17 Melepaskan

24 2 0
                                    

17 Melepaskan

Ehsan lagi main PS sama Erwin sedangkan Evans rebahan disofa sambail main games online bersama teman-temannya, Eddy sedang memandikan si junet serta juleha motor serta mobil di halaman sedangkan Ely sedang membuat makan siang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ehsan lagi main PS sama Erwin sedangkan Evans rebahan disofa sambail main games online bersama teman-temannya, Eddy sedang memandikan si junet serta juleha motor serta mobil di halaman sedangkan Ely sedang membuat makan siang.

Bukan tidak mau membantu hanya saja jika mereka membantu semuanya akan kacau, mereka itu bisa masak nyuci juga bisa. Magernya itu lagi bersarang pada diri mereka, jadi dari pada tidak jadi-jadi di suruh main saja.

Tadi juga habis bersih-bersih rumah sudah kinclong tinggal mengisi perut saja yang belum.

"Jadi keputusan lo gimana Van soal si manis?" Tanya Ehsan tidak mengalihkan pandanganya dari layar di depannya sedang tanding bola sama Erwin.

"Tidak gimana-gimana memang harus bagaimana?"

"Yak an, karena hal itu lo harus menangung semuanya?"

Terdengar helaan napas berat dari Evans membuat kedua saudaranya menoleh, bangkit dari acara rebahanya. "Mau nggak mau gue harus lepas dia," sekali lagi menghela napas panjang. "Mumpung belum terlalu jauh, gue nggak mau dia merasa dibohongi dan sakit hati terlalu dalam," Tuturnya menatap kedua saudaranya.

"Memangnya dia sudah pasti punya rasa yang sama dengan lo?" Erwin bertanya, memasng pernah mendengar cerita adiknya mengenai sosok si manis yang entah siapa nama aslinya. Sewaktu cerita saja hanya menjebutkan si manis tanpa menyebutkan nama aslinya.

"Behh Mas Er nggak tahu sih, mereka sudah jalan beberapa kali ya, bahkan dia sudah kenal sama orang tua si manis dan dilihat-lihat orang tua si manis welcome, kakak si manis juga dukung mereka dengan artian sudah direstui, rencana dia setelah penerimaan rapot akan di jedor," mempraktekkan dengan tanganya. "Tapi semuanya kacau gara-gara masalah ini," lanjut Ehsan menjawab pertanyaan Erwin sedangkan yang menjadi topic diam saja.

Itu memang benar.

Dan semuanya kacau.

"Si manis juga kelihatan sejak awal mereka bertemu sudah ada rasa sama dia," mengunakan dagunya mengarah ke Evans. "Siapa yang tidak luluh di perlakukan seperti itu sama dia. Dengan dia yang seperti itu siapa sih yang tidak tertarik mungkin bukan hanya cewek saja, cowok juga mungkin ada yang tertarik rela menjadi pihak penerima demi dia. Adik mas Er yang satu itu fansnya banyak," lanjut Ehsa.

"Kasihan dong."

Mengangguk. "Iya kasihan kan mas Er, apa mas Er saja yang gantin gue?"

Mengeleng cepat. "Tidak. Terima kasih. Buat lo aja, gue nggak siap lebih tepatnya mental gue yang tepat menghadapai dia seperti itu. mungkin saja dia bisa berubah karena dia suka sama lo dek, meski dengan memaksa seperti ini."

"Sialan lo pikir gue juga siap menghadapai dia? Jika bukan karena gue mencintai si manis dan tidak mau si manis kenapa-napa gue lakuin ini. Mas Er sama lo san juga tahu gimana dia menghalalkan segala cara."

NEOPHYTE (SELESAI Belum Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang