Salah MASUKIN

4.5K 84 8
                                    

Hello!

Sekian puluhan hari akhirnya Tata up lagi!

Senang kan kalian? Sama Tata juga:)



Happy Reading!




Dibalik pohon besar, bibir seorang pemuda menaik tajam. Rumah mewah dengan penerangan minim itu telah masuk kedalam targetnya. Meneliti sekeliling, matanya lalu tertuju pada Satpam dibalik gerbang.

Sepi.

Merasa situasi menguntungkan, pemuda bernama Zadi itu memasukkan sesuatu ke benda seperti seruling itu lalu membawa ke bibir. Usai memastikan tepat sasaran, ia meniupnya kencang.

Wush ... Slep.

"Akhhh ..."

Satpam tersebut terkulai lemas memegang tengkuknya. Zadi tersenyum bangga berhasil melumpuhkan target dengan benda yang ternyata adalah jarum berisi obat tidur dosis tinggi. Lelaki itu menghitung dalam hati sembari tak mengalihkan pandangan sedikitpun dari Satpam.

Satu

Dua

Tiga

Empat

Lima

Enam

Tuj—

Bruk.

Bersorak dalam hati, Zadi melangkah ke arah Satpam mengambil kunci yang terlempar keluar dari kantung baju terbuka Satpam. Dengan tenang ia membuka pagar tak lupa menguncinya kembali. Siap, Zadi lalu memapah tubuh Satpam menuju rumahan tempat si Satpam biasa tidur dan mencabut jarum di tengkuk Satpam.

"Saatnya beraksi," ujarnya menutup wajah menggunakan topeng kain. (Anjir, Tata lupa namanya, Sibo gak sih? Yang tau komen sini.)

Zadi telah mengintai rumah ini beberapa hari lalu saat ia melihat dua orang yang ia yakini suami-istri pemilik rumah keluar membawa koper besar masuk mobil. Tak ada tanda-tanda pemilik rumah lainnya keluar, hanya beberapa pembantu yang sering keluar masuk dengan seragam khas pelayan.

Pemuda itu langsung menyimpulkan tidak ada lagi yang menghuni dimalam hari karena para pembantu akan pulang di malam hari dan yang menjaga rumah hanya satu Satpam.

Zadi membuka pintu utama menggunakan jepit rambut kecil. Karena mahir, pintu pun terbuka dengan mudahnya. Celingukan menatap sekitar, Zadi masuk kemudian menutup pintu.

Meski remang-remang, masih nampak barang-barang mewah tersaji di depan mata. Pemuda pencuri itu menggeleng pelan saat pikiran ingin mencuri TV 42 inch terlintas. Ia tak ingin mencuri benda yang jelas akan menyusahkan meski sewaktu dijual nanti nominalnya juga besar.

"Kamar, kamar," bisiknya.

Instingnya membawa langkah kakinya menuju sebuah pintu di lantai bawah. Menggunakan jepit rambut kecil, Zadi mencungkil dan berhasil membuka. Kembali matanya di manjakan oleh barang-barang mewah didalam sana. Mengendap-endap, Zadi mengakali pintu lemari mengacak isi mencari emas, berlian, permata, uang ataupun benda kecil berharga lainnya.

Senyum lebar terpatri mendapati sekotak besar berisi emas dan beberapa ikat uang. Namun Zadi belum puas menjarah, ia pun keluar dari kamar membawa kotak besar tersebut dan menaruhnya di meja nakas.

"Kamar atas pasti nyimpan emas," seringai nya menaiki tangga.

Terdapat dua pintu, Zadi memutar kenop pintu dekat tangga masuk ke dalam. Ruangan itu kosong namun tetap Zadi membuka lemari mencari benda berharga. Kekecewaan terpancar di wajahnya mendapati lemari itu kosong.

Short story 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang