[Ch 1] Menjadi Diri Sendiri

3.5K 454 42
                                    

Berdiri sebuah rumah megah yang serba putih, tampak sebuah oasis ketenangan. Rumah tersebut dikelilingi pekarangan hijau yang rimbun, menciptakan pemandangan yang sangat menenangkan. Namun, kesunyian yang menyelimuti rumah ini menyiratkan sesuatu yang misterius-tak ada tanda kehidupan yang tampak, seakan menyembunyikan rahasia di balik keheningannya.

Ketika mendekati pintu salah satu kamar, kenop pintu bergerak perlahan sebelum terbuka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika mendekati pintu salah satu kamar, kenop pintu bergerak perlahan sebelum terbuka. Di dalam, pemandangan yang kontras menyambut: kamar yang hancur berantakan, seolah dilanda badai. Ruangan yang seharusnya menjadi tempat beristirahat kini tampak seperti kapal pecah, dengan barang-barang berserakan di lantai.

Di sudut kamar yang gelap dan suram, seorang gadis duduk memeluk lututnya. Cahaya samar yang masuk dari jendela kecil hanya menerangi debu yang melayang di udara, menyoroti kekacauan di sekelilingnya. Gadis itu mendongak, mata emerald-nya bersinar redup di tengah kegelapan, sementara air mata tak henti mengalir. Dari sorot matanya yang penuh kebingungan dan ketakutan, tampak jelas betapa dalamnya kesepian dan kehampaan yang dirasakannya. Gelapnya kamar ini seolah menjadi cermin bagi keputusasaan yang mengisi hatinya, menambah kesan hampa dan muram dari situasi yang ia alami.

"Aku tidak tahu kenapa aku merasa begitu sedih. Apa sebenarnya yang kucoba pungkiri? Rasanya seperti kehilangan kendali atas diriku sendiri. Seperti orang gila. Ingin mati hanya karena tak mampu menjelaskan perasaan ini."

"Aku tidak mengerti... Apa yang hatiku teriakkan? Rasanya panas, napasku tersendat-sendat, dan tiba-tiba air mata ini jatuh begitu saja. Kapan aku bisa keluar dari sini? Aku takut. Terlalu gelap di sini."

"Sakura?" Suara itu terdengar samar di kegelapan. Cahaya yang tadinya terang perlahan memudar, menenggelamkannya dalam kegelapan.

"Sakura?" Suara itu semakin jauh.

"Sakura, tolong..." Suara itu penuh keputusasaan.

Pelan-pelan, matanya terbuka. "Ino," suaranya serak, hampir tak terdengar.

"Tidak apa-apa... tidak apa-apa." Si pemilik rambut pirang, Ino, memeluk Sakura erat. Tubuhnya bergetar oleh isak tangis yang tertahan.

Gadis bermata aquamarine dengan rambut pirang, menatap lembutseorang gadis lain yang tertidur di sofa. Gadis yang selama ini bergelut dengan masa lalunya. Gadis itu, tak lain adalah Ino.

Ino tersenyum pahit, dan tanpa bisa dicegah, air mata bening mengalir dari sudut matanya. Cepat-cepat ia menyeka, tak ingin membiarkan dirinya terlalu lama terperangkap dalam kenangan masa lalu. Masa yang penuh kegelapan, masa yang semestinya dilalui dengan penuh kasih sayang, namun nyatanya justru diisi oleh kepahitan. Sangat jauh dari kata normal.

Masa lalu itu memperlihatkan padanya segala bentuk penderitaan. Ino menjadi saksi bisu akan ketidakberdayaan manusia di tengah kerasnya kehidupan, akibat ulah mereka yang menjadi sumber dari segala luka-luka yang juga dialami oleh sahabatnya sendiri, Sakura.

The Damsel 🔞 || SasusakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang