16 Ada Yang Aneh

26 3 1
                                    

16 Ada yang Aneh

Alex mendatangi ruang rawat Evans sambil membawa keranjang buah beberapa menit setalah Eddy sendiri masuk ruangan sambil membawa rapot milik si kembar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alex mendatangi ruang rawat Evans sambil membawa keranjang buah beberapa menit setalah Eddy sendiri masuk ruangan sambil membawa rapot milik si kembar. Kedatangan Alex membuat mereka belrima heran, tidak percaya apalagi ada senyum tipis di wajahnya, bahkan aura menintimidasi entah kemana hilangnya.

"Bagaimana keadaanmu Evans?" Tanyanya.

"Hah, ah baik tuan," jawab Evan terkejut dengan kedatanganya Alex dan bertanya kabar.

"Maaf atas kejadian dua hari lalu," Lagi-lagi membuat terkejut. "Saya juga minta maaf pada kalian, jika selama ini selalu menyakiti kalian bahkan menjadi sasaran kemaharan, saya minta maaf."

"Ah iya tuan, saya sudah mamaafkan anda seharusnya saya meminta maaf pada anda," sahut Evans setelah tersadar dari rasa terkejutnya.

"Benar itu seharusnya kami yang meminta maaf jika kami selama kerja dengan anda membuat kesalahan," sambung Ely.

"Dan saya juga minta maaf atas nama keluarga saya," sambung Alex lagi.

"Saya mewakili keluarga sudah memaafkan semuanya tuan," Eddy mambuka suara.

Beberapa hari kemudian Evans sudah diizinkan pulang istirahat sampai benar-benar pulih. Teman-temannya yang tidak pergi liburan atau yang anak rantau mudik datang ke rumah siang itu dengan membawa catur, bahkan ada kartu remi, tak lupa buah tangan.

Dalam sekejap kediaman si kembar terasa taman bermain dengan adanya teman-temannya. Tersenyum melihat itu. sebagai orang tua senang jika anaknya punya banyak teman. Teman yang tidak pandang status sosial, teman yang apa adanya bukan ada apanya.

Teman bermain menghabiskan waktu remajanya. Teman yang menemani masa remaja, teman yang mewarnai masa putih abu-abunya sebelum nanti pada sibuk dengan tujuannya masing-masing.

Tujuan masa depan.

Kuliah ataupun kerja.

"Senang jika anak-anak senang, sudah lama tidak melihat tawa anak-anak," Gumam Eddy yang duduk di kursi teras memperhatikan anak-anak yang mengelar tikar di halaman di bawah pohon mangga.

Bukan tidak mempersilahkan masuk. Hanya saja anak-anak ini saja yang memilih diluar katanya ngadem dengan udara alami bukan buatan.

Buatan karena AC ataupun Kipas.

"Kakak," Teriakan itu mengalihkan perhatian semua orang pada sosok laki-laki yang baru saja turun dari mobil itu berlari.

Grep

Memeluk Evans hampir saja terjengkang. "Kakak," melepaskan pelukanya dengan mata berkaca-kaca. "Kakak hiks hiks, maaf kana hiks tidak menjenguk kakak hiks di rumah sakit."

Orang itu adalah Arkana yang datang bersama Alex, serta Ibnu.

"Kakak," panggilnya dengan lirih.

"Hemm, Saya sudah baik-baik Arkana sudah sembuh. Tidak apa lagi pula tidak lama di rumah sakit," ucap Evans tegas terkesan lembut.

NEOPHYTE (SELESAI Belum Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang