2. Laut

104 10 4
                                    

.
.
.
Happy Reading (^.^)
.
.
.

"Aku benci laut, namun aku selalu mendatanginya karna ada seseorang yg aku tunggu untuk pulang"

-Al-Fajri Argantara-

-Author-

Sejak tadi senyuman terukir di bibirnya, itu karna dia mengingat wajah cantik cewe yg dia temui tadi, fajri berharap bisa bertemu dengan nya lagi, bahkan berharap lebih dari itu.

Fajri sudah tiba di pesisir laut, dia menghampiri ketiga teman nya yg seperti nya sudah menunggu dari tadi.

"Itu aji.." tunjuk Fenly yg melihat kedatangan nya.

"Darimana sih ji? Kok baru nyampe?" tanya fiki.

"Iya nih, janjian jam berapa, dateng jam berapa" sambung soni.

"Sorry guys, tadi di jalan ada cewe yg minta tolong.." ucap fajri yg kini duduk di samping teman² nya.

"Cewe? Siapa?" tanya fenly sedikit terkejut, tentu saja, karna jarang sekali fajri mau membantu seorang cewe.

"Akira namanya"

"Wih jadi nih.. Cantik ga?" tanya soni.

"Yg namanya cewe pasti cantik ga sih? Ga mungkin ganteng kan?" jawab fiki.

"Iya sih.."

"Dia cantik, bahkan kecantikan nya hampir sama kayak bunda, ketika ngeliat dia.. gue kayak liat bunda dalam diri nya.." fajri menatap dalam ke arah laut, mengingat wajah akira yg membuat nya teringat kepada bunda nya yg entah ada dimana.

"Gue rindu bunda.." lirih nya.

Sudah tak aneh lagi bagi teman² nya jika fajri berkata dia merindukan bunda nya, karna hampir setiap hari mereka mendengar itu, ketika datang ke laut ini, mereka selalu melihat sosok fajri yg lemah, tidak kuat seperti biasanya.

"Kira².. Bunda gue kapan pulang nya ya?" fajri melihat ke arah pelabuhan yg jarak nya cukup jauh dari sana.

Dimana pelabuhan inilah yg menyaksikan fajri kehilangan sosok bunda nya, diam di pesisir laut sambil melihat ke arah pelabuhan dengan penuh harapan, itu yg selalu di lakukan nya bersama teman² nya.

"Kita tau lo kuat, tapi tolong kuatin lagi bahu nya ya? Gue yakin harapan lo selama ini akan jadi nyata kok" perkataan dan tepukan tangan fenly pada bahu nya membuat dia tersenyum tipis, entah ini keberapa kali nya fenly memberi semangat.

"Iya.. Makasih"

"Sama-sama"

"Oh ya, lo udah mutusin mau SMA dimana?" tanya fiki.

"Belum"

"Ya udah lah ji, sama kita aja.."

"Di SMA Biru? Sama gilang? Ghea? Gue ga yakin.."

"Ji.. Lo cuma bakal satu sekolah doang sama gilang, gabakal satu kelas, kita bisa kan menghindar dari dia?" ucap soni.

"Kita akan selalu temenin lo, kalo ada masalah di sekolah, kita bakal bantu.." sambung fenly.

Al-Fajri ArgantaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang