⚡L i m a b e l a s⚡

4.9K 421 15
                                    

Karena aku enggak mau membuat masalah, akhirnya aku memutuskan untuk berterus terang kepada Mas Prabu. Aku mengatakan bahwa keberangkatan kami diundur dan aku juga bilang bahwa aku akan menghadiri acara kumpul teman kuliah. Aku enggak mendeskripsikan acara itu secara detail dan untungnya Mas Prabu juga tidak bertanya banyak.

Untungnya sih begitu.

Mungkin karena di sana dia sedang sibuk mengomeli bawahannya sehingga enggak fokus ke aku.

Enggak tahu juga sih.

Intinya aku pergi ke acara party dengan perasaan lebih tenang, walaupun ada beberapa hal yang aku tutupi darinya mengenai acara ini, tetapi setidaknya aku tidak berbohong.

Tidak bilang bukan berarti berbohong kan?

"Pakai sabuk pengamannya. Jalannya berliku-liku," ucap Andro di sebelahku. Saat ini kami sedang menempuh perjalanan menuju ke sebuah pantai di wilayah Jawa Barat.

Padahal cuma party doang, tapi harus effort sampai keluar kota. Ya, namanya anak muda. Kalau ada yang jauh dan ribet, kenapa harus cari yang dekat dan mudah. Begitukan.

Andro menunjuk ke sebuah gedung. "Di hotel itu acaranya," ucapnya memberitahu.

Aku mengangguk tanpa menjawab. Andro mengarahkan mobilnya memasuki parkiran gedung itu. Hotelnya bagus banget, kelihatan mewah, tempatnya juga strategi tepat di pinggir pantai.

"Kolam renangnya keren banget," ucapku. Kolam renangnya seolah menyatu dengan air laut, tetapi tetap ada pembatasnya. Selain itu ada pula jembatan panjang yang membentang dari pinggir pantai ke arah laut lepas. Pokoknya tempat ini keren bangetlah.

Andro mengangguk lantas dia merangkul bahuku. "Ke sana ayo, gabung sama yang lain," baru beberapa langkah, langkah Andro mendadak berhenti yang menyebabkan langkahku juga ikut berhenti, "lo enggak ganti baju dulu? Dresscodenya pakai baju grey, Luv."

Aku menatap ke arah bajuku yang masih berwarna pink. "Gue ganti sekarang?"

"Terserah."

"Yaudah, gue ganti sekarang deh," ucapku lantas berbelok ke arah toilet.

Aku mengambil yang dua dress yang aku bawa dari Jakarta. Kedua dress ini cukup pendek. Aku amati sebentar, tiba-tiba wajah Mas Prabu terlintas di kepalaku. Kalau aku ketahuan memakai baju ini, pasti aku akan dimarahin habis-habisan. Dari kedua dress itu, aku memilih dress dengan model yang lebih tertutup.

"Halo gengs!" sapaku saat aku mendatangi sekumpulan temanku yang sedang bercengkerama di pinggir kolam.

Mereka mengamati penampilanku dengan serius. "Tumben bajunya tertutup. Biasanya baju lo super terbuka. Takut kedinginan makanya pakai model begini?" tanya Zizi, salah satu temanku.

"Iya dingin."

Aku mendekat ke sebelah Mila, temanku yang lainnya. Perempuan itu menggeser tubuhnya, memberi ruang agar aku duduk di sebelahnya. "Ini, mau enggak?," ucap Mila sambil memberikan sebungkus rok*k.

"Enggak!" aku menjauhkan bungkusan itu, "Nanti aja."

"Katanya dingin. Biar badannya hangat."

"Enggak."

Dengan sedikit pemaksaan, Mila memberikan benda itu di tanganku. "Hisap aja. Malu-malu. Biasanya sehari juga habis sebungkus lu.

Setelah itu, teman-temanku sibuk party dan ada juga beberapa yang menceburkan dirinya ke kolam renang. Semua orang di sini menikmati acara ini, berbeda denganku.

Dulu memang aku sangat nyaman berada di suasana seperti ini, tetapi sekarang enggak lagi. Semakin aku berpikir, semakin aku merasa bahwa acara party-party seperti ini tidak begitu banyak memberikan manfaat untukku.

Aku menerima ajakan Andro semata-mata hanya agar aku menjaga hubungan pertemananku di kampus. Mereka salah satu circle pertemanan yang paling dekat denganku. Maklum dari awal perkuliahan kami selalu mengambil KRS yang sama. Jadi, aku begitu sulit menolak ajakkan mereka untuk berkumpul.

Sebuah tepukan di bahuku membuat aku menoleh ke sebelah kanan. Andrio menghampiri lantas dia duduk di sebelahku. "Kenapa sih diam aja? Enggak ikut berenang? Bawa baju renang kan lu?"

Aku mengangguk. "Tapi gue malas aja. Gue enggak enak badan," ucapku berbohong.

Andro menatapku lekat. "Iya sih, lo beda banget. Biasanya lo paling semangat kalau ada acara party begini."

"Iya, lagi ga enak badan gue."

Semenjak tragedi aku ketahuan ciu*an dengan Bara kemudian aku dimarahin oleh Bapak habis-habisan, semenjak itu aku jadi malas ikut-ikut party begini. Aku takut ketahuan bagaimana pergaulanku yang sebenarnya, aku takut Bapak semakin marah dan kecewa.

"Yaudah, mau pulang nggak?" tanya Andro. Belum sempat aku menjawab, ponselku tiba-tiba berdering.

Tidak ada notifikasi pesan masuk dari WhatsApp.

Tidak ada panggilan masuk dari WhatsApp.

Namun, ada beberapa direct message di aplikasi Instagram.

Mas Prabu mengirimkan aku sebuah posting-an. Rupanya itu adalah posting-an Instagram temanku. Temanku mengunggah foto-foto di acara ini, ada fotoku di sana sehingga karena itu dia menge-tag akun instagram pribadiku.

Prabu_Sanjaya
Mengirimkan postingan
Bajunya kurang pendek 😊

Prabu_Sanjaya
Terus itu apa yang lagi kamu hisap, Luv?

Prabu_Sanjaya
Satu lagi, kok sampai ke Jawa Barat mainnya? Kenapa enggak bilang, saya kira cuma di Jakarta?

Prabu_Sanjaya
Nakal banget ya kamu belum sehari saya tinggal

Aku semakin merinding saat Mas Prabu mengirimkan sebuah direct message terbaru.

Prabu_Sanjaya
Siap jadi Ibu, Sayang?

Cerita ini sudah tersedia full E-book

Full ebook

Hanya dengan 46.000 kamu bisa akses full E-booknya

Tersedia juga ebook versi baca duluan

Pembelian dapat melalui Karyakarsa versi web (untuk ebook) dan juga WhatsApp (085810258853)

GET A CRUEL HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang