20. Bahagia sementara

72 6 2
                                    

.
.
.

Happy Reading (^.^)

.
.
.

"Tidak mengerti dengan permainan takdir, kenapa selalu kebahagiaan sementara yg menghampiri ku? Bukan kebahagiaan abadi."

-Al-Fajri Argantara-

-Author-

Bukan tentang siapa yg jahat, tapi kenapa takdir membuat nya seperti ini?.

"Dika kemana?" argantara bertanya ketika tidak melihat anak sulung nya berkumpul dengan mereka.

"Ga tau" jawab fajri "Bi, liat gilang ga?" kemudian fajri bertanya kepada asisten rumah tangga nya yg baru saja keluar dari dapur.

"Tadi den gilang abis dari dapur, terus ke atas deh.." jawab nya lalu menaruh minuman yg dia bawa di atas meja "Ini jus jeruk buat aden.."

"Kok jus jeruk sih bi? Aji kan ga suka" ucap fajri.

"Kalo aji ga suka, ayah suka, boleh buat ayah jus nya?" tanya argantara meminta jus milik fajri.

"Boleh, ini jus buat ayah.." fajri mengambil jus jeruk milik nya, kemudian memberikan nya kepada argantara.

"Terimakasih"

"Sama-sama, kalo gitu aji minum jus lain aja" ucap nya.

"Bi, tolong panggilin dika di atas, bilang dia di tunggu sama yg lain.." argantara menyuruh asisten rumah tangga nya.

"Baik tuan.." Kemudian dia pergi menuju lantai atas untuk memanggil gilang.

"Ya udah, yg lain makan duluan aja, gilang sebentar lagi turun.." ucap argantara lagi, dan semuanya menurut.

Kemudian, argantara meminum minuman milik nya yg tadi di berikan oleh fajri, setelah itu dia tidak langsung makan, melainkan memperhatikan orang-orang yg ada di sekitar nya ini.

Dia bersyukur karna bisa berkumpul seperti ini, ternyata ini kebahagiaan yg selama ini dia cari.

"Ini tante nadia yg masak?" tanya fajri karna dia tau bahwa nadia sudah ada di rumah nya sejak tadi siang.

"Iya, tapi di bantu bibi.." jawab nadia.

"Masakan nya enak, kayak masakan bunda, tapi masakan bunda lebih enak sih, ga ada yg bisa ngalahin masakan nya.." tanpa sadar fajri mengucapkan itu.

Kemudian argantara diam, dia bisa mengerti kalau anak nya itu merindukan bunda nya, jelas sekali dari perkataan yg fajri ucapkan.

Argantara teringat pada kabar baru yg dia dapatkan tentang bunda fajri, dia mengambil handphone nya lalu membuka whatsapp.

Widya

25 Januari 2024

Mas, ini aku widya
20.00

Aku sudah kemana-mana mencari nomor kamu yg bisa di hubungi, dan akhirnya aku mendapatkan nya.
Mas, minggu depan aku pulang ke indonesia, aku ingin bertemu dengan anak kita, tolong kasih izin, aku janji tidak akan lama-lama, aku hanya ingin melihat mereka
20.00

Argantara menarik nafas panjang ketika membaca pesan itu lagi, dia tidak membalas pesan nya, tidak memberitahukan kabar itu kepada kedua anak nya, dia bingung apa yg harus di lakukan oleh nya.

Al-Fajri ArgantaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang