Toxic marriage end

3.4K 123 10
                                    

Ekhem!

Tata back:)

Buat yang uwufobia, yang lagi pacaran dengan suami orang, yang lagi godain daddy sugar, diwajibkan baca cerita ini😂

21+ area.

"Aku pulang."

Deraya berdiri tersenyum manis menyambut pulangnya Neva. Ia merentangkan tangan yang disambut senang oleh Neva. Pria itu menghirup aroma menenangkan dari tubuh sang istri. Rasa pusing dan lelah sehabis bekerja telah menguap bersamaan lembutnya belaian tangan Deraya di punggungnya.

"Gimana kerjanya Mas?"

Mendengar itu, Neva diingatkan oleh kacaunya perusahaan sekarang. Ia mengeratkan pelukan.

"Jangan bahas itu dulu ya. Aku mau terus peluk kamu."

Tak ada balasan. Deraya tersenyum manis dibahu Neva. Sekian menit mereka berpelukan, Deraya melepasnya lembut. "Kita masuk yuk Mas. Masa kita pelukan di luar. Nanti kita diliatin tetangga. Aku malu ihh."

Neva tertawa mengaitkan jemari mereka masuk ke dalam tak lupa menutup pintu. Ia merasa gemas oleh Deraya. Hah, rasanya ia makin mencintai istri kecilnya itu.

"Mandi dulu sana, Mas. Aku mau siapin makan malam kita. Ughh... Suami aku bau acem." Deraya menjepit hidung, sudut bibirnya naik tertahan. Neva mengernyit kemudian mengendus baju. "Iya ya. Hehe..."

"Sayang..."

Belum sempat Deraya menatap sepenuhnya, Neva mencuri kecupan di kening Deraya lalu ngacir meninggalkan Deraya yang memasang raut wajah bengong. Neva memegang dada merasakan detak jantung bereaksi keras. Tanpa ia tahu jika dibelakang mimik Deraya berubah tersenyum lebar menatap punggungnya. Tangannya meraba kening setelahnya bergumam pelan.

"Neva, aku menyukai ini semua."

***

Neva mendekati sosok sang Istri terus menggosok rambut menggunakan handuk kecil. Tampilan wangi dan segar Neva membuat Deraya yang masih menunggu dimeja makan tersenyum tipis. Ia berjalan mengambil alih handuk dari Neva dan menggosok rambut Neva pelan. Neva memejamkan mata menikmati sentuhan tangan Deraya.

"Mas sudah ketemu si penjual data perusahaan?"

"Belum..." Ucapan itu terhenti, Neva membuka mata menatap Deraya heran. "Kamu kok tau masalah ini? Kayaknya aku belum pernah cerita sama kamu."

Deraya hanya tersenyum. "Ada kok Mas kasih tau kemarin," jelasnya meraih cangkir, meletakkan persis didepan Neva. "Mas lupa pasti. Kebiasaan."

Neva tersenyum mengangguk. "Iya, akhir-akhir ini banyak masalah di kantor, aku jadi pusing mikirnya." Neva menyesap isi cangkir. "Tumben kamu bikin kopi."

Deraya merapihkan rambut berantakan Neva. Begitu telaten ia menyisir menggunakan jari. "Iya, karena aroma kopi bisa samarin bau racun."

Kopi tak tertelan tersembur keluar. Neva menatap tak percaya senyum istrinya.

"Jangan bercanda!!" tegasnya.

"Aku serius."

Prak.

Di banting nya cangkir hingga isi dan pecahan kaca bertebaran. Beberapa melukai kaki Deraya namun wanita itu tetap tersenyum memegang handuk.

"Jangan natap aku begitu, Mas. Aku takut." Deraya mengelus perut ratanya pelan. "Ini pembalasan aku buat Nada. Tenang aja Mas. Sakitnya gak lama kok, cuma satu menitan terus Mas bisa nemani iblis dineraka sana."

Short story 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang