[Ch 29] Lakukan, Sesuai Perkataannya!

83 11 1
                                    

Sakura tengah tertidur, berada dalam perawatan dalam seminggu ini. Di sisinya ada Tsunade dan Jiraiya, sementara Ino menatap sendu dari kursi. Sara sendiri hanya menatap langit di balik jendela.

Kondisi sakura belum membaik menyebabkan keresahan bagi semua orang. Mereka harus bersiap akan kemungkinan terburuk jika Sakura telah kehilangan semangat hidup untuk selamanya.

Di tengah situasi itu Sakura tiba-tiba bangun. Sorot matanya tidak kosong, hanya saja tatapannya tersisa neraka.

Semuanya hanya diam memerhatikan Sakura

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semuanya hanya diam memerhatikan Sakura.

Dendam? Nyala mata miliknya tidak redup namun sangat tajam dan tidak berperasaan. Itu masih lebih baik dari pada kondisi sebelumnya.

Di hadapan sakura, hanya ada kegelapan dan kesepian. Setiap napas yang diambil terasa berat, seolah-olah setiap tarikan napas itu menarik keluar sedikit dari kekuatan yang tersisa di dalam dirinya

Suasana sekelilingnya tidak pernah terasa begitu sepi dan dingin. Dia merasa seolah jiwanya telah pergi dari raganya, meninggalkan tubuhnya yang terhuyung-huyung di ambang keputusasaan. Setiap detik terasa seperti bertahun-tahun, dan setiap napasnya semakin berat.

“Kita akan melakukannya sekarang!”

Sakura hampir tidak bisa menahan nada mendesak dalam suaranya membuat semua orang kaget.

“Apa? Kenapa mendadak sekali?”

“Kita tidak punya banyak waktu. Siapkan keperluannya!” Sakura mengakhiri pembicaraan dengan cepat, lalu bergegas keluar.

Jiraiya, yang berdiri di sudut ruangan, melihat pemandangan yang mengguncang hatinya. Sorot mata pendendam Sakura membuatnya teringat kembali pada Tsunade di masa muda—perjuangan, rasa sakit, dan keinginan untuk membalas dendam.

Melihat kondisi Sakura, Jiraiya menyadari bahwa kini dia tidak akan bisa dihentikan. Ada sesuatu yang liar dan tak terkontrol dalam diri gadis itu, sesuatu yang bisa menghancurkan tidak hanya dirinya tetapi juga orang-orang di sekelilingnya.

Dia melirik ke arah istrinya, Tsunade, yang hanya menatap dingin dan tajam, seolah sedang menimbang situasi dengan hati-hati. Jiraiya tahu bahwa di balik wajah tenang itu, Tsunade sedang berjuang dengan perasaannya sendiri. Momen ini bukan hanya tentang Sakura, tetapi juga tentang masa lalu yang kembali menghantui mereka berdua.

“Maka lakukanlah,” ucap Jiraiya tiba-tiba, suaranya menggema di antara kerumunan. Kata-katanya membuat Sara dan Ino terkejut. Mereka saling memandang, bingung dengan keputusan Jiraiya yang tampaknya mendukung jalan berbahaya yang diambil Sakura.

“Tapi, kakek!..." Ino tak dapat melanjutkan perkataannya setelah melihat gurat ketegasan di wajah Jiraiya.

Sara menambahkan, “Tidak bisa! Dia belum stabil."

Tetapi Jiraiya hanya menggelengkan kepala, menatap dalam ke arah tempat Sakura berbaring sebelumnya.

“Terkadang, kita perlu membiarkan orang yang kita cintai membuat pilihan mereka sendiri, meski itu menyakitkan. Hanya mereka yang bisa belajar dari kesalahan mereka.”

The Damsel 🔞 || SasusakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang