"Astaga, udah jam 6 sayang. Padahal tadi udah bangun kok sekarang malah selimutan lagi, nanti kesiangan loh" ucap seorang wanita muda di ambang pintu kamar
"Bentar sayang, masih kedinginan aku. 10 menit lagi bangun kok"
"Yaudah, aku tunggu di meja makan ya"
Setelahnya hening, hanya anggukan yang ia dapat sebagai jawaban.
Sudah hampir 1 tahun Yaya menjalani rumah tangga dengan sang suami. Wanita itu selalu memulai rutinitas pagi harinya dengan membuat sarapan untuk suaminya. Hari ini Yaya memutuskan untuk membuat Nasi Goreng saja. Polos, tanpa telur. Iya, suaminya memang punya segudang alergi mulai dari seafood, telur, hingga kacang-kacangan. Hal itu yang sering membuat Yaya memutar otak untuk membuat menu makanan untuknya.
20 menit berselang, pria dengan balutan kemeja hitam dan celana dasar abu-abu turun dan menyapa istrinya, tak lupa memberi kecupan selamat pagi di pucuk kepala sang istri.
"Pagi sayang"
"Pagi. Kamu harum banget, aku suka"
"Makasih ya, sayang. Hampir setiap hari kamu puji aku begitu" lelaki itu melempar senyuman sembari menoel hidung sang istri. Tingkah pria itu sukses membuat Yaya salah tingkah.
"Hari ini kamu ada kegiatan apa?" Tanya sang suami sembari melahap masakan istrinya
"Nggak ada sih, paling beresan gudang, udah berantakan banget pusing aku liatnya"
"Loh? Sendirian? Sama aku aja ya, nunggu libur"
"Engga gapapa, nanti kalo ada yang berat baru aku tinggalin biar kamu yang urus. Boleh?"
"Yasudah boleh, tapi kalo udah cape berhenti ya jangan maksain"
"Iya sayang" seru Yaya sambil menganggukkan kepala
Selepas menghabiskan sarapannya, pria bertubuh tinggi itu pun berpamitan
"Yaudah aku berangkat dulu ya"
"Iya hati hati ya" sambil menyambung tangan sang suami. Dikecupnya tangan besar itu, lalu tak lupa sang pria membubuhi kecupan manis di kening Istrinya.
Begitu mobil sang suami menghilang dari pekarangan, Yaya lantas menuju gudang.
BRAAKK
Sebuah kotak dengan pita merah diatasnya terjatuh dan menumpahkan isinya. Terlihat sebuah potret Yaya dengan seorang pria. Sudah lama rasanya ia tidak melihat foto itu.
"Semoga hidupmu bahagia dan baik-baik saja ya" diakhiri dengan senyuman kecil, Yaya kemudian merapikan isi kotak itu lalu kembali meletakkannya ke tempat yang aman. Setelah itu Yaya pun melanjutkan kegiatan bersih-bersihnya.
FLASHBACK ON
DRRT DRTTTTT
"Buu, hp ibu bunyi tuh"
"Angkat dek, siapa yang telpon?"
Dengan wajah malas Yaya menjawab
"Kanjeng ratu, ibu aja deh yang angkat"
Kanjeng Ratu. Itulah sebutan yang menurut Yaya paling cocok untuk menggambarkan Oma nya. Oma nya yang begitu perfeksionis dan cerewet itu sering kali mengatur hidupnya sedemikian rupa tanpa memperdulikan perasaan si cucu. Ibu Yaya? Oh, tentu saja tidak berkuasa apapun. Beliau hanya bisa patuh pada kehendak Oma. Hal itu kerap kali menimbulkan rasa kesal di hati Yaya. Namun tentu saja ia tetap menyayangi Oma nya itu.
Oma nya berada di Jogjakarta, sementara Yaya dan keluarga berada di Lampung mengikuti Ayah nya. Ah, terlau asyik membahas Oma, Yaya nyaris lupa memperkenalkan diri.
Yaya lahir dengan nama Yasmina Khalid. Sebenarnya bisa saja dipanggil Yasmin, namun orang-orang terdekatnya kerap memanggilnya Yaya. Kini Yaya tengah berjuang untuk menyelesaikan studinya di salah satu Universitas Negeri di Lampung. Yaya adalah anak kedua dari dua bersaudara. Ayahnya Prasetyo Khalid atau ia biasa memanggilnya Bapak, Bapak Tyo. Ibundanya bernama Ayu Retnosari Handoko atau Ibu Ayu. Serta kakak laki-laki nya, Danendra Khalid, atau Mas Nendra yang usianya hanya berjarak dua tahun dari Yaya.
Semenjak Bapak di pindah tugaskan, mereka sekeluarga turut pindah rumah dari Jogja ke Lampung sejak 2010 lalu. Meninggalkan Oma dan Opa berdua di Jogja memang keputusan yang berat, apalagi ibu Yaya adalah anak mereka satu-satunya. Namun mereka tidak punya pilihan lain selain mengikuti Bapak, bukan?
"Halo ma.."
Terdengar suara Ibu Ayu yang baru saja mengangkat telpon dari Oma.
"Nggih ma, nanti Ayu sampaikan ke Yaya dan Mas Tyo"
Setelah sambungan terputus Ibuku segera memanggil Yaya
"Dek.."
"Kenapa bu?"
"Libur panjang nanti Oma minta kamu ke Jogja, kangen banget dia. Terus juga katanya kamu mau dikenalin sama cucunya temannya tuh"
"Hah? Dikenalin gimana? Cucunya temannya? Siapa bu?"
"Satu-satu dong nanya nya. Ibu juga kurang paham waktu Oma ngomong, tapi kayaknya Oma mau ngejodohin kamu" jawab ibu dengan nada santai.
"HAH?! Aku kan punya pacar bu" ucap Yaya tidak setuju
"Ibu tau, tapi kan cuma kenalan aja, apa salahnya si kenalan dulu, daripada Oma mu ngomel"
Selalu. Ibu tidak bisa menolak keinginan Oma dan meminta Yaya untuk menuruti nya saja. Huh, sungguh menjengkelkan.
Yaya hanya terdiam lalu beranjak ke kamarnya
"Oh iya dek..."
Yaya menghentikan langkahnya
"..kalo nggak salah tadi Ibu denger namanya Regen"
"HAH?! REGEN?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Jogja dan Ceritanya
RomansaJangan paksakan sesuatu yang memang sudah terasa menyakiti. Boleh jadi setelah kamu melepaskan 'batu karang' itu, 'sang mutiara' datang?