[Ch 9] Hati dan Godaan

681 85 2
                                    

Naruto melangkah keluar dari kamarnya dan melihat Sasuke yang sedang berkemas dengan pakaian formal, siap untuk bertemu dengan Sakura. Sasuke tampak antusias, membuat Naruto merenung. Dalam hatinya, Naruto merasakan gelombang perasaan yang campur aduk—sebuah perasaan yang membuatnya cemas tentang hubungannya sendiri dengan Hinata.

"Apakah aku benar-benar melakukan yang terbaik untuk Hinata?" pikir Naruto sambil memperhatikan Sasuke. "Aku tahu aku sering kali tidak peka, dan Hinata juga sering kali terlihat kaku. Apakah aku bisa memperbaiki situasi ini?"

Dengan perasaan yang berat di dadanya, Naruto berjalan ke kamar mandi dan memasuki bathup yang penuh dengan air hangat. Sambil merendam tubuhnya, dia teringat kata-kata Ino yang menyarankannya untuk mencoba mengajak Hinata berkencan. "Mungkin aku harus benar-benar mencoba," gumam Naruto. "Jika aku tidak mencoba, bagaimana aku bisa berharap semuanya berubah?"

Saat air hangat membelai kulitnya, Naruto berusaha menenangkan pikirannya dan mencari cara untuk lebih mendekatkan diri dengan Hinata. Ia bertekad untuk memikirkan cara-cara baru untuk membuat hubungan mereka lebih berarti, terinspirasi oleh keberanian Sasuke yang tampaknya menemukan kebahagiaan dengan Sakura.

Di sisi lain, Hinata yang tengah berada dalam bathup terbenam dalam pikirannya. "Naruto, apa aku terlalu egois? Aku kaku dan selalu membuat keadaan menjadi canggung. Maafkan aku, Naruto." Dengan rasa bersalah yang mendalam, Hinata menenggelamkan dirinya dalam air, berharap dapat menghapus beban emosional yang dirasakannya.

...

Sakura duduk di balkon kamarnya, menatap bulan purnama yang bersinar lembut di langit malam. Gelas wine di tangannya terasa dingin, kontras dengan kehangatan yang dirasakannya saat kencan tadi. Dia menyesap wine pelan-pelan, mencoba menenangkan pikirannya yang bergejolak.

Rasa manis dan pahit wine mengingatkannya pada perasaannya sendiri. Sakura menyukai Sasuke, itu tidak bisa dipungkiri. Namun, malam ini, meskipun dia merasa terpesona oleh pesona dan ketampanan Sasuke, dia juga merasakan sesuatu yang tidak nyaman. Sedari awal niat Sasuke terasa tidak tulus, seolah-olah ada agenda tersembunyi di balik senyumnya yang menawan. Sakura merasa seperti berada di persimpangan jalan, terjebak antara perasaannya yang mendalam dan keraguan yang membayangi.

Sakura menutup matanya sejenak, mencoba untuk menutup mata pada kenyataan yang belum sepenuhnya ia pahami. Dia tahu bahwa dia harus mencari jawaban tentang motif Sasuke. Meskipun dia berusaha untuk bersikap tenang, hati kecilnya tetap menggugah kegelisahan. Dia merasa galau, tidak hanya karena ketidakpastian tentang hubungan mereka, tetapi juga karena ketidakpastian tentang dirinya sendiri.

"Dapatkah aku mempercayai Sasuke?" gumamnya pada diri sendiri, suaranya hampir tenggelam dalam suara angin malam. "Atau apakah ini semua hanya permainan untuknya?"

Saat Sakura merenung, langit malam di atasnya tampak begitu tenang, seolah-olah tidak peduli dengan kegelisahan yang dia rasakan. Sakura menyadari bahwa dia harus menghadapi kenyataan, meskipun kenyataan itu mungkin menyakitkan. Dia tidak bisa terus-menerus hidup dalam kebingungan dan ketidakpastian.

Dengan gelas wine yang hampir kosong, Sakura berdiri dan memandang bulan sekali lagi. "Aku harus mencari jawaban," pikirnya, "Aku tidak bisa terus hidup dalam kegelapan seperti ini."

Dengan tekad baru, Sakura memutuskan untuk menghadapinya dan mencari kejelasan tentang apa yang sebenarnya ada di hati Sasuke. Untuk saat ini, dia harus melanjutkan perjalanan ini, meskipun jalan di depannya tampak penuh dengan misteri dan tantangan.

...

Malam telah berlalu dan hari ini adalah giliran Guru Lee, pengajar olahraga yang terkenal dengan energi melimpah dan obsesi terhadap latihan fisik. Karena Guru Lee memiliki keperluan lain, kelas Naruto dan Hinata digabung untuk sesi pagi itu.

The Damsel 🔞 || SasusakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang