31 Tidak Bisa Memiliki Hatimu

22 2 0
                                    

31 Tidak Bisa Memiliki hatimu

Sudah cukup mereka berdua berdiam, semua orang sudah kembali masuk ke rumah itu karena permintaan Evans yang ingin berbicara berdua dengan Ibnu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah cukup mereka berdua berdiam, semua orang sudah kembali masuk ke rumah itu karena permintaan Evans yang ingin berbicara berdua dengan Ibnu.

Menghela napas panjang berdehem, "Ibnu,"Panggilnya membuat sang empu nama menoleh. "Saya minta maaf, jika sampai saat ini saya belum bisa mencintai mu," Tarik napas hembuskan. "Saya sudah berusaha namun belum bisa Ibnu."

"Kamu masih suka sama gadis itu?" menghela napas panjang karena tidak mendapatkan jawaban dari lawan bicara, menatap evans dengan mata yang sudah berkaca-kaca. "Ak-aku yang lebih dulu kenal kamu."

"Ini bukan masalah siapa yang kenal lebih dahulu Ibnu," Potong Evans membuat Ibnu terkekeh sinis mengenai nasibnya sedari dulu mendapatkan penolakan mengenai perasaanya terhadap evans pemuda tampan, pengertian, penyayang, dewasa yang menurutnya begitu sempurna untuk menjadi pasangan.

Memang sudah cukup sering dirinya mengutarakan perasaanya pada pemuda itu yang berakhir dengan penolakaan secara halus. Meski Evans selalu baik, dan menuruti permintaannya selalu berakhir seperti itu.

Sampai saat ini belum juga bisa meluluhkan hati seorang Evans untuk balik mencintainya, berbagai cara sudah dilakukan hasilnya nihil. Rela berbuat jahat untuk membuat pemuda itu melihatnya.

"Dan kamu memang tidak berniat untuk membuka hati kamu untukku kan? kamu juga akan membuang aku seperti mereka? kamu nggak akan ngerti perasaan aku Evans," tutur Ibnu sambil terisak.

Hatinya sakit. Sakit. Dibuang oleh keluarganya, tidak diakui sebagai keluarga, begitu pun kisah cintanya. Tidak ada yang berpihak padanya.

Semuanya hanya pura-pura.

Bahkan keluarga Evans saja tidak bisa benar-benar menerima kehadiranya dalam hidup mereka.

"Hiks. Kamu akan ninggalin aku, buang aku seperti mereka dan kamu akan nikah sama gadis itu. kamu hiks."

Cukup. Ibnu tidak bisa meneruskan kata-katanya, tercekat rasanya.

"Setelah kelulusan saya akan ke Jogja."

Srak

Ibnu turun dari gazobo ingin pergi. Tidak ingin mendengar lagi dari pada sakit hati dengan apa yang akan diucapkan oleh suaminya. Dirinya tidak siap jika harus berpisah dengan suaminya, tidak siap jika melihat laki-laki itu bersanding dengan perempuan lain.

"Kamu ikut saya ke jogja," Ucapan itu membuat langkah Ibnu berhenti membalikkan badannya. "Iya kamu ikut saya ke Jogja."

Evans mendekati ibnu mengambil kedua tangan sang istri menatap lembut. "Kamu ikut saya ke Jogja dan kamu bisa lanjut kuliah disana."

"Kuliah aku disini?" cicitnya

"Mengundurkan diri, dan jangan pernah berpikir bahwa apa yang kamu dapat selama kuliah disini akan sia-sia ibnu karena saya menyuruh kamu mengundurkan diri. Jika kamu menganggap itu kamu salah ibnu, ilmu yang sudah kamu dapatkan bisa kamu terapkan jika kamu memang mau ambil jurusan yang sama its ok tidak masalah itu berarti kamu bisa menjadi lebih baik lagi bukan?"

NEOPHYTE (SELESAI Belum Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang