Potion love 4

1.8K 62 2
                                        

Ciee yang nungguin Tata. Gimana, Laba-labanya berubah jadi batman gak?

Uhuk, jangan salahin Tata karena up nya lama. Salahin aja otak dan otot Tata yang males buat lanjut:(

Agak terlambat sih ya, tapi HAPPY VALENTINE BEBEBKUUHH...

Sorry ya gak ngasih Beng-beng soalnya kalian gak tf 100.000.000.000,- ke Tata sih ╥﹏╥


Reading enjoy!


Kenze menggeliat terengah-engah. Angin sepoi-sepoi tak mendinginkan tubuh polos yang berkeringat terikat itu. Sebaliknya, embusan angin memacu panas gairah terutama pada area bawah perut yang terkurung vibrator.

Di hadapannya, berdiri seorang gadis memperhatikan gerakannya. Wajah tanpa ekspresi namun mengandung ejekan samar tak lepas dari penglihatan kabur Kenze. Sebuah remote control terputar di jemari lentik membuat Kenze semakin merasa getaran dibawahnya kian meningkat. Mata pria muda itu memerah berkaca.

"Z-zuya ple-ase..."

Panggilan serak menyebabkan seringai Zuya melebar. Ia berjalan dan duduk menyamping tepat di perut Kenze. Zuya menekan pantatnya membuat nafas Kenze kian tercekik.

"Kenapa?" Zuya meraih benda tegak bergetar Kenze, menyentil kepala bercairan itu kuat menyebabkan Kenze melenguh. Tak lupa satu tangannya mencubit choco cips tegang. "Aku tadi liat pas Candi-candi itu raba perut kamu. Kamu suka diraba dia?"

"Hrrrhh... N-ng-ga—uhhh..."

"Bohong!" Zuya berseru seraya menampar kuat kepala jamur berlendir itu. Kenze mengerang sakit namun kabut nafsu semakin terlihat dimata. Gesekan antara rumput dan tubuh belakangnya mengalirkan geli nikmat yang baru pertama kali ia rasakan.

Bibir pemuda itu bergetar. Kedua tangan yang diikat terkepal erat.

"S-sin-dy—"

"Oh, Sindy ya..."

"Buk—hnggghhh..." Kenze mendongak sewaktu Zuya menaikkan getaran ke level Max. Jari kakinya menekuk, ia menggigit bibir berusaha agar tak menangis meski matanya berkaca-kaca.

"D-dia shhh... ma-uhh jatuhh ak—ahh... akuuh tahan... Di—ughh gahh pegang..." Kenze menjelaskan terbata tak ingin Zuya semakin salah paham. Ia lelah terus disiksa kenikmatan di bawah mata Zuya.

Sementara Zuya tak lagi menekan bokongnya. Ia menoleh memperhatikan cairan cum keluar di kepala little boy Kenze. Sebenarnya ia tidak terlalu peduli dengan Candi-candi itu. Karena bagaimana pun, Kenze adalah lelakinya, miliknya.

Melihat wajah tersiksa penuh nafsu lelakinya sangat menyenangkan. Apalagi dengan keadaan tubuh pasrah namun sikecil menjulang ganas, itu sangat lucu baginya.

Dan jika Kenze tergoda si Candi atau perempuan lain, Zuya pastikan setelahnya Kenze akan terbaring seperti sekarang. Haha...

"Hm... Tapi masa iya dia gak pegang. Padahal aku liat jelas kok dia megang perut malah hampir pegang little boy. Apa aku salah liat?"

Tubuh Kenze gemetaran melihat senyum Zuya. Mengapa Perempuan ini melihat adegan itu? Sungguh, Sindy hanya memegang perutnya. Ia belum memegang tempat lain saat ia langsung menjauh dari perempuan itu agar tak ada murid yang melihat dan bergosip tentang nya.

Namun perempuan itu melihat sendiri!

Kenze kesal pada keadaan! Ia kesal pada waktu yang tak tepat!!

"Yaahh... A-akuuh..." Kenze mencengkeram tali. Gelombang panas mulai mengalir di batang berlumur cairan. Zuya yang tahu Kenze akan sampai segera menekan lubang kecil menggunakan telunjuk. Kilat hina penuh kesedihan melintasi matanya.

Short story 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang