemling membuat sekolah tersebut dibanyak diincar dengan harapan sang anak bisa bersekolah disekolah tersebut dengan faslitas yang memang tidak diragukan. Tapi, biaya juga perlu dipertimbangkan!
"Isss kakak panggil aku dengan nama saja, tidak usah pakai tuan muda," protes sambil cemberut.
Tersenyum tipis saya meletakan buku-buku itu di rak samping meja belajar. "Sudah selesai? Jika sudah mari," mau mengambil tas namun sudah di gendong terlebih dahulu oleh Arkana.
"Tidak usah kakak, aku bisa bawa sendiri."
Evans mengangguk dan mengikuti anak majikannya itu keluar kamar. Yups benar. Evans sebagai bodyguard Arkana atas perintah sang tuan rumah karena memang mereka sekolah ditingkatan yang sama dan juga orang tua evans sudah sangat lama bekerja di kediaman Sasmiyantoro hingga anak-anaknya sekarang sudah beranjak dewasa.
***
Tak tak tak
"Tuan muda jangan berlari di tangga," suara evans yang keras itu di hiraukan begitu saja oleh Arkana pemuda yang sudah berlari di anak tangga. Seluaruh keluarga yang memang sudah berada di meja makan melotot melihat itu salah satu dari mereka si pemuda berkemeja hitam itu berlari ke ujung tangga.
Brukk
Tepat waktu jika tidak mungkin sudah otw Rumah sakit.
"Siapa yang suruh lari," suara datar dan dingin berasal dari pemuda yang menangkap Arkana.
Hos hos hos.
"Ya ampun tuan muda bikin jantungan saja," Evans dengan nafas tersengal deg deg an juga jika sampai anak dari majinanya ini ke gores kan repot urusanya sampai mbleber kemana-mana.
"Ma.aaf ab.bang Ka.kana sa.lah," cicitnya takut dengan nada bicara pemuda itu yang mana kakak sulungnya Restu Aldevaro Sasmiyantoro berumur dua puluh tujuh tahun bekerja sebagai sekertaris ayahnya, panggilanya Varo si cowok jangkung, dingin, datar tentu saja tampan.
Evans mengangguk sopan pada keluarga majikannya yang akan melaukan sarapan bersama itu. "Evans ayo makan bersama ajak Ehsan juga," ajak Nyonya rumah panggil saja Maya Sabilyla wanita cantik seorang desaigner anak keturunan Pamungkas tentu saja siapa yang tidak kenal keluar itu. pamungkas dan Sasmiyantoro di dalam novel di ceritakan sebagai dua keluarga yang memiliki pengaruh besar Pamungkas dengan Pabrik nya di kota-kota besar yang menjadi usaha utamanya seperti anderware, wik alias rambut paslu, sepatu, perak, yang mana usahanya itu sudah mencapai pasar internasional.
Siapa yang tidak ingin bekerja dibawah naungan dua keluarga tersebut? dan siapa yang tidak ingin meliat seperti apa keturunan keluarga itu? yang katanya semua keturunanya memiliki visual yang tidak main-main bahkan otak yang cemerlang.
Dari semua yang eluk-eluk kan itu tidak luput dari para musuh-musuh yang beliaran dimana saja, dan berbagaimacam cara untuk menjatuhkan usaha yang dibangun dengan susah payah itu.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEOPHYTE (SELESAI Belum Revisi)
Ficção AdolescenteIni kisah satu keluarga pecinta karya sastra khususnya karya fiksi yang memasuki dunia novel bersama-sama menempati tubuh figuran yang berakhir tragis. "HAH, AAA PAK'E,BUK'E, BANGKE, NAK'E." "Loh, kenapa kita ada disini? bukanya kita seharusnya suda...