Bagian 27

31 3 0
                                    

Yaya menangis di dalam mobil selepas kejadian tadi.

"Maaf ya mas, aku nggak tau kalo bakal begini jadinya. Mas kenapa nggak ngelawan sih? Harusnya tonjok aja tadi muka nya biar tau rasa" ucap Yaya sembari mengelap cairan yang keluar dari hidungnya

"Udah ndak papa. Mas mengerti, mungkin dia belum bisa menerima kalo kamu sudah ndak lagi sama dia. Percuma mas meladeni marahnya orang yang sedang patah hati, karena emosinya sudah pasti bikin dia buta. Ya jadi seperti orang gila, persis kayak yang kamu bilang tadi" ucapan Regen membuat Yaya sedikit terhibur

"Sini.." Regen merentangkan tangannya bersiap untuk memeluk dan menenangkan Yaya

Demi apa? Ngajak pelukan? YASMIN, MAS REGEN NGAJAK PELUKAN?!

Tanpa pikir panjang, wanita itu lantas berhambur kedalam pelukan pria dihadapannya. Dibelainya surai hitam Yaya membuat hatinya kini merasa lebik baik

"Tapi, boleh ndak kalau lain kali ndak perlu main fisik? Kalau sudah keterlaluan bisa langsung ditinggal pergi saja. Boleh?" Regen menasehati dan memberi saran dengan lembutnya, membuat amarah Yaya yang sedari tadi memuncak perlahan mulai turun.

"Iya mas" jawab Yaya dari dalam pelukan Regen.

***

Setelah menginap semalam di rumah Yaya, pagi ini Yaya mengantar Regen ke bandara untuk pulang kembali ke kota asalnya. Ibu, Bapak, dan Mas Nendra sudah meminta maaf pada Regen karena harus bekerja sehingga tidak bisa ikut mengantar.

"Mas masuk ya" ucap Regen berpamitan masuk ke dalam bandara

Entah mengapa kali ini Yaya merasa tidak sesedih perpisahan sebelumnya.

"MAS REGEN!" teriak Yaya yang menghentikan langkan pria itu. Lantas Regen menoleh

"Aku mau peluk dulu boleh?" tanya Yaya

Tanpa menjawab apapun Regen lantas memeluk Yaya erat. Mereka tenang beberapa saat dalam posisi itu. Pelukan mereka diakhiri dengan kecupan singkat yang Regen berikan di kening Yaya.

Seluruh dunia harus tau kalo jidat gue barusan silaturahmi sama bibirnya Regen Gelanov. AAAAAA!

Sesampainya dirumah, Yaya lantas merebahkan dirinya. Membayangkan adegan romantis yang baru saja terjadi membuatnya salah tingkah sendiri

Pinjem Dulu Seratus

Anda
Lorang tau apa?

Mba Olak
APA?

Niken Anak Fahri
Enggak. Apaan?

Anda
GUA CIUMAN AMA MAS
REGEN HAHAHAH🤌

Niken Anak Fahri
HAHH? Serius?
demi apa??

Mba Olak
Dimana?!

Anda
IYA SERIUS.
Di bandara tadi😎

Mba Olak
Anjir didepan orang rame?!

Anda
IYA COK

Niken Anak Fahri
KOK BISA?! Dia kan soleh?

Anda
Bisa lah. Tadi kan gua anter dia,
terus kita pelukan, terus dia
cium jidat gua hahaha😘🥰

Niken Anak Fahri
Terus-terus?

Anda
Kok terus?
Yaudah lah gitu doang

Mba Olak
Anjir gua udah nungguin
bagian serunya.
Ekspektasi gua ketinggian
sialan🙂🙂🙂

Niken Anak Fahri
YA ITU BERARTI
BUKAN CIUMAN

Mba Olak
Babi lah Yak🥲🖕

Anda
HAH? Bukan?

Mba Olak
Terserah

Niken Anak Fahri
Fak kata gua teh

Emang ciuman itu harus bibir sama bibir ya?

***

Hari sudah berganti malam. Kini Yaya dan keluarga tengah menyantap makan malam buatan ibunda tercinta.

"Makasih ibu cantik" ucap Yaya setelah menghabiskan makan malamnya

"Bapak dan Ibu bersyukur, sekarang kuliah adek udah selesai. Adek sudah dewasa sekarang. Kalau kedepan nya adek menemui ujian, adek nggak boleh mudah menyerah ya? adek harus senantiasa berjuang dan berdoa. Karena pada dasarnya manusia itu hidup untuk menghadapi ujian dan seirama dengan hal itu pula rahmat dan perlindungan Allah menyertai kita" Yaya mengangguk setelah mendapat wejangan dari Bapaknya.

"Assalamualaikum" terdengar salam dari luar

"Waalaikumsalam. Loh?" ucap Yaya kaget

Kini Bapak, Ibu dan Yaya tengah duduk diruang tamu, bersama dengan tiga orang yang tadi datang. Mereka adalah Gibran dan kedua orang tuanya.

"Yas, aku mau nepatin janji ku 3 tahun yang lalu. Kita pernah berjanji akan menikah setelah kita sama-sama lulus kuliah kan?" ucap Gibran yang lalu dibalas ekspresi bingung oleh Yaya. Yaya kaget bukan main.

HAH?!

"Benar, Pak, Bu, Yasmin. Sebelumnya, maaf mengganggu waktunya. Saya Hilmawan Rajasa dan ini istri saya Kartika. Kami orang tua dari Gibran yang mungkin sudah tidak asing lagi dilihat oleh bapak dan ibu.."

"Maksud dan tujuan kedatangan kami kemari adalah untuk melamar Yasmin untuk putra pertama kami, Gibran Rajasa"

Jogja dan CeritanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang