My girlfriend strong 2

1.9K 113 15
                                    

Hi wak!

Sebelum baca ini, diharapkan vote dan komen di chapture ini dan sebelum-sebelumnya bagi yang belum.

Kalau sudah vote, diharapkan tf cuan sebanyak ceban buat menghilangkan beban😆 Terimakasih.

Happy Reading!!

"Gue harap lo tenang di sana Bro!"

Andra tak bisa mencerna baik ucapan Aryan kala melihat Alina berjalan kearahnya tanpa ekspresi. Sampai nya perempuan itu didepan mereka, Aryan mundur perlahan sembari menunduk. Ia gemetaran oleh tatapan tajam Alina.

"G-aku per-misi..."

Hanya itu ucapan Aryan. Segera ia menjauh menyeret kakinya yang lemas. Pantas saja sobatnya keseringan sakit, ternyata perempuan itu penyebabnya.

Andra ingin menghentikan Aryan namun ia takut Alina malah tak suka dan kemudian Aryan bakal berakhir di rumah sakit. Andra tak mau itu terjadi.

"Apa kamu menyukai dia?"

Kepala Andra langsung menoleh pada Alina setelahnya kembali menunduk. Segala pikiran berkecamuk di kepalanya. "M-mak-sudnya?" tanyanya tergagap pelan.

"Tidak menyukai dia dulu, bisa? Aku masih pacarmu."

Nada datar Alina membuat dadanya berdebar. Tanpa bisa mencerna baik ucapan Alina, Andra mengangguk. Kedua tangannya mengepal menahan hasrat buang air kecil. Saat ini Andra serasa bertemu hantu.

"Bawa kan?"

"I-iya."

"Kita pergi sekarang."

***

Grasak-grusuk akibat gesekan pisau dan semak memecah keheningan. Andra di belakang Alina berjalan gemetar mengikuti sang pacar. Sesekali ia tersandung terkena jeratan rumput bekas tebasan Alina.

Langkah mereka semakin jauh. Ingin Andra menjerit merasakan kakinya seperti mati rasa. Saat sudah tak tertahankan, Andra terpaksa menepuk pundak Alina menggunakan telunjuknya.

"K-kita is-tirahat y-ya. A-aku capek."

Manik tajam Alina menyorot pada Andra membuat nyali ciutnya kian menciut. Pemuda itu menunduk dalam memainkan jemari telunjuknya dan tersentak kaget mendapati pahanya melingkari tubuh Alina dan kedua tangannya di tarik paksa mengalungi leher Alina. Ia digendong.

"J-jangan gini."

Jantung Andra ingin copot. Tak pernah ia diperlakukan begini oleh siapapun. Meski ia agak (sangat) takut pada Alina, tetapi ia tetap memikirkan Alina. Pasti Alina keberatan menggendong nya dan juga ransel besar dipunggungnya.

Sedangkan yang dipikirkan malah menepuk pantat Andra kuat menyuruh lelaki itu diam.

"Sebentar lagi malam. Kita harus cepat."

Keduanya diam menikmati perjalanan. Ralat hanya Alina karena Andra takut oleh pikiran Alina akan membuangnya ke dasar jurang mengingat mereka berada di hutan.

Duh, lelaki dengan segala prasangka buruknya:)

Sekitar 10 menit Alina berjalan, keduanya sampai di depan gua. Alina menurunkan Andra mengamati isi dalam gua yang gelap.

"Ranselnya." Andra cepat melepas ransel dan memberikan ke Alina. Ia mengamati Alina yang mengubek isi ransel dan mengangkat lampu petromax juga kresek hitam berbau anyir.

Short story 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang