18 Bertemu
Saat ini Evans dan Ibnu berada di salah satu butik untuk fiting baju ada juga Maya juga di sana yang tengah berbicara sama temannya sekaligus pemilik butik ini.
"Van," Panggil ibnu setelah keluar dari ruang ganti bersama salah satu karyawan dengan mengenakan gaun putih dengan belahan dada cukup terbuka.
Mengalihkan atensinya dari ponsel posisinya duduk di sofa tidak jauh dari ruang ganti, melihat itu menghela napas panjang entah sudah keberapa kali yang coba semuanya terbuka semua. "Jelek," Komentarnya.
Menghentakkan kakinya kembali masuk untuk ganti pakaian.
"Jadi dia calon mantumu?" Wanita seumuran dengan maya dengan baju modis itu bertanya, memperhatikan serta menilai dari jauh. "Tampan, dia juga sepertinya laki-laki yang baik dan dewasa meski umurnya lebih muda dari Ibnu," memindai dari bawah ke atas. "Beruntung kalian punya mantu seperti dia," dengan senyum.
"Iya benar dia laki-laki baik, dan benar katamu kami beruntung kami beruntung dia benar-benar laki-laki yang baik dan mau melakukan ini meski harus kehilangan cintanya," lanjutnya dalam hati. Maya maupun sang suami Alex tahu jika Evans sedang dekat dengan seseorang dan rela melepaskan cintanya untuk putrinya.
"Isss kamu ini maunya yang gimana sih dari tadi jelek terus," Kesal Ibnu membaut mereka berdua beranjak mendekati ketiga orang itu.
"Ada apa sih sayang kok kesel gitu?" tanya wanita itu.
"Dia bilang bajunya tante dewi jelek, dari tadi jelek terus," adunya yang wajah benar-benar kesal.
Wanita bernama Dewi itu tersenyum tipis mendengar adunya dari ponakan anak dari temannya, sepertinya dia mengerti.
"Saya tidak suka, bajunya terlalu terbuka. Saya tidak ingin tubuh istri saya dilihat banyak orang dengan pakaian terbuka itu," tuturnya kemudian menghadap Dewi. "Saya mau baju dia yang tertutup menutup aurat dan saya waktu akad nanti dia pakai hijab begitu pula acara resepsinya," Tegasnya.
"Tante buatkan, warnanya mau apa?"
"Putih, resepsinya terserah dia," Ucap Evans mendahulu Ibnu yang akan menjawab dirinya tahu betul bagaimana Ibnu.
Meski dirinya belum mencintai Ibnu bagaimana pun nanti Ibnu adalah istrinya jadi dirinya tidak ingin memperlihat tubuh tereskpos istrinya pada orang lain. Bagaimana pun sebagai seorang suami tidak rela.
Selepas dari butik keduanya langsung ke toko perhiasan untuk memilih cincin pernikahan mereka. untung tidak begitu banyak perdebatan dalam pemilihan cincin karena keduanya menginginkan yang sederhana.
"Kamu boleh pilih yang mana selain cincin pernikahan," Ucap Evans menatap sekilas Ibnu yang ada disampingnya.
"Tid_"
"Buat seserahan nanti, buruan pilih. kalau saya pilih nanti tidak sesuai keinginan kamu," tuturnya.
"Bandulnya boleh reques nggak?" Tanyanya pada Evans.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEOPHYTE (SELESAI Belum Revisi)
Teen FictionIni kisah satu keluarga pecinta karya sastra khususnya karya fiksi yang memasuki dunia novel bersama-sama menempati tubuh figuran yang berakhir tragis. "HAH, AAA PAK'E,BUK'E, BANGKE, NAK'E." "Loh, kenapa kita ada disini? bukanya kita seharusnya suda...