⚡T u j u h b e l a s⚡

5K 401 10
                                    

"Masuk dulu, Om," ucap Zizi mempersilahkan Mas Prabu untuk masuk.

Untung saja tipe kamar hotel ini suite room sehingga ruang tamu tersedia di dalamnya. Mereka semua berbincang di ruang tamu. Temanku menyambut kedatangan Mas Prabu dengan senyum yang lebar.

Mas Prabu ikut menjabat tangan kemudian dia tersenyum kecil. "Prabu," ucapnya lantas mereka duduk bersama-sama.

Mas Prabu melirik ke arahku kemudian dia melirik ke sisi sofa sebelahnya. Memberikan isyarat agar aku duduk di sana. Tidak mau menambah masalah, aku memilih menunduk lantas menuruti perintahnya.

Kronologis kejadian pun diceritakan oleh Zizi. Tentunya dengan banyak kebohongan. Dia enggak menceritakan hal yang sebenarnya terjadi. Zizi bercerita bahwa kami semua hanya liburan biasa di pantai ini, dia tidak menceritakan tentang party. "Begitu kejadiannya, Om," ucap Zizi mengakhiri ceritanya.

Mas Prabu mengangguk. Dia melirik ke arah jam tangannya. "Sudah tengah malam. Kami harus segera pulang."

"Maaf ya, Om. Sudah membuat Luvita sampai pingsan."

"Lain kali tidak perlu ajak dia party lagi," ucap Mas Prabu membuat kedua pasang mata Zizi dan Andro terbuka lebar, "lain kali jangan juga suka berbohong."

"Maaf, Om."

"Ya sudah, langsung pulang kalian. Jangan dilanjutkan partynya. Tidak berguna."

"Iya, Om."

"Kami duluan, selamat malam," ucap Mas Prabu kemudian kami berjalan masuk ke dalam lift.

Aku hanya terdiam dengan keringat dingin yang membasahi tubuhku. Mas Prabu menekan tombol lift, tapi dia tidak menekan tombol lantai dasar, melainkan dia menekan tombol lantai lima.

"Mau ke mana, Mas?" tanyaku semakin panik.

"Diam saja kamu."

Lift akhirnya terbuka saat di lantai lima. Mas Prabu menggenggam tanganku lantas kami berjalan ke depan kamar hotel. Dia mengeluarkan cardlock, menempelkannya pada pintu kemudian pintu pun terbuka.

"Masuk." Dia mendorongku untuk masuk ke dalam, tetapi aku berusaha untuk menahan tubuhku agar tidak terdorong, "masuk ke dalam kamar hotel sama saya enggak mau, tapi sama Andro dan Zizi mau. Bagaimana sih kamu."

"K-kita mau ngapain?"

"Ya ngapain aja bebas."

Bapak, aku ketakutan!

Dia menarikku lebih keras sehingga aku masuk ke dalam kamar itu. Aku tegang banget, sampai-sampai keringat dingin membasahi tubuhku.

"Mas," panggilku saat Mas Prabu melingkarkan tangannya di pinggangku, "kita pulang aja," cicitku pelan.

"Saya mau di sini," dia membawaku untuk duduk di pinggiran ranjang kemudian dia berjongkok di bawahku, tangannya menggenggam tanganku lantas dia beri kecupan beberapa kali, "saya mau mengambil hak saya. Sekarang."

"T-tapi aku enggak mau."

"Saya enggak mau tahu," ucapnya sambil menggenggam tanganku lebih kencang.

Air mata mulai menggenang di pelupuk mataku. Aku enggak bisa menahan lagi, akhirnya aku menangis sesenggukan. Aku ketakutan dan bingung harus berbuat apa. Mau minta pertolongan pun, sama siapa. Tidak ada yang bisa menolongku.

Dan kemudian kegiatan itu pun terjadi.

"Kamu membuat saya semakin marah, Luvita!" kalimat terakhir yang dia ucapkan sebelum akhirnya aku tidak sadarkan diri.

Cerita ini sudah tersedia full E-book

Full ebook

Hanya dengan 46.000 kamu bisa akses full E-booknya

Tersedia juga ebook versi baca duluan

Pembelian dapat melalui Karyakarsa versi web (untuk ebook) dan juga WhatsApp (085810258853)

GET A CRUEL HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang