25 Makassar
Pagi-pagi sekali setelah subuh si kembar sudah siap-siap dengan baju rapi serta tas berisi baju ganti dan itu membuat keluarga heran pasalnya tidak eh belum ada pembicaraan akan kemana.
"Kalian ini mau kemana sih?" Tanya Erwin heran tidak seprti biasanya si kembar akan pergi pegi-pagi banget seperti ini.
"Ah iya," menepuk jidatnya. "Sini-sini kami akan bicara," Ehsan menuntun kedua orang tuanya untuk duduk. "Begini ayah, ibuk, Mas Er, Ibnu kami berdua pagi ini harus terbang ke makassar stop stop jangan dipotong dulu," ucap Ehsan mengode Evans untuk membantunya bicara lihat lah kembaranya mengedikan bahu.
Tarik napas buang. "Kami ada kerjaan disana."
"Jauh sekali? Kerja apa?" tanya Eddy.
Eddy belum tahu jika keduanya anaknya masuk agensi setahunya hanya sebagai penyayi kafe. Memang anak-anak durhaka mereka itu.
Bukan gitu.
Mereka ingin membuat orang tuanya bangga, kejutan nanti seperti itu.
"Manggung dapat undangan dari salah satu kafe di sana. Gantian lo yang ngomong," jawabnya dan menyuruh kembaranya untuk melanjutkan bicara.
"Kok bisa sampai sana?"
"Ya bisa, selasa kami pulang," sambung Evans datang dari dapur membawa roti serta susu kotak di kasih ke kembarannya.
"Harus banget pagi ini berangkatnya?" tanya eddy
Mengangguk. "Iya yah, nanti malam acaranya. biar ada waktu istirahat kami berangkat pagi bersama anak-anak lain. kami juga harus menghadiri milad komunitas di sana, baru manggungnya besok sore." Jelas Evans
"Kami pergi dulu Assalamulaikum," setelah mencuri kecupin di pipi Ely langsung berlari menuju mobil yang menjemput, melambaikan tangannya.
"Take care my little bro," Teriak Erwin.
"Hati-hati nak, baca doa jangan lupa," Ely berucap diangguki keduanya.
"Hati-hati son," ucapan sang ayah diacungi jempol oleh kedunaya.
"Hati-hati," ucap Ibnu.
***
Di dalam mobil ada good day, dan Magical Team yang beranggotakan Arjuna, Nasir dan Dito selain itu ada supir selain itu ada Yasa dan Lingga sebagai orang yang mengurusi mereka.
"Sudah pada sarapan?" Tanya Yasa, pemuda dengan hoodie navy itu bertanya menoleh ke belakang kebetulan duduk si samping kemudi.
"Belum bang/ roti doang bang," jawab mereka bersamaan.
"Ya sudah nanti sampai bandara sambil nunggu bisa makan dulu, Hanif sama Fajri otw sana membawa makanan untuk kalian."
Tentu saja membuat mereka senang, anak-anak dalam masa pertumbuhan katanya. Tak perlu waktu lama mereka sampai bandara sudah melihat dua pemuda yang menunggu mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEOPHYTE (SELESAI Belum Revisi)
Teen FictionIni kisah satu keluarga pecinta karya sastra khususnya karya fiksi yang memasuki dunia novel bersama-sama menempati tubuh figuran yang berakhir tragis. "HAH, AAA PAK'E,BUK'E, BANGKE, NAK'E." "Loh, kenapa kita ada disini? bukanya kita seharusnya suda...