[CH 21] Cerita Perjodohan

236 16 2
                                    

Berkumpul dengan teman memang selalu menyenangkan, seperti halnya Sakura yang sedang duduk bersama sahabat-sahabatnya di kantin akademi.

Akademi mereka memiliki peraturan yang cukup bebas, membiarkan para siswa memilih  sendiri di mana saja mereka ingin menikmati makan siang.

Ada yang memilih suasana piknik santai, ada juga yang menikmatinya dalam suasana formal seperti fine dining. Namun, Sakura lebih memilih meja bundar di tengah-tengah pohon, tempat dia bisa menikmati makan siangnya dengan nyaman.

Tawa mereka terdengar riuh, memecah keheningan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tawa mereka terdengar riuh, memecah keheningan. Gurauan yang mereka ciptakan membuat semua larut dalam kebersamaan, tanpa memikirkan ponsel atau status mereka sebagai pasangan kekasih. Saat ini, mereka hanyalah sekumpulan sahabat yang berbagi momen hangat.

Sakura tersenyum simpul, menikmati sejenak ketenangan di sekitarnya. Meskipun liburannya ke Sunagakure tidak berakhir untuknya, dia sadar bahwa sikap tenang adalah kunci dalam menghadapi apapun. Ia perlu menunggu, untuk memastikan ke mana arah keabu-abuan di benaknya akan bergerak—menuju hitam atau putih.

Sudut matanya menangkap Tenten yang tampak resah, "Tenten, ada apa denganmu?" Sakura bertanya.

Tenten menghela napas panjang sebelum menjawab, "Sepupuku kabur dari rumah karena menolak dijodohkan."

Ino mengerutkan kening. "Lalu kenapa kau yang terlihat sangat tertekan?"

"Keluargaku terus mendesakku untuk memberitahu di mana dia sembunyi. Tentu saja aku memilih pura-pura tidak tahu, jadi aku memilih untuk diam." Tenten menunduk, tangannya bermain di atas layar ponsel, menggulir dengan gelisah, hingga tiba-tiba berhenti ketika sebuah pesan muncul.

"Sepupumu sudah ditemukan, dan perjodohannya dibatalkan," isi pesan itu membuat Tenten langsung tersenyum lebar.

"Benarkah?" balas Tenten dengan cepat.

"Ya. Tidak perlu khawatir lagi. Maaf, ayah menekanmu begitu."

Tenten menghela napas lega. "Tidak apa-apa."

Naruto yang memperhatikan sejak tadi, menggeleng heran. "Lihat ekspresi wajahmu itu berubah secepat kilat. Ada apa?"

Tenten menoleh dengan senyum bahagia. "Mereka membatalkan perjodohannya!"

"Syukurlah!" kata mereka hampir serempak.

"Tiba-tiba aku merasa lega. Syukurlah," ucap Ino ikut senang.

Mendengar tentang perjodohan, Ino tiba-tiba teringat sesuatu dan matanya menyala-nyala. "Ngomong-ngomong soal perjodohan, aku punya cerita menarik tentang gadis yang dijodohkan. Mau dengar?"

Sasuke, tanpa pikir panjang, langsung menolak. "Tidak perlu."

Tapi Ino tetap tersenyum yakin. "Pasti kalian tertarik. Ini cerita yang bagus!"

The Damsel 🔞 || SasusakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang