Hawo bwoh!
Mumpung Tata pulangnya cepat juga ide ngalir lancar, Tata up deh malam ini!
Betewe, janglup di vomen and reading list ya!!
Kepedulian Anda Harapan Tata😆
Happy Reading!
Andra kira ketika Alina memutuskannya, ia akan bahagia. Namun semua perkataan tiga hari lalu hanya penghiburan semata. Nyatanya ia sekarang tengah uring-uringan di kamar ditemani Aryan yang juga agak memprihatinkan.
"Gue kangen Al, Yan."
"Gue juga kangen gue, Bro!"
Bantal segera melayang ke perut Aryan. Siempu meringis pelan melempar kembali bantal yang segera di peluk erat. Persis perempuan patah hati.
"Gue serius!" Mimik Andra meyakinkan. Meliht itu, Aryan membalas tak kalah. "Gue juga serius! Kangen gue dulu, yang sekarang buat gue frustasi."
Suasana hening. Andra meraih ponsel menatap pesan dari nomor Alina yang bahkan belum ia simpan. Percakapan mereka terhenti 2 hari sebelum pemutusan. Berarti 5 hari mereka tidak berinteraksi via online.
Pancaran matanya redup, ia tanpa sadar bergumam. "Andai aku tolak kata kamu dulu. Mungkin sekarang kita bakalan pergi ke rumah Alex atau lihat hantu di rumah angker," kekehnya sendu.
"Lo masuk gak Bro?" Pertanyaan Aryan memecah kegalauan Andra membuat pemuda itu berdecak sebal.
"Nggak. Gue tipsen."
"Yakin? Katanya lo kangen Alina. Kali aja lo ketemu dia hari ini."
Benar juga. Semenjak mereka putus, Andra tak pernah lagi bertemu Alina. Entah karena memang tak jumpa atau hal lain. Tetapi hari ini, keinginan untuk bertemu kian menguat.
Dengan semangat membara, Andra bangkit lalu melempar bantal sembarang arah dan secepat kilat melesat ke kamar mandi. Ia harus bersih dan wangi sebelum ketemu Alina. Saat sampai di depan pintu kamar mandi, Andra menoleh pada Aryan yang cengo.
"Hari gue traktir lo 20 ribu."
Suara bantingan pintu menggema membuat Aryan terjungkal kaget.
"Anjing nih orang! Jatuh cinta nya agak laen."
***
Sepanjang jalan menuju kampus senyum Andra terus merekah. Wajah kusut juga bawah mata hitam tersamarkan oleh lengkungan bibir. Bahkan teriknya mentari dijam 10 ini kalah oleh senyum cerah Andra. Dalam benaknya terus terlintas seorang Alina dengan khasnya. Datar.
Namun, lengkungan itu menurun sesampainya dikampus. Hal itu karena beberapa orang mendekatinya hanya untuk bertanya kenapa ia dan Alina putus juga menanyakan keberadaan Alina yang menghilang usai putusnya mereka.
Andra tak ingin menjawab. Mood baiknya seketika rusak dikelilingi orang-orang. Aryan di sampingnya berusaha mendorong agar tak ada pengganggu membuat mereka menyingkir sembari mendumel.
"Heran gue, pada kepo amat sih hidupnya," gerutu Aryan setelah menghilang nya pengganggu. Ia menoleh ke arah Andra yang muram. "Berita lo masih anget-angetnya anjing!"
"Alina kemana ya?" tanya Andra pada dirinya. Ia tak mendengar sama sekali ucapan Aryan. Sesekali ia berhenti jalan membuat Aryan sedikit cemberut. Ia pengen cepat sampai ke Kantin.
"Mana gue tau. Gue kira kita gak ketemu dia dua hari itu emang gak ketemu doang taunya gak ngampus. Apa dia galau dirumah sampe gak masuk? Tapi yakali Alina galau. Kalo lo mah pasti-pasti galau."