Hay sayang kuhh!!
Pasti kalian kangen kan sama cerita Tata? Hewhew!
Maklumin ya, Tata lagi seneng-senengnya dapat daddy baru makanya lupa sama kalian:)
Oke! Gak perlu cincangcong lagi...
Happy Reading!!!
Hangatnya sinar mentari pagi membuat Kenze bahagia. Didepan lapangan, ia berdiri tegap menunggu kedatangan Pujaan Hati dengan sejumlah skenario indah memenuhi kepala.
Membayangkan gadis manis berlari kearahnya, memeluk erat seolah memberitahukan seluruh penghuni bangunan jika sekarang ia adalah miliknya. Saling memandang penuh cinta kemudian mendekatkan wajah masing-masing hingga dua bibir bertemu, menggigit si kenyal, membelitkan lidah, mengabsen deretan gigi, menyesap manisnya saliva—hah, memikirkan nya saja membuat Kenze setengah gila.
Kenze menggeleng pelan memeriksa jam ditangan. Masih jam 06.35. Iapun merogoh cermin kecil disaku memperbaiki jambul berpomade, bedak diwajah lalu meletakkan tangan didepan mulut, mengendus harum mint nafasnya. Perfect!
Sekian menit menunggu, tak jua ia melihat gadis mungilnya. Sengatan terik mentari membuatnya sedikit berkeringat. Beberapa penggemar menyapa genit ia singkirkan dengan tatapan tajam mematikan.
Rasa cemas menghampiri, mungkinkah gadisnya sakit?
Belum sempat bertindak jauh, matanya langsung tertuju pada dua gadis saling bergandeng tangan. Perempuan imut itu berjalan sembari tertawa kecil. Sorot cahaya hanya menyinari wajah Esya. Kenze menahan nafas, gadisnya sangat sangat sangat manis.
Kenze menatap lekat pergerakan Esya. Tatapan memuja terganti mengerutkan kening. Gadisnya melewati dirinya. Gadisnya sama sekali tidak menoleh padanya. Kenze gelisah, apa ramuannya tidak berhasil? Penipu kah gadis toko itu?
Tak ingin terus merasakan keganjalan dihati, Kenze berjalan lebar menyusul dua gadis didepannya.
"Ehm..."
Celotehan lucu Esya menghilang. Kedua gadis itu menoleh kebelakang bersamaan. Dihadapkan mimik imut Esya, Kenze terdiam kaku menghiraukan ekspresi tenang Zuya.
"Kenz—ahh iya aku lupa!!" Teriakan kecil Esya menyadarkan Kenze. Zuya menaikkan sebelah alis menanggapi kehebohan sahabat oroknya.
Esya merogoh kantung samping tas, mengambil botol berwarna pink. Itu adalah jus Jambu pemberian Kenze. Ia mengangkatnya tersenyum malu.
"Kemarin jusnya aku masukin ke kulkas. Kan enak minum jus kalau sejuk-sejuk gitu. Nah, aku tuh gak tau kalau jusnya dimasukin adik aku ke tempat khusus es batu. Jadinya ya beku kayak es batu gini. Maaf ya Kenze..." Esya meringis lalu menggembungkan pipi mengedip lucu. Segala ketegangan dihati Kenze terangkat oleh tingkah manis Esya.
"Hm..."
Zuya melepas gandengan, manik tenangnya menatap langsung Esya yang kembali mengaitkan tautan jemari mereka.
"Mau kemana sih, Ya..."
Helaan nafas terdengar. Zuya mengangkat bibir, berbicara serak. "Toilet."
Mendengar itu, Esya melepas tangan nyengir. "Bilang dong bestie!"
"Urgent. Gue duluan Ze."
Hanya anggukan tak berarti Kenze berikan. Perginya sosok Zuya tidak lah berpengaruh sama sekali pada Kenze. Lelaki itu malah semakin ingin menyimpan wajah menggemaskan Pujaannya hanya untuknya.
"Maaf ya, Kenze. Aku janji, kalau sudah cair aku bakal abisin."
"Ya."
Sepanjang jalan Esya terus berbicara yang ditanggapi ringan namun dalam hati Kenze sangat senang. Tingkah polos dan manis Esya sungguh menawan. Tepat berada di simpang koridor, Esya mendongak tersenyum ceria.