21. tiada hari tanpa ribut

1K 26 0
                                    

Pagi-pagi sekali satria sudah rapi dengan pakaian kantornya hari ini ia akan berangkat kerja namun setelah ia pikir-pikir ia tidak tega meninggalkan istrinya disini walaupun ada mbok yang menemani chika selama ia kerja.

Menatap chika yang masih tidur pulas  satria mengelus pipi chika lembut membuat sang empu membuka matanya dan menatap satria yang tersenyum tipis. "Udah pagi bangun mandi terus sarapan" ucap satria mencium singkat bibir chika.

Chika mengubah posisinya tidurnya menjadikan paha satria bantalan. "Mau kerja, ya?" Tanya chika Menatap pakaian satria yang rapi.

Satria menggeleng pelan. "Tadinya mau berangkat ngantor, tapi enggak jadi takut kamu masih belum terbiasa sama lingkungan ini" jawab satria.

Chika menatap satria dari bawah. "Kalau ada meeting penting enggak papa kakak kerja aja, aku enggak papa ko disini lagian ada mbok juga. Aku juga enggak bakal keluar rumah" ucap chika. Ia tidak boleh egois hanya karena takut, dan belum terbiasa dengan lingkungan baru.

Satria Menggeleng melepaskan jasnya. "Males, gue mau lanjut tidur aja sama lo" ucap satria memeluk chika.

Chika menatap satria mengalungkan tangannya. "Aku mau berduaan sama kakak supaya aku makin cinta sama kakak" ucap chika polos.

Satria terkekeh kecil mencium singkat pipi chika. "Lo polos banget, polos tapi ganas" bisik satria.

Chika menyembunyikan wajahnya di dada satria menghirup aroma tubuh satria yang sekarang menjadi candunya. "Kamu jangan ganteng-ganteng nanti karyawan kamu pada suka" cicit chika.

Satria yang mendengar itu terkekeh geli melihat istrinya cemburuan, dan posesif. "Enggak papa dong, biar aky punya banyak istri....ahk, sayang kenapa di gigit" pekik satria kaget

Chika cemberut. "Kenapa bicara seperti itu? Katanya cinta dama aku, tapi kakak bilang seperti itu seakan kakak mau selingkuh" ucap chika menatap lekat satria.

Satria menggeleng cepat. "Enggak gitu, aku cin----"

"Semua pria asal saja" kesal chika beranjak dari kasur dan masuk ke kamar mandi, menutup kamar mandi keras.

"SAYANG DEN-----"

Brak

"Astaga!" Kaget satria mengelus dadanya.

***

Kali ini kebelikan nya Chika yang mendiamkan satria, setelah kejadian tadi pagi satria benar-benar diabaikan istrinya. "Sayang, aku benar enggak ada niat selingkuh" rengek satria.

"Selingkuh juga enggak papa, aku juga bisa selingkuh" sinis chika.

BRAK.

Satria mengebrak meja ruang tengah menatap tajam chika. "MAKSUD LO APA? GUE ENGGAK ADA NIAT UNTUK SELINGKUH. LO JANGAN MANCING-MANCING EMOSI GUE SIALAN!" bentak satria emosi.

Chika terlonjat kaget ia menatap satria dengan mata merah menahan air mata. "Yaudah kalau enggak ada niat selingkuh kenapa kamu marah gini" ucap chika memberanikan diri menatap satria.

Satria mencengkeram pipi chika kuat. "Gue emang cinta sama lo, tapi bukan berarti lo bisa seenaknya sama gue. Chika. Gue bisa aja bunuh lo walaupun gue cinta" ucap satria marah.

Chika tidak kuat menahan air matanya ia mengangguk paham. "Terserah kakak, aku cuma boneka kakak yang bisa kakak mainkan sesuka hati kakak" ucap chika mendorong paksa tubuh satria Menatap satria dengan air mata yang mengalir deras. "Niat mau berubah kakak hanya di mulut doang, kalau emang niat enggak mungkin gampang tersulut emosi gitu aja" setelah mengatakan itu chika langsung berlari masuk kamar menutup pintu keras.

Sedangkan satria mengacak-acak rumahnya, ia paling tidak bisa mengontrol emosi seperti sekarang ini, Kacau. Satria keluar rumah ia berjalan kebelakang rumah, menempelkan jarinya ke tembok dan orientasi pintu yang seperti tembok rumahnya terbuka. Ia berjalan masuk keruangan yang gelap, ruangan tanah yang hanya dirinya yang tahu.

Satria langsung meminum alkohol berbotol-botol meluapkan emosinya. Sesekali bergumam menyebut nama chika, entahlah perasaannya sulit diartikan.

Sampai tidak terasa ia tidur sambil memeluk poto chika yang tersenyum manis Menatap kamera.

***

Chika terbangun dari tidurnya karena sinar matahari menerobos masuk kedalam kamarnya. Chika menoleh kesamping tidak mendapati suaminya, Chika yang masih kesal ia langsung masuk kamar mandi dan mandi dengan buru-buru karena airnya yang terlalu dingin, mungkin karena ini ditengah-tengah hutan.

Chika keluar kamar berjalan menuju meja makan yang ternyata sudah ada satria yang duduk manis sambil sarapan, ini pertama kalinya satria sarapan lebih dulu, biasanya selalu menunggu drinya.

Chika mengoleskan selai ke roti melahapnya dengan hening, tanpa melirik satria yang sesekali meliriknya, Chika selesai sarapan ia langsung masuk kamar tanpa menyapa suaminya yang sedari tadi menatapnya.

Cklek.

Chika menoleh melirik suaminya yang masuk kamar dengan wajah yang kusut, chika menatap luar jendela kamarnya yang memperlihatkan pohon-pohon tinggi dan besar, tidak lupa air terjun tepat di depannya. Ia sangat menyukai air terjun menurutnya sangat menengkan.

Sebuah tangan kekar dan kokoh melingkar sempurna di perut chika reflek chika menunduk melihat tangan yang sangat ia kenal. "Maafin gue, chika. Gue akui kalau gue salah" lirih satria menyembunyikan wajahnya di leher chika.

Chika mendorong wajah satria. "Bau, pasti abis mabuk" ucap chika melepas paksa pelukan satria. "Kalau abis mabuk usahain jangan sampai ketahuan aku' ucap Chika.

Satria mengangguk lemah Menatap chika yang sedang membaca buku. "Maafin gue, ya, gue emosi gue enggak bisa ngontrol emosi" ucap satria menganggam tangan chika.

Chika menatap satria. "Untuk apa minta maaf secara baik-baik?, Bukannya kakak akan memaksa aku buat maafin kakak?." Ucap chika.

"Saya mau beru------"

"Sudahlah lupakan saja, tadi malam aku yang salah aku yang terlalu egois. Lain kali aku enggak bakal cemburu, asal kakak tau aku paling  tidak suka orang yang aku cintai termasuk kakak walaupun baru sedikit tapi tetap saja aku udah cinta. Aku tidak suka pria itu berkata selingkuh atau banyak yang deketin" ungkap chika panjang lebar.

Satria tersenyum tipis. "Gue suka lo cemburu, gue mau lo posesif sama gue." Ucap satria.

"mandi sana, bau" suruh chika mengalihkan pembicaraan.

"Gue mau mandi sama lo" ucap satria tersenyum miring

Chika memutar bola matanya malas. "Mandi kak, biar seger.....eh mau ngapain?" Teriak chika panik saat satria membopong tubuhnya secara paksa masuk kedalam kamar mandi.

"Udah dibilang mau mandi sama lo" jawab satria melepaskan pakaiannya.

Chika melotot sempurna ia langsung menutup matanya. "jangan gila! Aku udah mandi" panik chika berusaha membuka pintu kamar mandi.

Satria memojokkan chika menatap wajah chika. "Tadi malam gue mabuk berat, jadi gue enggak bisa tidur dan Sentuh lo, dan sekarang gue mau Sentuh lo" lirih satria melepaskan pakaian chika.

"Apa sih, aku enggak mau" panik chika.

Satria tidak menyahut ia melepaskan pakaian chika dan langsung melakukannya di dalam kamar mandi!.

***

protective Devil [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang