Sembilan belas: Maaf

748 96 4
                                    



Dan selama seminggu ini, itulah rutinitas baru yang mereka lakukan. Jika tidak ada shift di rumah sakit, Haruto akan mengantar dan menjemput Elan sekolah, menghabiskan setiap siang mereka sampai Junghwan pulang sorenya. Kadang Junghwan menjemput Elan di rumah Haruto, kadang Haruto yang mengembalikan Elan ke rumah. Jangan tanya reaksi Papa, Mama, dan Jihoon saat melihat Haruto pertama kali di rumah mereka. Papa, Mama seperti melihat hantu saking kagetnya dengan kehadiran mantan tunangan anak mereka yang kabur tujuh tahun lalu, untungnya sih, mereka tidak memukuli Haruto. Tapi mungkin kalau mereka tahu alasan sebenarnnya Haruto kabur, hal yang lebih mengerikan bisa saja terjadi. Sedangkan Jihoon yang hanya mengenal Haruto sebagai dokter spesialis ortopedinya menatap penuh arti, mungkin mengira bahwa dugaannya tentang Haruto yang naksir Junghwan itu benar. Dan beberapa hari setelahnya Junghwan menghabiskan waktu untuk menghindari konfrontasi dari tiga orang tersebut. Untungnya dia tidak terlalu kesulitan melakukan itu karena kesibukannya di kantor.

Tapi seminggu penuh setelah mengiyakan permintaan Haruto, Junghwan juga seperti cacing kepanasan. Bagaimana mungkin dia bisa mengiyakan permintaan Haruto semudah itu? Oh ya, karena dia sudah diperdaya oleh Haruto dengan mempertontonkan chemistry luar biasa dengan Elan, membuatnya terkesima dan tidak bisa menolak kalau tidak mau membuat Elan kecewa. 

Sekarang, setelah hanya seminggu, Junghwan bukan lagi yang nomor satu bagi Elan. Dia ingat seminggu lalu dialah sosok Captain Amerika Elan. Orang paling dicari dan dipuja olehnya, kata-kata yang paling sering Elan ucapkan adalah "Papa bilang..." tapi sekarang kata-kata yang keluar dari mulutnya adalah "om Haruto bilang..." yang setidaknya diucapkan setidaknya seratus kali sehari, sukses membuat Junghwan ingin mencekik si Om Haruto itu. 

Hanya dalam waktu tujuh hari itu, Haruto berhasilkan menurunkan statusnya sebagai peran utama dalam hidup Elan menjadi peran pengganti. Dia bukan lagi superhero Elan, dia hanya sidekick. And that Suck!

Maka sebagai bentuk protesnya hari ini, Junghwan tidak mau repot-repot merapikan diri untuk bertemu Haruto saat mengantar Elan pulang nanti. Dia juga tidak mau menjamu Haruto dengan secangkir teh seperti biasanya supaya dia cepat pergi. Stupid, he knows! Memangnya Haruto akan peduli kalau pakaiannya kusut? Toh, Haruto selalu datang untuk Elan, bukan untuk dirinya. Tugasnya hanya memastikan Elan kembali padanya tanpa kurang satu apapun. So What, kalau dia selalu merapikan rambut setiap Haruto datang, So what, kalau dia membeli parfum baru untuk mengusir bau-bau aneh yang mungkin menempel pada dirinya. So what? 

Dia tahu Haruto sudah sampai ketika mendengar suara nyaring Elan bahkan dari luar rumah mereka. Junghwan menarik napas dalam dan menggumamkan "Jesus christ, help me!" saat mendengar suara nyaring anaknya dan suara berat Haruto mendekat. Haruto sepertinya mengatakan sesuatu yang tidak bisa dia tangkap, tapi sepertinya lucu sekali karena Elan tertawa keras.

Junghwan hanya berdiri di tengah ruang tamu ketika Haruto muncul sambil menggendong Elan yang sedang merentangkan tubuh kecilnya seperti pesawat dan berteriak, "Uuuwiiiiiiiii~~...." kemudian Haruto menarik kaki Elan dan menggantungnya terbalik.

Melihat hal itu, Junghwan hampir terkena serangan jantung. Bagaimana kalau Elan jatuh! Junghwan terkesiap cukup keras, sehingga tatapan Haruto langsung tertuju padanya. Dengan susah payah Junghwan menahan diri untuk tidak memarahi Haruto, tapi kemudian dia melihat Elan tertawa-tawa senang dan Haruto menurunkannya kemudian. 

"Kamu ke kamar, ganti baju dulu ya," ucap Haruto layaknya orang tua yang sudah hapal rutinitas anaknya.

"Ay ay, kapten!" balas Elan, kemudian berlari naik ke atas menuju kamarnya.

Un-StuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang