⚡E m p a t⚡

6.4K 474 8
                                    

"Pakai baju pendek begitu, ingin saya puji kamu se*y?"

Aku yang sedang memasukkan barang-barangku ke dalam koper langsung menoleh ke arah Mas Prabu. "Percaya diri banget! Aku kan memang suka begini kalau di rumah," ucapku membela.

Om Prabu ikut berjongkok di sebelahku. "saya bantuin," ucapnya sambil ikut memasukkan barang-barangku ke koper. Padahal enggak aku minta, tapi dia inisiatif mau bantuin.

Aku bergumam sambil menggeleng. "Ga usah" tiba-tiba aku langsung menarik tangan Mas Prabu, "jangan disentuh, itu pakaian dalam aku. Nanti aku bisa masukan sendiri."

Bukannya mengikuti ucapanku, dia malah mengambil pakai dalamku lantas mengamatinya dengan seksama. "Ukurannya kecil ya? Tapi saya kayanya pernah lihat ukuran sekecil ini," dia berpikir sejenak, "oh iya, saya pernah lihat jemuran Sinta yang rumahnya di dekat kebun manggis."

Aku mengerutkan kening. "Sinta siapa? Perawan mana yang Mas lihat pakaian dalamnya?"

"Ga sengaja melihat pas pergi ke kebun."

"Siapa Sinta?"

"Itu, anaknya Bu Maya. Si Sinta, anak kelas 3 SD."

Ga habis pikir aku. Masa ukuran pakaian dalam aku disamakan sama anak SD. Hei, aku sudah kuliah ya, aku sudah mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang baik.

Mas Prabu mendekat ke arahku. "Luv, saya mau punya anak."

"Skip, enggak dulu."

"Satu anak dul—"

Ucapan Mas Prabu berhenti saat aku menutup mulutnya dengan kasar. "Ga usah bahas-bahas anak. Kita sudah sepakat untuk enggak punya selama aku masih kuliah."

Mas Prabu menggenggam tanganku lantas dia gigit pelan. Dengan refleks aku langsung menjauhkan tanganku dari bibirnya. " Apa sih gigit-gigit!"

"Luv," dia menegakkan tubuhnya, "tapi kata Bapak, kalau kamu hamil sebelum lulus enggak masalah. Malah Bapak mendukung."

"Yang hamil aku! Bukan Mas! Atau pun Bapak!" ucapku geram.

Mas Prabu hanya terkekeh pelan. "Iya, iya," tangannya mengacak rambutku, "kalau kamu sudah lulus, saya request lima anak ya, Luv."

"Hamil sendiri ajalah," ucapku lantas meninggalkannya di kamarku. Cape lah aku meladeni dia. Cape ngomong plus cape batin juga.

•••

"Luvita, masuk!" tiba-tiba aku yang sedang membuang sampah di luar rumah harus tersentak karena kedatangan Mas Prabu.

"Sabar, kenapa sih. Aku lagi buang sampah nih, habis bersih-bersih rum-"

"Luvita! Masuk ke rumah saya!" ucapnya tegas.

Aku buru-buru melempar plastik hitam ke tempat sampah dan segera masuk ke dalam rumah Mas Prabu. Pria itu menyambutku dengan tatapan tajamnya, sorot matanya menatapku dari atas sampai bawah.

"Saya enggak masalah kalau kamu pakai baju pendek di dalam rumah. Mau di rumah saya ataupun rumah kamu, enggak masalah, tapi," dia menyelipkan rambutku ke belakang telinga, "jangan pakai pakaian tersebut keluar rumah."

"Lebai banget sih! Tempat sampah kan enggak sampai sepuluh langkah."

"Mau satu langkah dari luar rumah pun enggak boleh!" sentaknya.

Aku langsung menunduk karena takut. Seberani-beraninya aku sama Mas Prabu, tapi kalau dia lagi marah begini, aku takut. Auranya seram banget.

"Kalau kamu masih pakai baju pendek ini keluar rumah, baju-baju pendek kamu yang lain saya sobek!"

Boleh mengadu ke Bapak enggak sih? Masa baru juga hari kedua aku jadi istrinya, masa pakaian aku mau disobek-sobek. Kejam banget sih.

"Iya, enggak lagi."

"Bagus, tubuh kamu enggak boleh dilihat pria lain."

Aku memilih diam.

"Luvita, dengar saya enggak? Mengerti ucapan saya kan?" Ucapnya sambil melingkarkan tangannya di bahuku. 

Aku mengangguk dan menarik tangannya yang bertengger di bahuku. "Tangannya berat. Bahu aku kecil. Awas."

"Sentuh dikit saja enggak boleh," ucapnya kemudian melenggang pergi masuk ke dalam kamarnya.

"Sentuh dikit saja enggak boleh," ucapnya kemudian melenggang pergi masuk ke dalam kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cerita ini sudah tersedia full E-book

Full ebook

Full ebook

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hanya dengan 46

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hanya dengan 46.000 kamu bisa akses full E-booknya

Tersedia juga ebook versi baca duluan

Pembelian dapat melalui Karyakarsa versi web (untuk ebook) dan juga WhatsApp (085810258853)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pembelian dapat melalui Karyakarsa versi web (untuk ebook) dan juga WhatsApp (085810258853)

GET A CRUEL HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang